13. Galtero, Ethan dan William

5.3K 760 40
                                    

Happy Reading 📖

"kakek! Ethan linduuu~"

Galtero yang mendapat kerinduan dari sang cucu kini tengah tersenyum hangat. Wajah yang semula suram kini telah menghilang di gantikan wajah yang menurut nya tampan.

"Ethan syudah penuhi janji Ethan. Tapi kakek lama tidak datang jenguk Ethan. Ethan nyaman sama papa.. makasih kakek hihihi" ucapnya panjang dengan riang.

Galtero mensejajarkan tingginya dengan Ethan, mengusap lembut Surai perak yang sehalus kapas. Makin hari rambut Ethan makin halus dan berkilau. Bahkan pipinya kini bertambah bulat dan besar, Galtero berpikir apa cucu nya ini jikalau makan bisa sampai satu kuali ka habiskan?

"Maafkan kakek tampan mu ini, sayang. Kakek sedang mengurus beberapa semut kecil. Ngomong-ngomong, apa Ethan mau tinggal bersama kakek dulu?" Tanya Galtero pada Ethan, dan langsung mendapatkan anggukan semangat dari si empu.

Galtero menggendong depan Ethan, takut-takut anak itu akan jatuh ketika ia gendong belakang.

Langkah lebarnya terus menelusuri lorong mansion William dengan arahan si cucu. Galtero pikir, ruang kerja William akan sangat jauh dengan kamar si bungsu, tapi ternyata ruang kerja itu ada di sebelah kiri kamar Ethan. Sedangkan kamar William berada di sebelah kanan kamar Ethan.

Ethan akan tidur sendirian jika anak itu merengek ingin tidur sendiri, William setiap malam diam-diam tidur di samping buah hati. Takut-takut terjadi sesuatu hal yang tidak di inginkan.

Walaupun penjagaan di mansion William ketat, namun tidak membuat Galtero mengurungkan niatnya untuk mengunjungi William. Dia sudah memisahkan para prajurit dengan dirinya dan Ethan yang akan pergi ke ruang kerja William dengan sihir pemisah dimensi.

Tanpa permisi, Galtero langsung saja memasukan tubuhnya dan tubuh cucu kesayangannya ke dalam ruang kerja William. Dapet Galtero lihat, banyaknya tumpukan kertas putih yang menumpuk di atas meja kerja William.

Dahinya mengernyit heran, lantaran melihat adanya asap hitam yang menyelimuti tubuh kekar William dan itu terlihat samar. Tidak dipungkiri, tubuh William memang terlihat bagus, Namun tidak sebagus dirinya. Pikir Galtero narsis.

''Ehem..!''

Lama memandangi kertas putih yang berisi tulisan itu membuat William merasa seperti berhalusinasi melihat orang yang dirindukannya setiap saat. Namun saat matanya melihat ke depan, dimana ada seseorang yang tidak di kenal sedang menggendong anak kesayangannya itu membuat sikap waspada William datang.

"Darimana dia datang? Mengapa aku tidak merasakan kehadiran nya?" Batin William. Dan mengapa anak kesayangannya ini malah diam saja digendong orang baru di kenal, dan apa itu? Mengapa Ethan bermain-main dengan rahang tegas lelaki itu? Apakah dirinya kurang tampan sehingga Ethan menempel pada lelaki itu?!

"Siapa kau?" Tanya William dingin. Alih-alih menjawab pertanyaan, lelaki yang memiliki rambut panjang berwarna merah darah itu mendudukkan dirinya di sofa empuk milik William, tidak lupa memangku Ethan yang sepertinya sedang menahan kantuk.

"Aku hanya ingin mengunjungi cucu kesayanganku. Apakah tidak boleh?"

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya lagi William, matanya menelisik setiap gerak-gerik lelaki di depannya. Bukankah tadi dia bilang cucu? Lantas mengapa dia tidak terlihat seperti seorang kakek-kakek? Ini aneh! Sungguh aneh.

"Tak usah memandangku seperti itu anak muda! Ini pertemuan pertama kita. Bahkan ketika kau menikahi putriku kau tidak berkunjung ataupun datang ke kediaman keluarga ku, pun meminta restu tidak. Ck! Anak nakal itu ternyata sudah memiliki seorang putra yang sangat manis" ucap Galtero sendu. Membayangkan putri ke-dua nya menikahi manusia membuat hubungan keduanya merenggang.

The Prince of Dragon | ONGOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang