06. Mansion Sylvester

8.4K 1K 6
                                    

Iring-iringan Duke Sylvester sudah sampai di Dukedom Sylv, wilayah kekuasaan miliki Duke Sylvester.

Mulanya, keluarga Duke Sylvester merupakan keluarga dari keturunan tabib dengan tingkat penyembuhan 95% yang artinya, obat-obatan yang dibuat selalu ampuh.

Namun untuk kepemimpinan sekarang yang di ambil oleh William, keluarga Duke Sylvester menjadi keluarga berpedang yang sama dengan Count Eginhardt, dan ini merupakan kerjasama yang menguntungkan.

Rombongan itu memasuki halaman luas Duke Sylvester, namun dapat William lihat ada satu kereta kuda warna coklat dengan lambang buku dan pena yang di silangkan di bendera yang berwarna navy, pasti anak-anak nya pulang.

William membuka pintu kereta, menuruni pijakan dan berjalan dengan angkuh di ikuti Tom di belakangnya yang melambaikan tangan ria, seperti berada di red karpet katanya.

Para maid membungkuk sopan lantaran Tuan Besar mereka telah pulang dengan ajudan kepercayaan nya dan seorang bocah di gendongan Tuannya. Bocah?

Cloris Sylvester Stallone selaku adik perempuan William menyambut kakak satu-satunya dengan senang hati, diikuti oleh 2 anak William yang bernama Nicholas dan Leon dan juga seorang gadis berambut hitam yang berdiri di samping kiri Cloris.

Cloris sendiri memiliki rambut coklat bergelombang dengan bola mata berwarna biru terang, sama seperti William. Namun bedanya William memiliki rambut pirang seperti ibunya sedangkan Cloris berambut coklat seperti ayahnya, mantan Duke.

Dengan pembawaan Cloris yang tenang, menjadikan nya gadis cantik elegan yang di sukai dan di segani dari berbagai macam kalangan.

Dengan pembawaan Cloris yang tenang, menjadikan nya gadis cantik elegan yang di sukai dan di segani dari berbagai macam kalangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usia yang berpaut 16 tahun itu tak membuat nya mengurangi rasa sayang terhadap sang kakak, keluarga satu-satunya.

Usia William sekarang sudah mencapai 38 tahun dengan Cloris yang berusia 22 tahun.

"Selamat datang kembali, Kakak" salam Cloris membungkuk sopan dengan gaun yang sedikit ia tarik di kedua sisinya.

"Aku pulang Cloris. Terimakasih sudah menyambutku seperti biasanya." Balasnya diikuti tangan besar William yang mengusap lembut rambut adik kesayangannya.

Melirik ke arah kanan, dimana ada gadis dengan rambut hitam panjang tengah menatap intens William, dan begitu tersadar gadis itu langsung membungkuk penuh hormat "Selamat datang kembali Duke William Sylvester Stallone, semoga berkah Dewa senantiasa menyertai Anda"

Alih-alih mendapatkan balasan, William justru tidak menggubris gadis tersebut. Dia lebih memilih abai dan memasuki kamar dengan tetap menggendong bungsunya.

Nicholas tidak tinggal diam, dia sedari tadi melihat ayahnya yang membawa bocah kecil yang mirip seperti ayahnya. Leon juga tak melepaskan pandangannya dari bocah gembul yang dirinya lihat sebagai duplikat Ayahnya.

"Eugh" tubuh kecil itu menggeliat dalam kasur king size milik William. Mata besarnya meneliti setiap inchi penjuru kamar.

Kamar dengan nuansa abu-putih itu terlihat sangat nyaman untuk dilihat. Warna yang begitu menenangkan namun mencengkam sekaligus, membuat nyalinya menciut.

"Papaaa"

E-than, bocah yang William bawa itu baru bangun tidur, dia mencari keberadaan papa nya. Namun tidak ia temukan.

Atensinya teralihkan ke pintu kamar dimana ada 2 orang pemuda memasuki kamar yang ia tempati. Yang satu berambut hitam legam dengan rahang tegas dan hidung mancung, jangan lupakan kacamata bulatnya bertengger apik di hidung mancungnya.

Dan yang satu memiliki rambut pirang panjang yang di kuncir di belakangnya, dengan bola mata biru seperti dirinya, papanya dan juga lelaki berambut hitam di depannya.

E-than bingung. Kakeknya tidak memberitahu apapun selain papanya, jadi siapa dua pria didepannya?

"Eum? Syapwa?" Tanyanya penasaran dengan jari telunjuk kiri yang masih di emut juga kepala yang di miringkan.

"Aaaa imut sekali" teriak pria yang berambut pirang itu. Sedangkan yang berambut hitam berlalu pergi menuju pintu yang berada di sebelah kanan E-than dimana disana adalah pintu kamar mandi dan bertepatan dengan itu papanya E-than keluar dengan hanya memakai handuk kimono yang terlilit di badannya. Namun tetap saja, dada bidang dan roti sobeknya terekspos.

"Siapa?" Tanya pria berambut hitam legam yang diyakini bernama Nicholas, anak pertama William dengan Rose.

"Bungsu" jawabnya singkat namun langsung dimengerti. Nicholas langsung pergi begitu saja meninggalkan William yang mendengus kasar dengan sikap putra pertamanya.

Nicholas merebut paksa E-than dari Leon, tentu saja Leon merengut kesal karena kakaknya pasti akan memonopoli E-than.

Dia tadi mendengarkan kalau bocah gembul duplikat ayahnya itu adalah si bungsu, ia tidak tau maksud ayahnya itu anak kandung atau anak angkat tapi tetap dia menyukai bocah gembul yang di panggil E-than itu.

"Namaku Nicholas, kakak tertuamu" ucap Nicholas ketika dia mendudukkan dirinya di kasur dan memangku E-than.

"Nithoyassh, ata nithoyassh hihi".

"Hallo dedek, kalau kakak Leon." Sapa Leon dengan mencium punggung tangan E-than, aksinya tentu saja mengundang amarah dari pawangnya, siapa lagi kalau bukan William.

William langsung mengambil paksa tubuh kecil E-than, Nicholas hanya menggeram menahan amarah namun dia tahan karena dia tidak ingin adik nya menjadi takut.

"Ata eyon, ata nithoyassh.. danan mayah papa, E-than dak utaaa" tentu saja Nicholas juga Leon akan langsung menuruti permintaan adik kecil mereka.

"Hahaha bungsu papa memang pintar" pecah sudah tawa William yang ia tahan sedari tadi, gemas dengan anak bungsunya.

"Hihi E-than tayyang papa banak-banak" ucapnya riang, dan dia balas dengan senyum tulus dari William yang mana membuat ke-2 anaknya kaget.

Tanpa basa-basi lagi, William mencium gemas seluruh wajah E-than mulai dari pipi kanan, kiri, hidung mungilnya, kening, dan terkahir ia kecup bibir tipis berwarna pink alami milik putra bungsunya. Manis, itulah yang William rasakan.

Kasian Nicholas sama Leon jadi iri huhuu.

***

The Prince of Dragon | ONGOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang