Pernikahan menjadi impian banyak orang, tak terkecuali Chanyeol. Sejak kecil ia sering diajak ibunya untuk menghadiri resepsi pernikahan, entah dari kalangan keluarganya atau teman-teman ibunya dulu. Melihat perempuan-perempuan itu tampak bahagia dan cantik dalam balutan gaun berwarna putih tentunya membuat Chanyeol sejak kecil membayangkan, kira-kira akan secantik apa calon istrinya di hari pernikahan mereka nanti? Selain itu, siapakah sosok istri yang akan menjadi pendamping seumur hidupnya? Siapapun itu, ia harap adalah seseorang yang mengenal dirinya sangat baik. Seseorang yang mengerti dirinya. Mungkin seperti Chaeyoung.
Membayangkan dirinya menikah dengan anak tetangga rumahnya itu tentu saja selalu berhasil membuat Chanyeol tersenyum sendirian. Sejak pertama kali bertemu di usianya yang ke 14 tahun, Chanyeol memang sudah menyukai Chaeyoung yang 5 tahun lebih muda darinya. Chaeyoung selalu bersikap manis, bergantung padanya mengenai banyak hal dan memberikan perasaan bahagia yang tidak pernah Chanyeol dapatkan dari orang lain sebelumnya. Sebenarnya Chanyeol sendiri sangat tampan, ada begitu banyak gadis yang menyatakan cinta padanya seiring ia beranjak dewasa. Akan tetapi, rasanya ia tidak bisa berpaling dari Chaeyoung sama sekali.
Mereka tumbuh bersama dan sosok Chaeyoung sesuai dugaannya dulu, gadis itu tumbuh menjadi perempuan dewasa yang sangat cantik dan sudah pasti diidolakan banyak pria. Mereka memiliki hubungan yang sangat dekat mengingat sampai dewasa pun mereka masih bertetangga. Tak jarang ibu mereka suka bercanda mengenai 'perjodohan' yang tentunya ditanggapi Chanyeol dan Chaeyoung dengan malu-malu. Sebenarnya Chanyeol sendiri tidak keberatan jika suatu hari perjodohan itu memang ada. Hanya saja, ia pikir akan lebih menyenangkan jika mereka bersatu memang karena keinginan satu sama lain alih-alih karena perjodohan orang tua.
Tiba-tiba saja ia teringat dengan obrolannya bersama Chaeyoung ketika ia hampir lulus kuliah. Mereka membicarakan masa depan di gazebo kolam renang yang ada di rumah Chaeyoung; salah satu kegiatan favoritnya bersama gadis itu. Jika bicara soal masa depan, tentu tidak luput dari obrolan tentang pasangan hidup. Chanyeol tidak begitu ingat siapa yang memulai obrolan itu duluan, yang jelas ia larut dalam setiap diskusi mereka. Menatap Chaeyoung berbicara serius adalah kegiatan favorit Chanyeol yang tidak pernah diketahui oleh gadis itu.
"Kau sendiri ingin menikah dengan siapa?" tanya Chanyeol saat itu. "Banyak yang bilang kalau jodoh itu biasanya tidak terduga. Terkadang bisa begitu jauh, terkadang bisa juga sangat dekat. Bahkan saking dekatnya hampir tidak kita sadari karena kita terlalu sibuk pada diri sendiri. Ada yang menikah dengan seseorang di negeri seberang, ada yang menikah dengan seseorang yang di masa sekolah sangat ia benci, bahkan ada juga orang yang menikah dengan sahabatnya sendiri. Katanya juga kita bisa menemukan pasangan hidup di lingkungan tempat tinggal ataupun lingkuhan pendidikan. Menurutmu mana yang lebih baik?"
Chaeyoung berpikir sejenak sebelum menjawab. "Kurasa bukan itu poinnya. Di manapun dan kapanpun bukan yang menjadi persoalan. Selama kita bersama orang yang tepat, bukankah itu pasti selalu menjadi pilihan terbaik dalam hidup kita?"
"Kau benar," Chanyeol mengangguk setuju dengan diselingi kekehan sebelum lelaki itu menepuk puncak kepala Chaeyoung. "Aku baru tahu kalau kau bisa sedewasa ini, padahal dulu kau cengeng sekali. Tidak sabar melihatmu sebagai wanita dewasa yang sesungguhnya. Kuharap aku bisa menyaksikan itu langsung dengan kedua mataku sendiri."
"Aku juga ingin menyaksikan pertumbuhanmu sebagai pria dewasa nanti. Aku penasaran, bagaimana saat kau menjadi seorang suami? Apa kau akan jadi suami yang dingin sebagaimana sikapmu pada gadis-gadjs di luar sana? Atau justru kau bisa jadi suami yang selalu menempel pada istrimu? Aku ingin melihatnya langsung. Tapi, bagaimana caranya?"
Chanyeol tidak tahu apa maksud pertanyaan Chaeyoung waktu itu, tapi jika ia boleh bersikap percaya diri maka ia sempat berpikir kalau Chaeyoung sedang memancingnya ke topik hubungan mereka yang saat ini masih sebatas teman sejak kecil. Chanyeol tidak bodoh, ia tahu arah pembicaraan para kaum hawa semacam ini. Hanya saja, terkadang Chaeyoung bisa menjadi sosok yang sulit ditebak. Jika ia meninggikan harapan, tentu saja risikonya Chanyeol harus siap sakit hati. Masalahnya adalah pria itu belum siap untuk sakit hati jika ia harus menelan rasa kecewa yang menjadi buah dari rasa terlampau percaya dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUMBS✅️
FanfictionAU. Romance/Comedy/Angst. Orang bilang kalau cinta itu benar-benar ada hanya pada saat pendekatan. Ketika sebuah hubungan terjalin, cinta hanyalah remahan saja apabila dibandingkan dengan kecemburuan, komunikasi dan pastinya komitmen. Kumpulan onesh...