009

56 32 147
                                    

~ H A P P Y  R E A D I N G ~

°

°

°

Bel pulang telah berlalu, Arran sudah berada di dalam mobil tengah menuju arah jalan pulang.

Suasana di dalam begitu hening, tidak ada yang memulai percakapan antara Cakra maupun Arran.

Dia hanya termangu memandangi pepohonan yang terlintas, sambil menopang dagu dekat kaca jendela mobil.

"Cakra, orang itu udah pulang ke rumah?" Tanya Arran ditengah-tengah kesunyian.

"Tuan Fernand? Dia sudah pulang sejak siang tadi tuan." Jawab Cakra tanpa mengalihkan pandangannya yang fokus menyetir.

Arran hanya ber "oh" saja sebagai balasan. Dan suasana kembali sunyi.

10 menit kemudian mereka telah sampai di rumah, Arran langsung keluar dari mobil, dan bergegas menuju ke dalam rumahnya.

Dia mencari keberadaan ayahnya di ruang tamu, tapi tidak juga menemukannya, lalu Arran menyusuri area halaman belakang,

Ia menemukan Fernand yang tengah duduk santai dengan sebuah tablet di pangkuannya dengan ditemani secangkir kopi hitam yang masih mengepulkan uap panas.

Berjalan perlahan tanpa menimbulkan suara. Namun, sayangnya kedatangan Arran sudah dulu diketahui oleh Fernand.

"Seharusnya kamu memberi salam dan bukan mengendap-endap seperti pencuri."

Arran tersentak, ternyata telinga Pak tua itu masih tajam.

Meskipun sudah hampir menginjak usia kepala empat, wajahnya masih terlihat awet muda.

"Kita perlu bicara. Kedatanganmu ini cukup mendadak untuk seseorang yang menelantarkan anak-anaknya selama 5 tahun lebih." Cetus Arran sedikit ada penekanan.

Fernand melirik putra sulungnya itu, lalu sedikit menghela napas pendek.

"Baik, kita akan bicara. Ayah akan ceritakan apa yang ingin kamu ketahui." Ujar Fernand dengan intonasi tenang.

Setelah sekian lama kedua ayah dan anak ini kembali bertemu, ada banyak sekali penjelasan yang Arran ingin ketahui.

Mengapa ayahnya meninggalkan mereka? Kemana dia selama 5 tahun terakhir? Apa dia tidak pernah mengkhawatirkan keluarganya? Dan apa alasan dia mengangkat Rubi sebagai anaknya? Semua, Arran ingin mengetahui semuanya.

Tidak ada alasan lagi baginya untuk tidak mengetahui hal itu, karena menunggu selama lima tahun itu bukan waktu yang sangat sedikit baginya.

***

Suasana di tengah kota cukup ramai, sudah hampir petang, lampu-lampu jalan kini sudah menyala tapi Jessya masih berkeliling menyusuri jajaran toko untuk membeli barang kebutuhannya.

"Nona Jessya, apa masih ada tempat yang ingin anda datangi? ini sudah hampir petang dan juga sepertinya Nona sudah membeli banyak barang kebutuhan yang Nona inginkan." Tutur Cakra yang mengekor di belakang Jessya dan Rubi.

"Sebentar lagi yah." sahut Jessya.

Sehabis menjemput Arran, Jessya meminta pada Cakra untuk menemaninya keluar sebentar untuk membeli beberapa barang. Terkurung di rumah membuatnya bosan, karena demamnya sudah turun jadi dia memutuskan untuk pergi jalan-jalan sebentar. Itu membuat pikirannya terasa lebih segar.

Arran "Before The Strom" [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang