"PING!!!"
Echa meraihnya hp nya itu, dibacanya dalam hati bm dari sahabatnya itu,
"Kamu buat project apa cha? Aku, biru dan rara gak tau harus buat apa. Jadi kami mau cari inspirasi ke Bukit hari sabtu nanti, dan minggu sih pulangnya, kamu mau ikut enggak?"
Echa mulai mengetik balasan untuk hibi,
"gatau bi, aku belum tau mau buat apa, aku akan cari inspirasi dengan citra, aku udah janji sama dia, kami akan ke pantai, maaf bi, maaf banget".
Semenit berlalu tanpa balasan, echa meraih hp nya, ia melihat ke Profil Hibi, hanya di read hibi,
"Aku tahu kamu kecewa bi, tapi sorry bi, padahal kamu selalu ada untuk aku" bisik echa dalam hatinya.
Ia tak pernah menyempatkan waktunya untuk sahabatnya, padahal sahabat-sahabatnya selalu mendukungnya, bahkan echa tak sanggup teriak dalam hatinya, ia hanya bisa berbisik, saat ini dia benar-benar cemas.
----------------------------------------------
Sementara itu dikamar hibi"Kamu beneran gamau balas bm echa bi?" Tanya biru,
"Enggak, kurasa ini udah keseribu kalinya, kita ngajak dia, bahkan ini juga udah kayak rutinitas ku untuk mengajaknya. kita tetap berprestasi, gitu juga dia, dia sudah gede, dia sudah punya jalannya sendiri, dia anak yang cerdas akan sesuatu, tapi dia terlalu lugu untuk mengetahui perasaan seseorang kepadanya, begitu juga rara" jelas hibi.
"Kenapa rara dibawa-bawa? Dia kan Cuma keong hanyut yang gak peka-peka" nyolot biru.
"Dan kamu menyukainya" jelas hibi seolah memaksa masuk kedalam hati biru melihat segala isi hatinya kepada rara.
"Iya sih bi. Iya, aku suka" Jelas biru, tanpa ia sadari Pipinya mulai memblushing
*PRANG!!*
Suara piring pecah itu sontak membuat biru dan hibi terkejut.
"Oh, maaf-maaf. Aku gak sengaja" rara segera membereskan piring-piring yang pecah itu.
"Ra? Kamu salah paham ra" sahut biru menuju rara. Biru mengangkat wajah rara.
"Ra? Kamu kenapa?" Tanya biru melihat rara yang sudah penuh dengan air mata di matanya.
"Aku gapapa-gapapa" rara berlari keluar kamar hibi, meninggalkan mereka berdua.
"Kini semuanya benar-benar hancur bi" sesal biru.
"Sepertinya kita gak bisa cari inspirasi bertiga untuk saat ini atau mungkin selamanya bi. Aku pulang" sambung biru hendak ingin meninggalkan kamar hibi.
Namun biru meng-urungkan niatnya setelah melihat echa berada di depan pintu kamar hibi.
"Ada apa? Kenapa rara? Bi? Kenapa kamu gabalas BM aku?" Tanya echa.
Hibi tak membalas pertanyaan echa, ia merasakan lututnya lemas, sekarang ia merasa benar-benar anemia untuk saat ini, ia menjatuhkan bebas badannya, namun biru dengan sigap menolongnya, membuat rara yang kembali untuk mengambil tasnya kembali shock dan pingsan.
Saat terbangun, Rara mendapati tubuhnya terbaring disebelah hibi yang pucat pasi, ia ingin pergi, namun tangannya di cengkram kuat oleh hibi.
"Kamu salah paham ra, tadi itu aku maksa biru buat jujur sama perasaannya ke kamu, biru menyukaimu selama ini , itu yang sebenarnya ingin aku pertanyakan hari ini, dan biru jawabnya saat kamu datang, terserah percaya atau enggak, " Jelas Hibi.
Rara tak menggubrisnya, ia hanya meraih hp yang ada dikantongnya, ia dapati BM biru....
"Kamu salah paham".
"Jangan salah paham
"plisss"
"Nona manis makin imut deh kalau ngambek"
"Duh, apasih aku ini"
"Ra jangan salah paham dong pliss"
"Ra sumpahya love banget nya ke kamu deh"
"Duh aku mulai ngaco kan"
"Raraaaaaaaaa
"Ra,Beli es krim yuk, tapi jangan salah paham"
"Ra kita jalan bedua kapantai yok?"
"Aku mau jelasi semuanya"Begitulah isi BM nya
Rara hanya me- Read bm biru.
"hahahaha lihat deh bi, biru itu hebat ya, bodoh lagi, kamu yang semangat ya bi" geli rara melihat BM dari sahabatnya itu.
"Sampe dia mengatakannya dengan jelas, aku bakalann berhenti pura-pura gak peka" senyum licik rara pun mekar diwajahnya.
"Apa? Jadi selama ini kamu peka? Ngerti dikodein dia gitu? Terus kenapa belaga blo'on gitu? Sampe tadi nangis segala? Ha? Jawab kamu!" kesal hibi.
"Aku cuma gak pingin Ge'er dulu seperti kamu dulu waktu SMA hahahaha" geli rara.
Dengan sigap hibi memukul kepala rara dengan bantal,
"Tuh, rasain!" nyolot hibi.
Tak ada yang perduli dengan maksud kedatangan echa tadi, mereka sudah terbiasa dengan ketidakhadiran echa.
Tapi melihat wajah kaku echa tadi membuat hibi menjadi takut untuk bertemu echa kembali, tak tahu, ia tak pernah tahu kenapa.
----------------------------------------------
Matahari keluar dari tempat peraduannya. Biru berjalan gontai ke arah gedung MANAJEMEN GLORY."Loh? Echa? Kamu ngapain? Mau cari masalah lagi? Hah?!" biru mencengkram kerah baju echa, ia sangat kesal terhadap echa, kalau saja echa tak seperti ini, ia rasa rara sampe gak perlu salah paham begitu.
"Aku Cuma mau ketemu hibi! Lepasin! " echa mencoba melepaskan cengkraman biru.
suara teriakan mereka membuat seisi jalan GLORY menoleh kearah mereka.
"Biru! Kamu kenapa sih? Echa masih sahabat kita, masih!" Rara berlari tergesa kearah mereka danmencoba merelai keduanya.
Biru senang rara mau berbicara kepadanya walaupun itu caci makian sekalipun.
Echa melihat Hibi berlari kecil menaiki tangga, hibi sepertinya ingin menghindarinya.
"Hibi! Berhenti hibi!" keras echa agar hibi yang sudah setengah jalan mendengarnya.
"Ya? Oh, Hadecha Pratama Putra rupanya, ada apa?" Tanya hibi.
"Turunlah, ada yang ingin aku katakan" pinta echa.
"Ada apa?" Tanya hibi, ia mulai menuruni anak tangga yang tadi ia naiki.
Echa melirik kekanan dan kekiri, seolah takut ada seseorang yang tak harus melihatnya mendapatinya.
"Citra memburu mu, ia cemburu buta padamu, berhati-hatilah".
"Kumpul di danau seperti biasa waktu SMA, jam 5 sore, akan kuceritakan pada kalian semua".
Echa berlari menuju Gedungnya. Hibi tak mengerti namun ia mencoba untuk menuruti perkataan echa, karena sesungguhnya ia masih sangat percaya kepada echa.
Milahibika : "Jam 5 di danau, semua terkuak"
begitulah kiranya hibi memberitahu kepada kedua sahabatnya itu melalui group BBM yang mereka buat khusus untuk mereka bertiga.
Rara hafizah : okee, goodjob
Biru Malik : great!-----------------------------------------
Aaaaaa guysss sorry pake banget atas kebodohan ku sampe ngilangin part sebelumnya, padahal aku seneng banget banyak yg baca walaupun votenya dikit :( aihhh, makasih yg udah mau baca kembali. Maaf pake banget dehhh :( :( Hari ini aku janji update fua part deh ahhh huhuhuhu :'(
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HIBI
Teen FictionCinta yang tumbuh dalam 'Persahabatan' itu emang rumit. Antara harus tetap memilih menjadi sahabat baik yang selalu mendengarkan atau menyatakan perasaan sesungguhnya yang artinya harus kehilangan sahabat? Belum lagi kesalahpahaman diantara persaha...