Sesuai dengan waktu yang dijanjikan, mereka berkumpul didekat danau yang echa bilang. Echa mulai menceritakan semuanya kepada mereka.
Perlu kalian ketahui
Citra adalah gadis cantik keturunan Jawa Jerman, Idaman semua lelaki. Tak ada masalah dikehidupan SMP dan SMA nya. Keluarganya sangat berharap kepadanya sampai memberikan dan rela melakukan apapun demi citra si jenius seni itu, Bila tak di beri, ia menyakiti dirinya sendiri, atau mengancam bahkan melukai orang yang akan menjadi sasarannya atau pun orang yang menghambat jalannya. Echa sadar setelah 1 bulan pacaran dengan citra, citra hanya terobsesi dengannya. Bukan tidak letih echa menjaga citra yang brutal itu. Sudah banyak korbannya, begitu banyak gadis yang telah ia lukai, mulai dari yang ia tolak dari tangga, bahkan guru perempuan muda yang ingin membantu echa membuat project ia lukai dengan bioalanya. Tak ada yang berani memarahinya, keluarganya sangat berpengaruh terhadap perkembangan universitas GLORY. Jika Echa pergi ke sahabatnya dan membiarkan citra sendirian, maka bisa dijamin sahabat nya itu akan terluka dibuatnya, echa tak tahu kapan ini berakhir, saat ini citra sedang sibuk untuk membuat project, semoga saja ia tak melihat echa didanau bersama ketiga sahabatnya.
“Bodoh! seharusnya sudah sedari dulu kau menyadarinya dong, sekarang apa gunanya? Aku gak yakin kamu bisa lepas dari jerat nya” Rutuk biru ke Echa yang bodoh itu baginya.
“Lalu, kenapa sekarang aku yang jadi sasarannya?” Tanya hibi.
“Selama dua tahun ini aku menyembunyikanmu bi, siapa kamu sebenarnya, aku menyembunyikanmu, saat berbicara padanya aku selalu salah manggil, aku selalu menyebut namamu, aku sadar, dulu aku hanya kagum sama cara-cara nya memikat hati para lelaki. Tak kusangka aku benar-benar terjerat” Echa menunduk tak sanggup melihat mata hibi.
“Sekarang semuanya terlambat cha” kata hibi.
“Iya! Sekarang semuanya sudah terlambat! Hahahahahhahaha!” Entah datang dari mana citra sudah menjambak kuat rambut panjang nan lembut milik hibi itu, ia mencoba meronta, namun rasa nya anemia lagi, ia tak sanggup meronta lagi, pasrah dan berdoalah kekuatannya,
“Citra! Hibi gasalah! Kamu lepasin dia, atau kamu akan menyesal seumur hidup citra!” pekik Echa.
“Aku menyesal seumur hidup? Come on sayang, aku yang akan membuatnya menyesal seumur hidup deluan, tak ada yang tak bisa kulakukan, hahahaha!!!” Citra mencoba untuk menyayatkan guntingnya keleher hibi.
“Oke! Citra! Apa yang kau mau sekarang? Aku mohon, jangan sakiti dia, aku mohon.” Mohon echa kepada citra, tanpa sadar air mengalir dari mata echa.
Citra tertawa lepas menandakan kemenangan sudah mulai ia genggam.
“Aku mau kamu lamar setelah project selesai nanti” Seru Citra.
“Apa? Jangan gila cha, aku gabakalan biarin kamu dikuasai oleh psikopat ini!!” Teriak biru.
Citra tak ingin echa goyah, ia ingin memenangkan perhelatan ini. Ia menggunting tipis bibir hibi dan sontak membuat hibi teriak kesakitan, dan semua pengunjung yang ada didanau itu menangis teriak histeris melihat penderitaan yang hibi terima saat ini.
Biru ingin menghantamnya namun ia dicegah oleh rara, rara tau, semakin merasa terancam, maka citra akan semakin bahaya untuk hibi.
Kondisi hibi semakin lemah, tak ada yang berani menolongnya.
“Echa sayang! Hibi semakin lemah! Kau tak mau dia lebih sakit kan? Cepat putuskan!” Paksa citra.
“Aku gabisa citra!” pilu echa.
“Jangan bodoh echa!, dia akan semakin melukai hibi! Lepaskan dia Physico!” Pekik Rara, ia sudah tak bisa membendung amarahnya lagi.
Kalimat rara membuat citra semakin memanas, ia melempar hibi yang melemah ke batuan besar, sehingga membuat hibi harus mengalami pendarahan dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HIBI
Teen FictionCinta yang tumbuh dalam 'Persahabatan' itu emang rumit. Antara harus tetap memilih menjadi sahabat baik yang selalu mendengarkan atau menyatakan perasaan sesungguhnya yang artinya harus kehilangan sahabat? Belum lagi kesalahpahaman diantara persaha...