JAEMIN X WINTER FANFICTION!!
17+ || Warning, This story has violent scenes, harsh words, alcohol, cigarette, and some mature element.
___
"Aku butuh banyak uang, ayo tidur sama aku kak." - Winta Terra Arianna.
"Once I've started, I won't stop." - Na...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°•°
Hari ini hari dimana mami Winta akan menjalani operasi transplantasi sumsum tulang belakang. Winta sedang menunggu diluar ruang operasi, dan operasi sudah berjalan sekitar dua jam, namun belum juga ada tanda-tanda bahwa operasi akan segera selesai.
Winta duduk dengan cemas. Dia sampai izin tidak berangkat ke sekolah demi mami nya. Dia izin lewat Niken, dan sudah jelas Niken sangat mendukung keputusan Winta untuk izin sehari saja.
Mami Winta masuk ruang operasi sekitar pukul sepuluh pagi. Hingga akhirnya, setelah dua jam lamanya Winta menunggu, satu jam kemudiannya, lampu ruang operasi padam. Menandakan bahwa operasi sudah selesai.
"Dok, bagaimana keadaan mami saya?" tanya Winta pada dokter yang menangani mami nya.
"Puji syukur, operasi transplantasi sumsum tulang belakang yang dijalani ibu Rosa berhasil. Saya akan memantau kondisi beliau. Jika memang nanti terjadi infeksi atau komplikasi lain, ibu Rosa harus dirawat inap kembali sampai kondisinya membaik."
"Selama beberapa minggu pertama, saya akan melakukan transfusi sel darah merah dan sel keping darah secara berkala sampai sumsum tulang baru dapat memproduksi sel darah dalam jumlah yang cukup."
"Setelah menjalani proses pemulihan dirumah sakit, ibu Rosa boleh pulang tapi dengan beberapa ketentuan. Dan proses pemulihan bisa membutuhkan waktu sampai tiga bulan. Tapi mungkin untuk pulih total bisa memakan waktu satu tahun."
"Saya juga akan meresepkan beberapa obat untuk ibu Rosa."
Dokter menjelaskan panjang lebar dan Winta mendengarkan dengan seksama.
"Ibu Rosa akan dipindahkan keruang rawat inap, untuk resep obatnya nanti diantar oleh suster."
"Baik dok, terimakasih banyak."
Winta membungkuk sedikit tanda terimakasih, kemudian dokter pun pergi disusul dengan pintu operasi terbuka, menampilkan mami yang berada diatas brankar yang akan dipindahkan keruang rawat inap.
"Terimakasih sus." ucap Winta saat mami nya sudah berada diruang rawat.
"Sama-sama, kami permisi." Para perawat yang tadi membantu mendorong brankar mami nya pun keluar.
"Syukurlah mi, operasi nya lancar. Seenggaknya, apa yang Ta lakuin ngga sia-sia." ucap Winta sambil mencium kening maminya.
Winta beralih duduk di sofa yang berada diruang rawat inap. Niatnya akan menghubungi Niken, memberitahu sahabatnya itu bahwa operasi mami nya berjalan lancar.
