Destiny - Bag.18

2.5K 258 115
                                    

Hufttt....

105 lagi, gak bakal aku tambahin:)

Sorry jadi tergetan begitu, karena kalo gak gitu, kalian nya jadi siders sih☺️

Selamat baca:)

°•°

Winta menghilang bagai ditelan bumi. Tidak ada satu orang pun yang tau keberadaannya. Terhitung sudah hampir lima bulan sejak kejadian itu.

"Anak gue, berarti udah enam bulan ya, diperut mami nya." gumam Nathan sambil tersenyum tipis.

Cowok itu tengah berkumpul bersama tiga sahabatnya di apartemennya milik Revan.

Ketiga orang itu menatap Nathan prihatin, cowok itu berubah total semenjak kepergian Winta. Nathan sudah bukan lagi Nathan yang dulu, Nathan yang brengsek, dan suka mempermainkan perempuan.

"Badan lo makin kurus, Nath. Makan lah yang banyak." kata Haiden.

"Gue makan kok, cuma gak senapsu dulu. Sekarang tuh kaya, gue makan paling sekali."

"Gak baik buat kesehatan, apalagi gue perhatiin lo jarang tidur." kata Revan.

Nathan memang tinggal di apartemen milik Revan setelah kejadian itu. Nathan sudah tidak pernah pulang ke apartemen apalagi rumah orangtuanya. Cowok itu malah tengah membangun sebuah rumah miliknya sendiri.

"Gue gak bisa tidur nyenyak, Van. Setiap malem pasti kebangun karena kepikiran Winta sama anak gue. Pikiran gue selalu bertanya, mereka baik-baik aja atau ngga, tidur nyaman atau ngga." jelas Nathan lagi.

"Kita udah usaha buat bantu lo, cuma sampe sekarang kita belum bisa nemuin keberadaan Winta." kata Jevan.

"Gak papa, mungkin Tuhan masih mau ngehukum gue. Tapi thanks ya, udah mau bantu gue."

"Jangan ngomong begitu lah, Nath. Kita kan bestie," kata Haiden.

Nathan tertawa, "Gue pergi ya, mau liat proyek rumah."

"Hati-hati." kata Jevan.

Nathan mengacungkan jempolnya. Setelah itu, Nathan pergi menuju lokasi dimana rumahnya tengah dibangun.

Nathan mengemudikan mobilnya pelan, matanya sesekali melihat kekiri dan kekanan berharap bisa menemukannya Winta.

Ponsel yang berada di dashboard tiba-tiba berdering, dengan segera Nathan pun mengambilnya.

Tertera nama 'Babeh' disana. Dan Nathan pun dengan segera menjawabnya.

"Kenapa?" tanya Nathan langsung.

"Mami kamu sakit, sekarang dirawat. Kami bisa dateng kesini, kan?"

"Gak bisa beh, maaf. Nathan masih belum mau ketemu mami. Salam aja buat mami, semoga cepet sembuh."

"Tapi, Nath. Mami bilang mau ketemu kamu."

"Tapi Nathan gak bisa. Maaf sekali lagi. Nathan lagi nyetir, Nathan tutup." sambungan pun diputus oleh Nathan.

Destiny ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang