D

84 5 2
                                    

Dika POV.
Aku membalikkan tubuhku berniat menolongnya untuk mengambil kaos yang dipilihnya. Tapi, gerakanku terhenti setelah melihat selimut yang dibalut ditubuhnya kurang kerat sehingga bagian belakang tubuhnya kelihatan sampai di atas pinggang.

Aku terbengong sejenak memandanginya. Dan seketika aku tersadar saat dia berteriak minta tolong buat ngambilin kaos yang ada di rak atas.

"Aduhh, tolongin dong. Susah tau!"

Aku langsung mengalihkan pandanganku lalu membantunya mengambil kaos itu.

"Dasar pendek!" Ejekku sambil meraih rak atas.

"Kalo nggak iklas bantuin bilang aja kali, nggak usah pake ngejek-ngejek segala!"

"Diem aja lo, masih mending gue nolongin lo kemaren malem." Kataku sambil memberi kaos yang ada di tanganku kepadanya.

Merry POV.
Tiba-tiba, aku teringat tasku. Aku langsung duduk di atas tempat tidur setelah mengambil kaos dari tangan si dika.

"Lo kenapa lagi ?" Katanya sambil memakai kemejanya.

"Tas aku. Aaah!" Aku langsung menghempas tubuhku baring di atas kasur, masih dengan balutan selimut.

"Pake baring-baring lagi, cepat keluar, lo mau liat gue pake celana ?!"

Aku langsung bangun dan berdiri.

"Saya kan juga mau pake baju, masa saya harus nyeret-nyeret selimut ini ke kamar mandi buat ganti baju ?..." Belum sempat aku menyambung perkataanku, dia langsung menyambung.

"Bilang kek dari tadi!" Dia langsung masuk ke kamar mandi.

Baguslah kalo dia ngerti apa yang harus dia lakukan tanpa harus aku jelasin lagi ke dia.

Setelah dia masuk ke kamar mandi, aku langsung cepat-cepat ganti baju. Setelah aku memakai baju, aku langsung mengambil traning miliknya yang tadi aku ambil di rak yang paling bawah, lalu memakainya.

"Udah belom ? Lama banget sih." Teriak dika dari dalam kamar mandi.

Gila kali ni orang! Belum nyampe semenit aja dibilang lama.

"Lama dari hongkong!, ini udah selesai kali!" Teriakku dari depan pintu kamar mandi.

Si dika keluar, masih dengan handuk dan kemeja yang sudah dia pakai. Aku pun lansung berjalan menuju pintu kamar untuk keluar.

"Mau kemana lo ?"

"Lah, tadi kan situ yang nyuruh saya keluar ? Kok malah nanya saya mau kemana ?"

Ini orang beneran sinting kali ya ?.

"Ya udah sana sana!"

"Ini juga mau keluar tau!"

Aku keluar lalu menutup pintu dengan menghempasnya saking emosi dibikin si dika itu.

Aku berjalan menuju ruang tengah. Banyak foto yang terpajang di ruang tengah ini. Aku berhenti di sebuah foto besar. Foto keluarga.

"Duarrr!! Bengong aja lo." Kejutnya dari belakangku. Aku pun langsung mengedipkan mataku dan melihat ke arahnya.

Kok dia jadi sok akrab gini sih ?

"Ini..." Aku berniat menanyakan siapa perempuan kecil yang ada disebelahnya, sambil menunjuk ke foto yang digantung di dinding.

"Itu adek gue, cantik kan ?, tapi dia udah meninggal."

"Maaf."

"Gak apa kok"

Ini orang kesambet apaan sih ? Tadi ngebentakin sekarang ngomongnya lembut.

"Den, sarapan udah siap ya." Seseorang berteriak, sepertinya si mbok.

"Makan yuk."

Ini orang beneran sakit kayaknya atau kepalanya habis kejedot makanya jadi lembut gini. Dasar sinting.

Holaaa..
Semoga sukaaa!!
Part selanjutnya ntar nyusul ya ^^

My F/Luck LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang