Merry POV.
Ah tidaakk!!
Selera makan ku hilang karna teringat tasku yang hilang.Aku hanya duduk terdiam di depan meja makan menundukkan kepalaku, dan memasang muka lemas.
"Kok nggak makan sih ?"
Aku langsung menaikkan kepalaku untuk melihat orang yang bertanya padaku.
"Maaf, bukannya saya tidak menghargai, saya hanya kehilangan selera makan." Aku langsung berdiri, berjalan menuju pintu rumah dan duduk di depan rumahnya. Lumayan lah pemandangannya, halaman rumahnya dihiasi berbagai macam bunga. Cukup meringankan stresku.
Aku teringat tasku lagi. Tas itu berisi foto ayahku yang dikasi ibuku di kampung. Ibuku yang dikampung bukanlah ibu kandungku. Aku hanya anak yang dibuang oleh orangtua kandungku sendiri. Dan sekarang aku nggak punya siapa-siapa lagi. Ibuku hanya memberiku satu foto ayahku dan sebuah surat yang ditinggalkan ayahku saat membuangku, sebelum akhirnya ibuku meninggal.
Meskipun aku mengingat wajah ayahku yang ada di foto itu, gimana caranya aku bisa ngebuktiin kalo aku ini anaknya, saat aku bertemu dengan ayahku nanti.
Hancur sudah. Sia-sia aku ke kota. Kini, aku tak tau harus kemana. Uang, dan beberapa pakaianku ada di dalam tas itu. Aku bingung memikirkan cara untuk pulang ke kampung.
Yang kubutuhkan saat ini adalah uang. Tapi, gimana caranya ?. Kerja ? Kerja apa yang ada buat lulusan SMA sepertiku di kota besar ini ?, Ngemis ?, ah, gila, aku nggak boleh ngemis. Jadi apa yang harus aku lakukan ????
Aku merebahkan tubuhku di atas lantai teras rumah ini.
Tiba-tiba, ada yang membuka pintu rumah.
Dika ternyata.
Dia berjalan menuju mobilnya yang maco itu.
Waktu aku kecil, mobil itu sering disebut mobil penculik. Ya, begitulah kira-kira sebutannya.
"Mau kemana ?" Aku berdiri.
"Ya kerjalah." Katanya sambil melanjutkan jalannya menuju mobil itu. Dan dia pun berhenti. "Oh iya.." Dia membalikkan badannya dan melihatku sambil memasang ekspresi sedang berpikir.
"Iya ?"
"Nggak jadi." Jawabnya lalu masuk ke dalam mobil.
Dasar orang aneh.
Mobil itu mulai menjauh.
Aku merebahkan tubuhku lagi di atas lantai.
Kini, tiba waktunya untuk aku pergi dari sini.
Aku kembali masuk ke dalam rumah. Langkahku terhenti saat melewati ruang tengah dengan foto keluarga yang terpajang di sana.
Aku memutar badanku 180 derajat.
Aku mendekati foto keluarga itu.
Laki-laki yang berdiri di samping kanan dika di foto itu, sepertinya aku kenal.
Nggak mungkin. Ini nggak mungkin ayahku. Aku pasti lagi berhalusinasi karna kehilangan foto itu dan akhirnya terbayang terus dipikiranku.
Kupejamkan mataku untuk beberapa detik lalu membukanya.
Ini memang benar.
Aku berdiri diam, sambil memandangi betul-betul wajah itu.
Mataku mulai berkaca-kaca. Aku benar-benar tak tau lagi harus gimana. Aku teringat kata-kata dika tadi pagi. Kecelakaan. Itu berarti ayahku sudah...
"Mba ? Mba ? Bangun mba. Kok tiduran di sini mba ?"
Aku langsung bangun setelah mendengar suara yang membangunkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My F/Luck Love
RomanceTak ada yang tahu akhir dari kisahku, bahkan aku pun tak tahu.