Terimakasih Untuk Bantuanmu

278 28 0
                                    

Sebelum itu..
Gw mau bilang..







































Ga jadi deh :")
__________________________

"b--bagaimana kau bisa tahu namaku?!" tanya Moona. Gadis itu diam lalu menatap mata Moona. Moona bisa melihat makhluk itu dengan lebih jelas, rambutnya dikuncir satu dengan pupil mata yang berwarna ungu. "karena.. Kau adalah sang dewi.. Kau tahu.. Kan?" ucap gadis itu. Sementara Moona terlihat gelisah, masalahnya ia tidak tahu apakah gadis ini berniat baik atau buruk kepadanya.

Namun suatu hal yang paling membuat Moona bingung adalah.. Selama kejadian ini menimpanya sampai sekarang, tak ada seorang makhluk pun yang lewat bahkan keluar dari rumahnya. Apakah ini hari rumah sedunia sehingga semua makhluk di dunia ini terus berada dirumah seharian?!

"kau.. Alien?" tanya Moona. Gadis itu mengangguk. Menyadari hal itu Moona pun langsung siaga. Bisa saja gadis itu berasal dari planet Sofiet, apalagi aura yang dikeluarkan gadis itu hampir sama dengan aura alien alien dari planet Sofiet. Moona pun berkeringat dingin dan dapat disadari oleh gadis itu. "kau ga usah takut, aku gak akan menyakitimu.."

"bagaimana aku bisa yakin padamu?" tanya Moona. Gadis itu tersenyum lalu memeluk Moona erat. "aku.. Airani.. Sahabat masa kecilmu.. Moona"

Seketika kepala Moona serasa dipukul tongkat baseball, Moona menggerang kecil. Gadis itu tersenyum miris. "maaf, Moona.. Aku memberi ingatan masa lalu mu.."

"ARGGGHHHH!!!"
______________________

"hah!" Moona terbangun di atas rumput yang bergelombang. 'm--mimpi? Se--semuanya hanya mimpi?!' Moona pun memegang dadanya, nafasnya terengah engah. Ia melihat sekitar, rupanya dia berada di lapangan rumput yang luas dengan angin sepoi sepoi yang berhembus. Lalu terdengar suara seorang gadis yang mengagetkan Moona, tidak--bukan seorang, namun alien. Moona pun menoleh ke asal suara.

"akhirnya kau bangun.. Moona-san" ucapnya lirih. Ia pun berjalan mendekati Moona. "m--mau apa kau?!" tanya Moona waspada, ia mengambil langkah mundur dan menjahui alien--Airani. Moona benar benar tidak ingat.. Siapa Airani? Teman masa kecil? Apakah aku pernah berteman dengannya? Dimana? Kapan? Lalu kenapa aku tidak ingat sama sekali tentang dia?!

Lalu tiba tiba gadis itu berhenti lalu menunduk, membuat Moona juga ikut berhenti dengan ekspresi wajah khawatir. Namun kali ini Moona tidak menghawatirkan dirinya sendiri, yang ia khawatirkan adalah gadis alien itu. Terlihat sedikit raut wajah Airani, ia tersenyum namun bukan tersenyum bahagia. Senyuman itu dapat dinamakan sebagai senyuman miris.

Perlahan Airani pun terkekeh pelan namun dapat menyayat hati Moona. "percuma saja.. Semua ingatan keluarga dewi bulan sudah terhapus" ucapnya pelan dan membuat Moona semakin bingung bercampur khawatir. "m--maksudmu?" Moona pun memberanikan diri untuk bertanya.

"haruskah aku menceritakannya?" tanya Airani. Meskipun Moona ragu, namun ia tetap mengangguk. Menghembuskan nafas sejenak lalu Airani mulai membuka mulutnya.

POV Airani 

Puluhan tahun yang lalu keluarga dewi bulan dan alien yang khususnya tinggal di planet Yuform sangatlah akur dan damai serta sejahtera. Dan disaat itulah ibu Moona dan ibu ku bertemu dan memperkenalkan Moona dengan ku.

"..h--helo, w-watashi wa.. Moona desu"

"e-em.. Ha'i, watashi wa.. Airani desu"

Itulah perkenalan pertama kami pada usia lima tahun. Kami sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan tak ingin berpisah. Hingga pada suatu saat ada seorang alien yang membenci dewi bulan bernama 'Azzraga'. Pada saat malam hari Ia pun bersorak dan mengajak seluruh alien untuk menghancurkan keluarga dewi bulan termasuk Moona.

APARTEMEN HOLOLIVE?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang