Part 2

1.1K 12 0
                                    

Di perjalanan Ali dan Prilly tak henti-hentinya mengobrol dan bercanda bersama.

"Cantik banget deh" puji Ali pada Prilly.

"oh ya?" tanya Prilly tak percaya.

Ali hanya mengangguk dan tersenyum memandang Prilly.

Sesampainya, Ali pun memarkirkan mobilnya ke sebuah restaurant yang sudah ia booking sebelumnya.

"udah nyampe ya?" tanya Prilly.

"udah...tunggu bentar ya" Ali pun turun dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Prilly,sang pujaan hatinya.

"baik banget deh,makasih ya"ucap Prilly yang mencubit pipi Ali.

Mereka pun berjalan menuju pintu utama restaurant tersebut,tampak keduanya bahagia di bawah rembulan yang begitu terang,sehingga seperti dunia milik mereka berdua.

"silahkan nona cantik" ucap Ali yang mempersilahkan Prilly untuk duduk.

"ini kamu semua yang nyiapin?" tanya Prilly terus tersenyum. "iya lah masa iya si Kirun yang nyiapin.hehe" jawab Ali membuat Prilly mengerutkan keningnya.

"gak usah bercanda" ucap Prilly kembali mencubit pipi Ali.

"aduh..gak usah cubit2 pipi aku dong,nanti makin chubby" jawab Ali memegang pipinya yang merah.

"itu tau" kata Prilly tertawa puas

Di sela-sela dinner nya,Prilly menanyakan sesuatu diluar dugaan Ali saat itu.

"emm..Li,tadi itu penampilan kamu bagus loh" ucap Prilly tiba-tiba.

"iya dong,yang tampil aja Aliando Syarief,hehe" jawab Ali yang membuat Prilly tersenyum.

"tadi kamu bilang...lagu itu kamu sengaja ciptain buat orang yang spesial. Boleh tau gak orang itu siapa?" tanya Prilly membuat Ali terdiam sejenak.

"kok diem sih? gapapa kok kalo kamu gakmau ceritain itu sama aku" ucap Prilly kembali.

"kamu mau tau siapa orang itu? orang itu yang pasti baik,cantik,dan ada satu hal yang bikin aku kagum darinya,dia selalu ingin bersikap tangguh walau sebenarnya dia sedang terkulai lemah" jelas Ali membuat Prilly terdiam.

"orang yang selama ini aku cintai orang yang selalu pengen kelihatan tangguh,itu kamu Prill" Ucap Ali membuat suasana menjadi hening.

"A..aku?" tanya Prilly tak percaya.

"kamu gak percaya? aku bisa buktiin itu sama kamu" Ali berjalan mengambil gitar dan menaiki panggung kecil yang sudah restaurant siapkan dan menyanyikan kembali lagu kau terindah dengan nada yang rapuh.

"Ali..aku percaya" teriak Prilly seraya berlari menghampirinya. Ali terus menyanyikan lagunya dengan suara yang parau tanpa mendengar apa yang Prilly katakan.

"Ali..a..aku" isakan tangis Prilly tak membuat Ali menghentikan lagunya.

Namun,Prilly yang sudah tak kuasa membendung isakan tangisannya terus menerus menangis. Hingga dia kehilangan banyak oksigen dan terkulai pingsan tepat dihadapan Ali.

"Prill..Prilly" teriak Ali yang sama2 penuh dengan air mata di wajahnya.

"prill...hei,bangun sayang" Ali yang khawatir segera membawa Prilly ke Rumah Sakit.

Rumah Sakit

"Suster...tolong." teriak Ali pada salah satu suster di RS tersebut.

"maaf ya mas,biar pasien kami yang tangani"ucap sang suster yang membawa Prilly memasuki ruang UGD.

Ali pun hanya duduk lemas di kursi depan ruang UGD masih dengan isakan tangisnya. Ali pun berdiri dihadapan kaca dan begitu kagetnya saat dia melihat Prilly terbaring lemah dengan alat bantu pernapasan di tubuhnya. "maafin gue Prill...gue terlalu egois" sesal Ali.

Ali mengambil Iphone di saku celananya dan segera memanggil ibu Prilly.

Telepon...

"tan.." ucap Ali masih penuh dengan isakan tangis.
"Ali? kamu kenapa nak?" tanyanya khawatir.
"maafin Ali tante,Prilly sekarang di UGD" jawab Ali.
"Prilly kenapa nak? Prilly kenapa?" tanyanya yang langsung memutus obrolannya.

"Pa...Papa" teriak Mama Ully bersedih.

"Mama kenapa? Ada apa ma?" Tanya Raja yang ikut panik dan diikuti Papa Rizal.

"Prilly di UGD pa..." jawab Mama Ully.

"Ayo kita kesana" tegas Papa Rizal yang sedikit emosi.

|||

Sesampainya di RS Surya Kencana,keluarga Prilly menghampiri Ali yang masih bersedih.

"apa yang sudah kamu lakukan terhadap anak saya?" tanya Papa Rizal tiba-tiba seraya mengangkat kedua kerah kemeja Ali.

"pa..udah,papa gak usah salahin Ali" bela Mama Ully.

"Maafin Ali om,Ali gak bisa jaga anak om baik-baik" jawab Ali yang mendapat pukulan dari tangan Papa Rizal.

"Papa,Ka Ali gak mungkin nyelakain ka Prilly,biarin ka Ali jelasin semuanya dulu pa" Raja mencoba menenangkan situasi.

Papa Rizal pun yang menyesal atas perbuatannya yang semena-mena terhadap Ali terduduk disamping Mama Ully dengan rasa sesalnya.

"Ka,kakak gapapa?" tanya Raja pada Ali.

"gapapa kok" jawab Ali mengusap pipinya yang sedikit berdarah.

SKIP

Sudah hampir 2 jam mereka menunggu kesadaran Prilly,akhirnya Dr.Suherman pun datang menemui semua yang berada di ruang tunggu.

"maaf,kalian semua keluarga dari sodari Prilly Latuconsina?" tanya sang Dokter tersebut. "benar dok,bagaimana kondisi anak saya?" tanya Papa Rizal.

"kondisinya kini sudah mulai membaik,namun ada satu hal yang perlu saya bicarakan" jawabnya. "baik dok,kita bicarakan sekarang" ucap Papa Rizal.

"dok,saya bisa kan menemui pasien?" tanya Ali seketika. "tentu saja" jawab dokter tersebut dan segera pergi yang diikuti Papa Rizal.

Ali pun tanpa basa-basi berjalan menghampiri Prilly yang diikuti juga oleh Mama Ully dan Raja.

"sekali lagi maafin Ali ya tan" ucap Ali yang langsung mendapat pelukan hangat dari Mama Ully.

"Dari dulu Prilly memang selalu begini,jika kecapean sedikit saja asma nya bisa kambuh" jelas Mama Ully.

"Apa tan? Asma?" tanya Ali bingung.

"Iya...dari semenjak dia SMA,asma nya mulai kambuh. Sudah jangan terlalu kamu pikirkan,lebih baik kamu pulang saja dulu ya" jawab Mama Ully.

Namun Ali tetap ingin menemani Prilly hingga tersadar.

Ruang Dokter...

"jadi apa yang sebenarnya anak saya derita Dok?" tanya Papa Rizal.

"jadi begini,diperkirakan anak bapak hanyalah mengalami gejala asma saja namun terlalu sering kecapean akan berakibat asma yang diderita menjadi berbahaya bagi jantung" jelasnya yang membuat Papa Rizal merasa tenang.

"Terima kasih dok,sekarang saya sudah merasa tenang. Saya permisi keluar" ucapnya dan pergi meninggalkan Ruang Dokter tersebut.

Love in SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang