▪︎ Happy reading
▪︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya~~~
Alesha duduk di meja makan setelah bersiap ke kantor. Di hadapannya ada Aqila yang juga sudah bersiap untuk pergi ke toko. Mereka sarapan bubur ayam yang dipesan Alesha melalui aplikasi daring. Gara-gara kencannya semalam gagal, wanita itu malas melakukan apa pun pagi ini. Kalau bisa, dia lebih memilih untuk absen dari kantor. Namun, nonimal penalti yang harus dibayarkan berputar-putar dalam pikirannya. Mau tidak mau, dia harus bertahan di perusahaan tempatnya bekerja sekarang hingga masa kontrak habis.
"Lo kenapa? Kayak nggak semangat gitu? Terus semalem kencannya gimana?"
Alesha menghela napas kasar. "Kencan apaan? Gagal total!"
"Gagal gimana? Perasaan semalem lo pulang malem, deh. Gue udah nggak kuat banget nungguin lo pulang, makanya gue tidur duluan. Padahal, pengen denger langsung cerita lo."
"Semuanya gara-gara bos nggak tau diri itu!"
Aqila mengernyit. "Bagas maksud lo? Kenapa dia? Eh, iya. Ini tumben beli bubur cuma dua aja. Bos Bagas nggak dibeliin juga? Katanya mau aksi perdamaian."
"Nggak ada aksi perdamaian. Gue mau ngibarin bendera perang sama dia. Enak aja semena-mena sama karyawan." Bubur yang tidak tahu apa-apa itu menjadi sasaran kemarahan Alesha dengan mengaduk-ngaduknya hingga tak berupa.
Aqila bergidik merasakan kemarahan yang dipendam oleh sahabatnya itu. Dia yakin jika Alesha tidak akan mau mengalah begitu saja. Setelah sahabatnya itu mengatakan akan mengibarkan bendera perang, itu artinya dia akan melawan hingga akhir.
"Emang gimana ceritanya kencan lo bisa gagal? Dan apa hubungannya sama Bagas?"
Alesha mendengkus lalu menyuapkan sesendok penuh bubur ke mulutnya. Dia mengunyah dengan cepat lalu menelannya susah payah. "Karena saat gue lagi kencan, tiba-tiba si Bos Galak itu telepon berkali-kali. Jadi, ya gue angkat, dong. Lo tau dia mau apa? Dia nyuruh gue balik ke kantor. Dan setelah gue ada di sana, dia bilang urusannya udah kelar dan malah ngajak gue balik sama nemenin dia makan malam. Gila nggak, tuh, si Bos!"
Aqila terdiam sambil menikmati semangkuk bubur ayam di hadapannya. Dia mencoba mencerna setiap kalimat yang diucapkan oleh sahabatnya itu sebelum memberi komentar.
"Terus lo tetep nemenin dia makan?"
"Ya iyalah. Gue balik ke kantor udah pakek taksi, ya kali gue harus balik ke apartemen naik taksi lagi? Bisa tekor dua kali, dong gue."
Kemudian, Alesha menceritakan kejadian di warung tenda lengkap hingga kejadian di parkiran apartemen saat Bagas menunggunya yang tertidur di mobil. Dia bercerita dengan berapi-api, sementara Aqila hanya senyum-senyum mendengarnya.
"Jadi, semalem itu sebenernya kencan lo nggak gagal, Sha."
"Nggak gagal gimana? Jelas-jelas gue kesel banget gara-gara gue harus pergi ninggalin temen kencan gue dan gue belum makan makanan utamanya."
"Tapi, akhirnya lo makan sama si Bagas, kan? Itu artinya, kencan lo nggak gagal. Cuma pasangan kencan lo aja ganti." Kemudian, Aqila tertawa dan justru membuat Alesha makin kesal.
"Kencan apaan kalo makan malamnya aja nasi goreng di warung tenda. Jomplang banget sama penampilan gue semalem."
"Ya udah, ya udah. Mending dimakan, deh itu bubur daripada lo aduk-aduk nggak jelas gitu. Lo harus tarik napas, tahan, terus keluarin. Biar setan-setan dalam diri lo itu pada pergi. Inget! Lo masih nggak punya duit buat bayar pinalti. Jadi, jangan macem-macem sama Bagas."
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secretary [TAMAT] - SEGERA TERBIT
RomanceTidak selamanya menjadi putri tunggal dari orang tua kaya raya membuat hidup seseorang bahagia. Alesha Kinan Wijaya justru memilih pergi dari rumah dan hidup mandiri karena menolak untuk dijodohkan dengan putra dari sahabat ayahnya. Wanita manja dan...