PERHATIAN!!!
FANFICTION INI HANYALAH HASIL IMAJINASI DARI AUTHOR SEMATA DAN TIDAK BERMAKSUD MENJELEKKAN/MENJATUHKAN/MELECEHKAN IDOL YANG ADA DI DALAM CERITA INI.
HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!!!
---
Apa yang lebih penting dalam sebuah kehidupan?
Uang? K...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hi, hi, apa kabar? Sepertinya ada es dikutub yg sedang mencair nih 🤭
Selamat membaca dan semoga suka...
---
Selama hidup bersama— meskipun terbilang belum lama, satu hal yang bisa Yoongi pastikan dengan yakin, ialah sifat keras kepala sang istri. Agaknya, meskipun berkali-kali dirinya mengungkapkan kekhawatiran secara terang-terangan, namun Hae Ri tidak peduli dan tetap bersikeras untuk pergi ke kampanye sang ayah mertua.
Tubuh kekar Yoongi cukup untuk menghalagi daun pintu agar Hae Ri tidak meloloskan diri masuk kedalam toilet. Ia tidak peduli bagaimana dingin dan tajamnya sang istri menatapnya saat ini. Jika untuk sesaat Hae Ri mencoba berpikir bagaimana cara Yoongi berpikir, ia pasti akan melakukan hal yang sama. Tapi sayang, ini menjadi tatangan tersendiri baginya sebagai seorang suami.
Hae Ri menghela napas berat bersamaan dengan memejamkan mata untuk beberapa saat, "menyingkirlah sebelum aku melepaskan pakaianku disini!" Ujarnya terdengar pelan namun memiliki penekanan disetiap kata yang ia ucapkan.
"Apa kau masih belum mengerti dengan apa yang aku katakan?" Yoongi jelas tidak mengerti bagaimana keras kepala sang istri. Memang, kepala manusia itu keras, tetapi masih ada sisi lunaknya. Namun untuk Hae Ri? Yoongi belum menemukan sisi itu. Keras kepalanya sungguh luar biasa. "Aku tidak akan membawamu ikut denganku!"
Hae Ri menyipitkan mata, "Kenapa?" ia menjeda, "Kenapa sekarang kau mendadak tidak ingin aku ikut denganmu? Bukankah momen ini sangat penting untuk keluargamu?"
Napas berat itu kembali terdengar. Sebisa mungkin Yoongi mencoba untuk menahan diri agar tidak hanyut dalam arus emosinya sendiri. "Aku sudah mengatakannya berkali-kali. Kondisimu masih belum membaik dan kau masih perlu istirahat!"
"Aku yakin tadi kau berada disini saat dokter menjelaskan bagaimana kondisiku." Timpa Hae Ri lebih jauh.
"Tapi bukan berarti kau harus pergi kesana. Kau masih memerlukan istirahat untuk memulihkan tenagamu!" Terdengar tegas pada kalimat terakhir. Kali ini Yoongi benar-benar menunjukkan bagaimana ia bersikap sebagai seorang suami.
Tanpa sadar Hae Ri menelan saliva dan mengalihkan tatapan kearah jendela, tepat berada disebelah kirinya. "Lalu apa yang akan kau katakan kepada mereka?" Ia menjeda dan kembali menatap pribadi yang ada dihadapannya itu. "Kau akan mengatakan jika sekarang aku sedang tidak berdaya dan tengah terpuruk dirumah sakit?"
"Aku akan mengatasinya dengan caraku sendiri!"
Mata dan pipi Hae Ri terasa semakin memanas. Diam-diam ia kembali menghela napas berat dan diam untuk beberapa saat. "Yoongi-ssi? Aku tidak tahu seberapa jauh kau memikirkan hal ini, tapi cobalah untuk melihat dari sudut pandangku!" ia menjeda, "Jika aku tidak ikut denganmu, orang akan berpikir jika aku seorang istri yang tidak pengertian dan tidak mendukung apa yang kau dan keluargamu lakukan. Tapi jika aku ikut denganmu, semua rumor yang tersebar dalam pernikahan kita, orang-orang akan berpikir itu tidak benar dan akan tetap menjadi sebuah rumor. Bukankah kita perlu berhati-hati hingga hari pemilihan ayahmu? Bukankah ini lebih baik untuk keluargamu?"