Bunyi jok kursi yang diturunkan, disusul oleh suara kain yang dilepas dari badan. Jatuh begitu saja di lantai mobil tanpa sisa di badan. Hanya ada Jungkook dan keberaniannya, mengajak calon pamannya bercinta. Dan seorang pria dewasa yang tunduk pada nafsunya.
Jungkook terlentang di atas kursi penumpang yang diturunkan. Naik turun diafragmanya oleh hasrat yang bergejolak begitu banyak. Dari bola mata pria bermarga Kim, seluruh rasa malu Jungkook tanggal satu-satu, yang tersisa hanya obsesi untuk mendaki puncak surgawi.
Telapak besar itu menjamah tubuh tanpa busana pemuda Jeon. Meninggalkan panas membara di setiap jengkal kulit putih tanpa noda sang remaja. Serupa cacing diberi air garam, Jungkook menggeliat hingga tubuhnya serupa huruf S tegak bersambung.
Merintihkan nama Taehyung, di kala bibir pria itu memanjakan Jungkook dalam mulutnya. Daging tebal nan panas itu dibawa keluar masuk melewati gigi rapi pria Kim. Disesap oleh lidah pria yang lebih dewasa hingga menegang dan berdenyut dalam mulutnya.
Terutama bagaimana lidah Taehyung akhirnya turun melewati dua bola kembar yang mengeras, mengikuti sepanjang garis kulit hingga ke lubang surgawi.
Garis horisontal itu adalah titik sensitif bagi pria, karena memiliki jutaan syaraf yang terhubung dengan kantung prostat. Jungkook melenguh, mencengkram surai hitam pria bermarga Kim, sambil mengangkat kakinya melewati kepala pria itu.
Seakan tak habis rasa nikmat yang Taehyung berikan, setelah membuat milik Jungkook menegang, dan membuat kerutan merah muda miliknya berdenyut oleh perasaan ingin segera melahap sesuatu.
Taehyung mulai meraba kerutan itu dengan dua jari. Menusuk-nusuk pelan daging serupa cincin itu dengan telunjuknya. Gumaman tak jelas Jungkook menyambut pergerakan jari Taehyung yang kini mulai masuk dan membelah jalan sempit itu dengan posisi gunting.
"Euhh ... ah ...."
Taehyung menunduk, merekam melalui dua bola matanya dan memindai dengan otaknya bentuk Jungkook yang mempesona. Untuk seterusnya, lubang favorit itu akan menjadi kenangan terbaik yang pernah Taehyung cicipi.
"Semoga akulah yang pertama dan yang terakhir merasakan milikmu ini!" Taehyung membelai setiap mili bagian lembut, mengecupnya pelan tanpa adanya ciuman rakus seperti malam yang lalu.
"Diam Ahjusi, apa pria sepertimu memang banyak bicara?"
"Cepat masuki aku, dan kita akhiri ini secepatnya!"
Taehyung mengernyit heran. Mendongak aneh pada Jungkook yang terlihat sebal. Bukankan dia yang tadi menawarkan diri.
Taehyung melepas kerutan itu dari belaian dan kecupannya. Ia beralih untuk menatap sang pemilik yang sedang menelengkan wajah, melihat ke luar jendela. Tidak terusik oleh Taehyung yang kini meraba putingnya.
"Jika kau tak suka, kita berhenti di sini saja. Aku tidak mau dicap sebagai pedofilia!"
Jungkook reflek menoleh, "Apa aku menyuruhmu berhenti, Paman?"
Taehyung mengedikkan bahu, semakin bingung oleh spontanitas Jungkook yang disulit ditebak alurnya kemana.
"Jangan bicara tentang kalimat tadi, ini yang pertama atau yang terakhir. Karena sebelumnya kau sudah banyak merasakan tubuh manusia, dan esok kau akan menjadi partner bercinta bibiku selamanya!" Retorasi suara Jungkook meninggi, ada jejak kecewa di sudut matanya.
Taehyung menyibak poni Jungkook yang menjuntai menutupi separuh alisnya, untuk bisa mengecup kelopak mata pemuda Jeon yang masih terbuka.
"Sesayang itu aku padamu!" Taehyung menggesekkan hidungnya di antara tepi hidung dan pipi Sementara tangannya yang lebar menemukan sasaran untuk dimainkan. Daun telinga Jungkook yang sama sensitifnya dengan puting.
Jungkook bergerak gelisah, mencoba menjauhkan lengan pria Kim dari telinganya. Tapi kakinya malah semakin mengangkang hingga menabrak kaca jendela.
"Terlalu indah!" Taehyung memuja, menatap Jungkook yang menggelinjang karena jari Taehyung yang bekerja sama.
Tangan kanan memilin daun telinga, sedangkan tangan kiri sibuk menyentil puting Jungkook yang kini mengeras lagi.
"Please, Paman! Masuki aku, oh ...." Jungkook memohon dengan mata setengah terpejam dan mulut terbuka, seakan air liurnya sudah akan menetes.
Mendapat permohonan seperti itu, Taehyung tentu akan mewujudkannya dengan sebaik-baiknya. Ia menaruh gel dingin yang selalu ia bawa di dalam mobil.
Melumuri batang panasnya yang kaku untuk segera dibawa masuk ke kedalaman Jungkook yang sudah siap menarik Taehyung pada gairah dosa.
Taehyung terjepit, menghentikan sejenak laju miliknya yang sudah setengah berada dalam pelukan Jungkook yang sempit.
Pemuda Jeon merasa kurang, dengan kedua kaki melingkar di pinggang Taehyung dan tangan di pantat yang lebih tua. Secara bersamaan menarik tubuh pria di atasnya untuk jatuh lebih dalam dan merapat pada tubuhnya.
"Arggggg!" Geraman rendah Taehyung saat ia dipaksa masuk dan ditelan bulat-bulat di dalam diri Jungkook.
Tubuh mereka juga bersatu di dalam ruangan sempit yang jendelanya tertutup rapat.
Hawa panas merambat mengisi seluruh ruangan, saat Taehyung mulai bergerak, berpegangan pada sisi jendela. Sedangkan Jungkook dengan pasrah menerima Taehyung dalam dirinya.
Mendesah sepenuhnya tanpa ada yang ditutup-tutupi. Ia tahu ini adalah hari terakhir mereka bercinta. Maka Jungkook akan menghabiskan seluruh suaranya, menyebut nama Taehyung di sela gesekan nikmat di bawah sana.
"Ah ... V ... V!!!"
Jendela mobil beruap, oleh karbondioksida yang mengepul dari mulut keduanya bersama erangan nikmat tanpa jeda. Telapak tangan Jungkook tercetak jelas di kaca, saat ia mencari pegangan untuk melampiaskan rasa nikmat yang baru saja membawanya ke puncak surga dunia.
Menjatuhkan pantatnya kembali ke jok kursi, setelah pusat tubuhnya bergetar hebat dalam rangsangan surgawi. Meletupkan cairan kental yang meluber hingga ke kursi.
Taehyung mengecupnya sayang, memeluk Jungkook yang terengah. Hingga deru napas keduanya yang tersengal berangsur pulih dan tenang.
Jendela mobil diturunkan, hawa sejuk pepohonan merambat masuk meggantikan udara panas di dalam mobil.
Jungkook memejam mata, menikmati tubuh Taehyung yang basah. Juga menikmati milik Taehyung yang belum juga dibawa pergi dari lubangnya.
Sambil berbisik Taehyung mengatakan sesuatu yang membuat Jungkook terenyuh.
"Andai kau lahir dua tahun lebih awal, mungkin kita akan bertemu lebih cepat."
"Jika boleh egois, aku ingin memilihmu saja, tapi sayangnya ... tanggung jawabku tidak sesederhana itu!"
Jungkook tak lagi banyak menuntut, hari ini ia dapat merasakan Taehyung untuk yang terakhir kali. Sebelum pria itu resmi menjadi pamannya.
Jungkook harus belajar menerima, meski mustahil jika ia harus menghapus kenangan indah dan panas antara ia dan calon pamannya.
Tbc
Mau lanjut? Atau mau langsung baca sampai end karena greget?
Boleh langsung chatt admin untuk order pdf. Banyak yang sudah ready.Mau nunggu up juga boleh, vote dan komen yang rame.
Borahae💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle, My Sex Partner (Tamat Di Pdf)
FanfictionKarena kesepian dan galau setelah putus dari kekasihnya. Jungkook iseng saja mengunduh aplikasi kencan yang kata Jimin, penuh dengan obrolan vulgar bernama Mr. Dating. Jungkook berharap, ia menemukan perempuan yang cantik, sexy, dan tentu murah untu...