BELI

4.1K 378 74
                                    

Jeon Wendy kesal bukan main, ia memarahi Jungkook di ponsel tapi tak lama. Setelah memberikan wejangan dan nasihat sepanjang rel kereta. Dengan cukup bijaksana, perempuan usia 30 tahun itu, mengirim Jungkook uang senilai laptop Jimin, yang kata Jungkook sudah ia rusak tanpa sengaja.

Jungkook berteriak senang, tatkala muncul di layar ponselnya bukti pengiriman uang yang baru saja ia terima.

Tidak sulit, meminta 500dollar di keluarganya yang memiliki kekayaan tidak akan habis tujuh turunan.

Yah, Jungkook terlahir di keluarga sendok emas. Ayahnya seorang miliader yang memiliki saham tertinggi di bisnis properti Seoul. Ibunya adalah seorang editor majalah terkenal di Amerika, Vogue.

Sedangkan bibi Jungkook, adik Tuan Jeon adalah manajer keuangan di sebuah lembaga keuangan atau bisa kita sebut Bank, yang sahamnya sudah merambat ke kancah internasional.

Uang lima ratus dollar hanya jajan sehari. Jungkook bisa saja mendapat uang satu juta dollar sebulan sebagai uang jajan. Tapi kedua orang tuanya menerapkan prinsip 'hidup sederhana, bukan foya-foya'. Semua keuangan Jungkook diatur oleh Wendy, sementara ayah dan ibunya sibuk bepergian ke luar negeri mengurus bisnis mereka.

Jadi, setiap hari pengeluaran Jungkook sudah diatur oleh Wendy. Ia akan mendapat bonus uang jajan, jika teratur mengerjakan tugas sekolah, dan tidak keluyuran malam-malam.

Jungkook memang terlihat seperti anak yang patuh. Tidak keluar malam, dan mengerjakan tugas tepat waktu. Tapi di sekolah sendiri Jungkook merupakan murid ugal-ugalan, yang suka meninggalkan kelas dan menghabiskan waktu di kantin untuk makan.

Tak ada yang berani menegur, karena tahu mereka berhadapan dengan siapa. Jeon Jungkook putera pemilik saham tertinggi di sekolah ini.

Tapi, meski berada di lingkungan keluarga kaya dan berkuasa. Jungkook sebenarnya tidak sombong, dan tidak pilih teman. Ia berteman dengan Park Jimin, walau pemuda pendek itu hanyalah anak dari pasangan guru honorer dan ibu seorang penjual bunga.

Jungkook sering menjadikan rumah Jimin sebagai pengungsiannya. Ketika ia bosan di rumahnya yang seluas lapangan sepak bola tanpa ada yang menemani. Karena semua penghuninya sibuk dengan pekerjaan mereka di kantor.

Tidak lucu rasanya, jika Jungkook minta ditemani pelayan bermain game, atau mengajak mereka adu tinju di ruang khusus gym.

Maka pilihan yang terbaik adalah rumah Jimin, yang mana kedua orang tua Jimin adalah sosok yang humble, pengertian, dan bebas.

Jungkook bisa memutar lagu kesukaannya, menonton film biru favoritnya, berkaraoke ria tanpa takut ada yang menegur. Lanjut bermain game hingga pagi, tanpa ada yang mengganggu. Kecuali ... saat kakak tiri Jimin, Min Yoongi datang.

Pria dingin itu jarang bicara, tapi jika dia sudah pulang ke rumah. Jimin merubah sikap jadi 180°  tidak lagi bar-bar, dan segila saat tak ada Yoongi.

Jimin berubah jadi lebih kalem dan lembut sekali, seperti permen kapas. Jungkook sampai heran dibuatnya.

Tapi Jungkook tak pernah bertanya lebih jauh. Sepanjang itu tidak menganggu Jungkook secara pribadi. Jungkook tidak akan ikut campur. Tujuan Jungkook berada di rumah Jimin, untuk bersenang-senang. Bukan untuk mengganggu kesenangan orang.

Setelah mendapat uang yang ia inginkan, Jungkook kembali menghubungi akun V95 sebagai tanda jadi.

Jungkook mengirim bukti transfer sebesar 500dollar, sengaja ia lebihkan dengan caption di bawah foto pengiriman yang berbunyi, "tunjukkan seberapa besar milikmu, jika itu sesuai seleraku, aku tidak akan minta kembaliannya. Tapi jika itu di bawah standar, aku akan kecewa dan meminta kembali sisanya!"

My Uncle, My Sex Partner (Tamat Di Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang