Hanan

11.3K 719 18
                                    

Hanan merenung di ranjang pesakitan ia sendiri di kamarnya. sejak ia bangun Ayah ta pernah menjenguk nya begitu juga Abang. Ta ada satu pun. dokter bilang ruangan bang Vino berada di sebelahnya.kamar itu selalu ramai dengan canda tawa,Hanan ingin masuk namun ia ta ingin merusak suasana.

"Perih" katanya tangannya mengelus bekas jahitan yang berada di perutnya.sekarang separuh organ pentingnya berada di dalam tubuh sang Abang.

Ceklek

"Hanan ayo makan dulu" Tio dokter yang menemani Hanan selama ini. dokter yang selalu ramah senyum serta baik hati namun terkadang dokter Tio selalu bertanya siapa ayah nya.

"Eummm iya kak Tio" katanya ia ambil bubur itu kemudian ia makan. Hambar namun ta pa ini lebih baik daripada roti basi..

"Nan kenapa kamu operasi ginjal?" Tanya Tio sembari membenarkan infus Hanan. "Untuk Abang vino ginjalnya yang satu.agar Abang sehat" katanya sembari tersenyum.diam diam Tio ber semirik..

"Ah baik. Tidak ingin ke ruangan tuan Juhan?" Tanya Tio. Hanan menggeleng kalo ke sana pasti nanti ia jadi pengganggu. setelah sudah makan ia menaruh piring di nampan kemudian mengambil obat yang dokter Tio siapkan..

Entah perasaan nya yang kurang baik atau apa namun saat meminum obat itu ia akan sering merasa lemas..

"Baik kak tio pergi dulu ya... Bang Vino dan Hanan bisa pulang sekarang" kata dokter Tio sembari melepaskan infus Hanan setelah itu ia pamit lalu pergi dari sana ....

Hanan membaringkan tubuhnya ia memejamkan matanya sebentar ia lemas sekali.....

Tanpa sadar seseorang masuk ke dalam kamarnya..

"Bagaimana keadaan lo?" Tanya nya pada Hanan yang ia yakin ta akan di jawab Hanan sudah tidur..

"Maaf ga jengukin lo beberapa hari ini. Vino ga mau di tinggal, padahal cuma sebelahan aja ruangannya. Terimakasih, terimakasih sudah membuat Vino sembuh nan.." ia mengelus tangan adiknya yang hangat tangan kurus yang selalu menyiapkan makanan atau keperluan mereka....

"Maaf nan.sekali lagi maaf"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hanan sekarang bersandar lemas di pintu kamarnya ia baru saja di pukul ayah karna ta sengaja menumpahkan bubur di dekat kaki Vino. Jika di perhatikan Vino ta terluka parah melain kan dirinya...

"Capek. Hanan mau sama bunda aja." Akhir akhir ini juga perut nya suka sekali sakit.ia juga suka mimisan atau terkadang berakhir ta sadarkan diri di kamar karna pening yang luar biasa. Obat yang di berikan ka Tio ia rasa semakin membuat nya lemas.. namun kata ka Tio itu efek samping agar ia cepat sembuh.

"HANAN! SINI KAMU!" Hanan segera keluar dari kamar saat ayahnya memanggil..

"Y-ya ayah kenapa?" Katanya sembari menunduk ia sedikit meringis saat kakinya yang memerah karna terkena bubur panas tadi...

"Dengar ini! Saya serta Vano, Mahen akan pergi sebentar.kamu jaga Vino jika sampai Vino kenapa-kenapa mati kamu di tangan saya. PAHAM?!" Hanan mengangguk cepat. Juhan juga segera melepaskan jambakannya di kepala anak itu kemudian pergi.. di ikuti Mahen dan Vano ....

Tes

"Sakit sekali.." katanya lirih..

~~~~~~~~

"Hanan! Sini!" Saat ini pukul tujuh malam. Ayah belum pulang dengar dengar ayah sedang bertemu dengan rekan bisnis nya kalau saja ia sehat sudah pasti di ajak...

𝐈𝐧𝐢 𝐇𝐚𝐧𝐚𝐧 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang