Nii-chan (I.Toge x Reader)

[3/8]

─頹'🌙: : Walaupun kami bertengkar....

✃– – – – – – – – – – –
Toge kesal dengan adiknya itu, pagi pagi sudah marah saja. Alasannya? Karena kemarin tenggorokan Toge terluka parah setelah melawan musuh saat program Pertukaran dengan Akademi di Kyoto.

Awalnya (Name) biasa saja melihat kakaknya pulang tadi malam, tapi saat melihat kondisi kakak manisnya pagi ini membuat emosi (Name) naik.

Kakaknya duduk disofa sambil meminum obat batuk dengan mata sayu dan tidak berhenti batuk, matanya bisa melihat tisu bekas darah dari mulut Toge bertebaran diruang tengah itu.

"ASTAGA NII-CHAN! Sudah kukatakan berkali-kali berhentilah menjadi penyihir jujutsu, nyawamu selalu terancam!" Bentak (Name) membersihkan tisu dan botol sisa obat batuk yang berserakan dimeja. Ia menatap tajam Toge.

"Okaka!" Balik bentak Toge dengan suara seraknya, sekali lagi mulut Toge mengeluarkan darah.

"AH TERSERAHLAH!" (Name) dengan kesal meninggalkan Toge sendirian dan membanting pintu kamarnya. Toge hanya menghela nafas, memahami tabiat adiknya itu.

Jika (Name) sedang marah ia memilih mendinginkan kepalanya terlebih dahulu dan mengembalikan moodnya bukan malah makin meledak ditempat, hal seperti ini sudah sering terjadi jika Toge kembali dari misi dengan kondisi tidak sehat.

Toge memilih menonton tv dan menunggu emosi adiknya menurun. Ia tersenyum kecil mengingat (Name) akan selalu marah saat ia pulang dengan luka, Toge merasa itu adalah bentuk peduli dari seorang Inumaki (Name).

---

Hari sudah semakin sore, tapi (Name) masih belum keluar dari kamar. Toge khawatir apalagi adik kecilnya itu belum sarapan sejak pagi, tenang~ Toge sudah mengisi perutnya dengan sehelai roti dari kulkas kok.

Ia menghampiri kamar adiknya, mengetuk pintu yang dicat (F/C) dengan sebuah dream catcher menggantung indah. Merasa tidak ada jawaban, Toge mencoba membuka pintu kamar adiknya itu.

Nuansa kamar penuh dengan buku novel langsung menghapiri indera Toge, bau khas adiknya tercium samar dihidung, netranya menangkap sang adik tengah duduk tertidur dijendela kamar dengan tangan yang memegang sebuah novel.

Sekarang Toge tau alasan (Name) tidak keluar kamar sejak pagi, adik manisnya ini pasti membaca novel untuk meredakan emosinya dan berakhir tertidur saat membaca. Toge mengangkat (Name) dan membaringkannya dikasur kemudian mengecup dahi (Name).

Tersenyum, Toge mengusap rambut adiknya itu dan keluar dari kamar membiarkan (Name) menjelajah lebih lama di alam mimpinya.

---

Saat ini Toge tengah sibuk didapur, ia ingin memasakkan adik kesayangannya itu makan malam, sudah lama juga Toge tidak memasak.

Toge hanya membuat nikujaga¹ dan Hijiki rebus² serta susu vanila hangat untuk makan malam hari ini. Suara pintu terbuka terdengar dari arah kamar (Name), Toge yakin (Name) sudah bangun dan sudah 'dingin'.

"(Name)." Panggil Toge, suaranya sudah mulai kembali normal. (Name) menghampiri Toge dan memeluk kakaknya itu. "Maaf sudah membentak Nii-chan tadi pagi." Suara serak bangun tidur milik (Name) menyapa indera Toge.

Toge balas memeluk dan mengelus kepala belakang (Name). Benarkan dugaan Toge.

(Name) itu- tipe pengalah (khususkan ini hanya untuk Toge), ia mendinginkan kepala jika sudah bisa berpikir jernih maka ia akan meminta maaf terlebih dahulu walaupun lawannya yang salah sekalipun , egonya tidak tinggi dan inilah yang Toge suka dari seorang (Name). Meskipun (Name) bisa dikatakan 'bocah', tapi kepribadiannya sudah sangat dewasa.

"Shake shake." Jawab Toge masih memeluk adiknya ini. Merasa sudah puas memeluk kakaknya, (Name) melepaskan pelukannya dan melihat penuh tanda tanya kearah meja makan.

"Toge-nii yang memasak? Ehh kenapa tidak bangunkan (Name), Toge-nii kan sedang sakit." Panik (Name) memperhatikan secara teliti badan Toge.

"Tuna-tuna. Ayo makan." Toge menarik adiknya ini untuk duduk disebelahkan dan mulai makan. Ahh (Name) ingin menangis rasanya, masakan Toge akan memiliki cita rasa khas yang tidak bisa (Name) temukan dimakanan manapun.

Sepertinya (Name) akan sering sering menyuruh kakaknya ini untuk memasak makan malam~
✃- - - - - - - - - - -

...kami akan mudah untuk saling memaafkan