DK | 05 • KEHILANGAN

5 0 0
                                    

05 • KEHILANGAN

"Kehilangan barang berharga itu sangat sakit. Apalagi barang itu dari orang yang kita sayang."

— Diary Karissa —

• Diary Karissa •

DI rumah barunya, Karissa beserta Samuel sedang menyantap makan malam dengan bi Endang dan pak Karso yang ikut serta di sana. Hanya suara denting sendok beradu dengan piring yang terdengar saat ini.

Selesai menghabiskan makannya Karissa pamit untuk langsung ke kamar. Kamar baru yang menurutnya lumayan nyaman. Ukurannya memang lebih kecil dari kamar Karissa sewaktu di Yogyakarta.

Banyak sekali hal yang Karissa ingin lakukan sekarang. Tapi mengingat sudah malam, ia mengurungkan keinginannya itu. Biarlah besok ia akan lakukan.

Karissa berjalan ke arah meja belajarnya. Mengambil ponsel yang sedari sampai di rumah ini sama sekali tak ia sentuh.

Setelah ponselnya menyala, Karissa dapat melihat layar kunci ada beberapa notif dari Danar. Dalam hati kecilnya mengharapkan Romi akan menghubunginya. Tetapi semua itu sia-sia. Bahkan kontaknya saja sudah tidak aktif.

Danar
Kamu udah sampai belum, Sa?

Kalau udah sampai kabarin ya, Sa?

Karissa tersenyum simpul. Danar itu sudah ia anggap sebagai saudara sendiri. Dia salah satu teman yang selalu Karissa repotkan. Dan Danar sendiri tak masalah dengan hal itu.

Karissa
Udah sampai, Nar.

Dirasa pesannya sudah terkirim, Karissa memilih membuka aplikasi untuk menonton drama korea. Namun baru beberapa menit ia menonton, ingatannya tertuju sama benda yang Karissa selipkan di tumpukan baju dalam kopernya.

Karissa bergerak memeriksa lemari untuk memastikan benda itu. Seingatnya benda pemberian Romi ia satukan dengan hoodie yang waktu itu dibiarkan berantakan di dalam koper.

Deg!

"Kenapa tidak ada?" cicit Karissa mulai khawatir.

Seingat Karissa memang di antara baju-bajunya. Tapi tunggu dulu, ia harus mencarinya dengan keadaan yang tenang. Tarik nafas Karissa, lalu buang. Ya, dirinya harus tenang agar benda itu cepat ketemu.

Karissa kembali ke meja belajar, mungkin saja benda itu terselip di antara buku-bukunya.

Satu menit.

Dua menit.

Tiga menit.

Karissa tak kunjung menemukan benda itu di seluruh sudut kamarnya.

Bagaimana ini?

Karissa baru ingat, yang mengemasi barang-barangnya kan bi Endang. Apa mungkin bi Endang yang menyimpannya ya? Semoga saja memang bi Endang yang menyimpannya.

"Semoga benar bi Endang."

_____________

Romi berjalan lesu memasuki halaman rumah kedua orangtuanya. Banyak para santri yang kebetulan berpapasan dengannya menyapa, namun Romi sama sekali tak merespon sapaan mereka.

Diary KarissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang