04

146 16 0
                                    

hari ini seperti biasa, bian akan pergi sekolah.

"oke,ini sudah,yang ini juga sudah, hemm apa yang kurang?" bian tampak berfikir, ia merasa ada yang kurang. saat ia mencoba menemukannya ia tidak menemukan itu.
"bian ayo turun sarapan, kamu akan terlambat"
setelah mendengar suara bunda nya memanggil,bian pergi ke bawah membawa tas nya, dengan setelan yang sudah rapi.

"bundaa,bian merasa ada yang kurang, tapi pas bian cek udah semua"
adu bian saat sampai di meja makan. ayah nya hanya diam melihat interaksi tersebut, wajah nya tampak tak senang.
"duduk dan sarapan lah, bunda akan mengecek apa yang kamu lupakan hemm" ucapa tulus sang bunda sambil berjalan ke arah bian.

"bian" panggil sang ayah, bian menatap sang ayah yang duduk di seberang meja nya.
raut wajah bian seakan bertanya, ada apa?

"bisa kita bicarakan nanti saja? bicarakan setelah bian pulang sekolah" ucap bunda bian.
"mau sampai kapan kita harus bersandiwara hah?"
bunda bian hanya diam, seakan raut wajah bian bertanya tanya, ada apa? kenapa? apa yang sebenarnya terjadi?
"bian bunda dan ayah sudah tidak bersama lagi, ayah sudah memiliki kehidupan nya sendiri, saat ini bian harus memilih, akan tetap di sini bersama ayah mu, atau akan ikut bunda ke new york "
jelas bunda nya, bian tampak kaget, namun ini lebih baik ketimbang ia harus melihat bunda nya terus terusan menangis.
bian tampak tak dapat menjawab, walau ia tau bahwa ini adalah pilihan terbaik untuh ayah dan bunda nya berpisah.
"bunda, bian mau ikut bunda" wajah nya sudah ingin menangis.
"emmm baik lahh bian ikut bunda, lusa kita berangkat oke,hari ini bunda akan mengantar mu ke sekolah, sambil mengurus surat surat kepindahan mu"
"apa aku masih bisa bertemu dengan ayah?"
"tentu saja, ayah tetap ayah bian, apapun yang terjadi ayah tetap ayah bian"
jelas bunda nya panjang lebar, sang ayah hanya diam. raut wajah nya sulit untuk di tebak, seakan menyembunyikan banyak luka dan kesengsaraan.

setelah sampai di sekolah, bunda bian pergi ke ruang guru untuk mengurus surat pindah bian, sementara bian langsung menuju kelas nya, bian tampak berbeda dari biasanya, biasanya ia akan tersenyum, dan menebar tawa ke penjuru sekolah, kali ini raut wajah ceria itu hilang.
apa dia tidak akan bertemu dengan kak alex..pikiran bian terus berputar dan terus melamun sepanjang jalan.

brukkkk

ia jatuh dan terduduk di tangga, namun ia tak berbicara apapun, saat si penumbur mengucap maaf ia malah terus duduk dan menyingkir,merapat kan diri ke tembok, memeluk lutut nya dan menangis.

beberapa orang melihat itu, bian yang ceria kini menangis, meringkuk, ia sudah tidak mmemikirkan sekitar, ia hanya ingin menangis. Sampai tiba tiba ada jaket yang menutupi bian.
saat menengok siapa yang telah memberikan jaket itu pada nya, ia terkejut, ia berdiri dan memeluk orang itu, tangisan nya makin pecah.
yaa orang itu adalah alex, ntah lah bian pikir ini untuk terakhir kali nya, ia ingin egois, dan memeluk alex untuk dirinya sendiri.
alex yang di peluk sama bian tiba tiba juga merasa kaget, namun wajah nya yang dingin dan flet itu bisa menutupi keterkejutan, ia merasa senang setelah 3 tahun ia bisa memeluk bian nya. kali ini ia tidak akan melepas kan nya.
"hei baju ku akan basah dengan ingus mu"
mendengar alex berbicara sambil mengusak rambut bian membuat bian kian menangis histeris. ke dua teman alex hanya tertawa melihat apa yang terjadi di depan nya saat ini.

setelah tangisan bian reda,bian melepaskan pelukan nya. saat ini sekeliling sudah sepi,karna seharusnya ini sudah waktunya jam masuk kelas, tapi ke 3 orang itu masih ada di tangga,mengurus 1 bayi besar menggemaskan.

"maafin bian kak alex " ucap bian sambil sesenggukan,dengan mata yang merah dan sedikit bengkak,hidung yang merah, bibir nya yang sedikit bengkak dan aghhh ini sangat menggemas kan.
"kak alex maafin bian" ucap bian lagi saat tidak mendapat jawaban, mata nya sudah ingin menangis lagi.
"baik lah baik lahh, adek bian, udah jangan nangis, gimana kalo kita ke kantin, nanti kakak yang bayarin" ini suara ayub, dia menepuk pundak alex sekan memberi tau,'kenapa dia malah diam saja'
"apa bian boleh makan apa saja? apa bian boleh beli apa saja?"
tanya bian masih sedikit sesenggu kan.
"emm apapun yang kamu mau, hari ini kakak yang bayarin"

tak apa diri nya malu, hanya untuk kali ini, ia menangis di depan orang yang ia sukai,setidak nya setelah ini ia tidak akan bertemu alex nya.
"wow woww woww, apa kau yakin bisa menghabiskan ini?" tanya septian
"apa aku membeli terlalu banyak,aku pikir kita akan makan bersama sama, apa kalian akan pergi? apa kalian-"
belum sempat berbicara alex sudah duduk di depan bian.
sejujurnya bian sangat gugup, tapi ini cara satu satu nya supaya ia bisa dekat dengan crus nya, tak apa malu sedikit.
(biasanya juga malu malu in)

"jadiii adek bian yang imut, kenapa nangis?"
mendapat pertanyaan itu dari ayub, bian tampak berfikir, apa ia harus memberi tau nya? ahhh tidak tidak, ia akan memberi tahu nya nanti saja, saat jadwal cerita harian sebelum tidur dengan alex nya, jika ia cerita sekarang alex akan tau, karna ia juga akan cerita hal yang sama nanti.
"hanya ingin mengangis" jawab nya samtai, dan lanjut memakan makanan nya..
"bagaimana bisa kau tetap flat, aku saja rasanya ingin mengarungi nya, aghhhh bukan kah dia benar benar menggemaskan lex" bisik septian yang hanya dapat di dengar oleh alex
ucapan itu hanya mendapat jawaban lirikan tajam dari alex

my idol is boyfriend (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang