S E J A K A W A L

14 3 1
                                    

Aku Rendi Adi Pratama biasa dipanggil Rendi, aku duduk di bangku 3 MAS Al Khoiriyah Natar Lampung Selatan. Aku anak kedua dari dua bersaudara. aku punya kakak namanya Liza, Aliza Safira. Aku dan dia hanya berjarak dua tahun dan sekarang dia melanjutkan pembelajarannya di Universitas Terbuka Bandar Lampung.

Oh iya nama ayahku Reza Adi Pratama, dan ibuku bernama Hanifa Syahida. Sebentar, ini kenapa malah nyeritain keluarga ya, haha, maaf,,

Oya, sedikit ku jelaskan tentangku pada kalian kalau aku tipe orang yang pemalu, dan enak untuk berbaur dengan orang lain, tidak suka dengan kabisingan. aku memiliki pengalaman yang buruk di masalalu, membuat aku tidak ingin mengenal lagi siapa itu perempuan walaupun itu kak Liza sekalipun.

Hari pertama aku masuk sekolah, setelah semua liburan sudah terlewati. aku masih teringat dengan kata kak Liza, "Ren, apa yang kamu lakukan?" kak Liza bertanya, membaca novel di tangannya dan rebahan di atas ranjangnya.

"Tidak ada," jawabku.

"Kamu terlihat murung, apa ada yang mengganggumu?" masih bersikeras ia menanyakan kepadaku, aku tak ingin bicara. aku acuh, dan kak Liza mendekat kepadaku meletakkan buku bacaannya di atas meja tempatku duduk di depan cermin terdiam. "kamu mengabaikanku?"

"kak liza berangkat jam berapa hari ini?," tanyaku.

"aku masuk jam delapan, jarak perjalanan satu jam. aku berangkat jam enam karena ada presentasi di jam lertaman, kenapa?" jelasnya seraya bertanya.

"Kalau gitu, aku ikut kak Liza ya pagi ini." Kataku. "Soalnya aku ada jadwal piket, dan pengen sesekali ngerasain gimana berangkat pagi."

"Hmm, boleh. Cuma satu syaratnya,," dia terdiam seketika tidak melanjutkan perkataannya.

"Apa,,?" Membuatku bingung saja, huufth.

"Siap siap sana mandi dulu," dia pun menggelitiki bagian sensitif ku. Dan karena aku tidak tahan dengan hal itu, aku pun langsung pergi dari hadapannya.

***
Aku datang lebih awal dari mereka, belum ada satupun yang datang ke sekolah. Mungkin aku terlalu cepat untuk datang ke sekolah, dan lagi pula ini kan hari pertama masuk sekolah untuk semester ke dua.

Kelas serasa sangatlah kotor, semua sampah yang bertaburan aku masukkan ke dalam kotak sampah. Aku mulai mengangkat kursi satu persatu, ku lakukan itu agar mudah ketika menyapunya.

"Lah, Rahma, sejak kapan kamu ada di sini?" aku melihat rahma yang ada di pojok ruangan. aku duduk di bagian tengah, wajar saja kalau aku tidak melihatnya.

"Apa kau tidak melihatku di jalan tadi?"

"Eh, kapan?" mulai bingung karena ia malah memberiku pertanyaan balik. "Aku sama sekali tidak mendapatimu di jalan tadi."

"Bagaimana kamu akan tahu aku kalau kamu saja sibuk dengan kak liza?"

"Kamu melihatnya, maaf kalau aku tidak melihatmu,"

"Tidak," jawabnya dengan senyuman, Rahma tidak marah sedikitpun. "Apakah kamu sakit,, mukamu terlihat pucat hari ini?" mendekat padaku dan duduk di salah satu kursi menghadap ku.

"Amm, tidak, aku hanya mengantuk," jawabku. "Mungkin karena semalam aku tidak tidur,"

Namanya Rahma Maulidya, sedari kecil kita sudah saling megakrabkan diri, itu terjadi karena aku dan dia adalah sepupu dan dia juga terbilang sangat cuek terhadap semua temannya, namun bagiku ia itu orang paling cerewet seeeeedunia.

Dari kecil kita selalu bersama, makan bareng, main bareng, mengerjakan pr bareng, sedih bareng, gitupun kita bareng bareng tapi jangan mikir yang aneh aneh ya, awas kalian. (Soalnya mandi juga bereng, xixi,, ssssuth diem2 aja tapi)

Pesan SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang