P E N G A L I H A N

7 1 2
                                    

Tok,, tok,, Terdengar suara pintu yang diketuk dari luar sana.

"Ren,," panggil kak Liza dari jendela kamar milik ku.

"Gawat, itu kak Liza,," kataku dalam hati.

Sementara Alda hanya diam tanpa panik sama sekali, matanya masih sangat berat untuk melihat. Mungkin karena kerja kerasnya semalam melewati ruang nafsu yang pertama kali ia rasakan.

"Al, kamu masuk ke kamar dulu ya,,"

"Eh, apa yang akan kamu kat,, .." ucapnya terpotong karena aku memaksa Alda untuk masuk ke kamarku.

Sementara itu kak Liza yang ada di luar,, "Huuuufth, kemana Rendi ini,, ditelpon tak diangkat, di chat juga tak dibalas," dan kak Liza melihat ada yang masuk ke kamar Rendi.

"Hah?" Terkejut bukan main kak Liza melihat adanya Alda yang aku minta untuk masuk ke dalam kamarku. "Kenapa ada cewek di kamar Rendi,"

Karena merasa ada yang tidak beres di rumahnya, kak Liza pergi ke depan rumah dan mengetok pintu dengan kerasnya. "Ren, buka pintunya cepat,,"

"Ii,,iya kak sabar," jawabku yang masih gugup, dan ku buka pintu rumah yang terkunci.

"Lama banget," ucap kak Liza dengan nada sedikit kesal.

"Eh kak, apa si baru Dateng juga udah marah2"

"Kamu bawa siapa? Siapa yang ada di kamar kamu?"

"Ngomong apa si kak, orang dari tadi Rendi buat sarapan geh"

"Bohong"

"Lah, ini nih,,"

"Hmm, enak banget aromanya" syukurlah kak Liza berhasil ia taklukkan. "Tumben banget dek, biasanya minta dimasakin kak Liza,,"

"Sesekali gak apa² kan,, hehe,,"

Aku melihat mata kak Liza yang melihat setiap sudut rumah, aku takut kalau kak Liza akan tau kalau aku tidur berdua dengan Alda semalam. Kecil pembicaraan aku lontarkan kepadanya, agar tidak merasa curiga.

"Ren, dulu kamu bilang mau ngasih buku ke kak Liza," ucapnya. "Masih ada?"

"Ah iya, aku ambil sebentar,,"

Aku pergi meninggalkan kak Liza di ruang tengah menyantap masakan yang aku buat, aku masuk ke dalam kamar dan tidak mendapati Alda dimana pun, aku bingung kemana perginya Alda. Ku lihat di kamar mandi tidak ada, dan di belakang pintu kamarku juga tidak ada.

Meanwhile,,

"Hah,, rasanya lapar sekali, aku pergi ke dapur saja lah," ucap Alda merasakan keluhan di perutnya. "Nasi belum mateng, lauk belum ada, Sabar ya perut,,"

"Masih ada?" Alda mendengar perkataan kak Liza, tapi ia hanya santai saja, apa yang ada di pikirananya sekarang.

Alda membuka lemari yang mana ia penasaran apa isi dari lemari itu. Ia membuka perlahan agar tidak terdengar oleh kak Liza, dan "duaagh" suara toples berisikan kekosongan jatuh begitu saja. Ia gugup, langsung ia kembalikan lagi toples itu dan ketika ia kembali untuk menutup lemari itu.

"Siapa kamu?" Jegeeeeeeeeer, terkejut sudah Alda mendengar pertanyaan itu. Ternyata kak Liza sudah sampai duluan sebelum ia berhasil menyembunyikan diri.

Namun karena bakat Alda yang memumpuni, dan dia malah diam dan memasang muka polos tak mempunyai dosa. "Nama saya Alda, saya teman satu kelas dengan rendi,"

"Apa yang kamu lakukan di kamar adikku?" Dengan muka sinis kak Liza masih ingin mengetahui secara rinci siapa Alda sebenernya.

"Aaa, tadi kan ketika kak ,,," Alda menceritakan apa semua kepada kak Liza. Namun apa yang ia katakan sangat jauh berbeda dengan kenyataan.

Pesan SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang