PART 1 [ HESITANT ]

36.6K 1.2K 31
                                    

∆ DARK ROMANCE!

•° BOCIL BUKAN SEMBARANG BOCIL!

∆ MURNI PEMIKIRAN SENDIRI!
GK SUKA?! OUT BRO!

✓BANYAK ADEGAN KEKERASAN BATIN, MENTAL, & FISIK!

•° UPDATE SESUAI MOOD! KALAU KOMEN KALIAN BIKIN GK MOOD SAYA GK UPDATE!

•° UPDATE SESUAI MOOD! KALAU KOMEN KALIAN BIKIN GK MOOD SAYA GK UPDATE!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Photo By Pinterest







Berlin, Germany

08.00 AM

Luna menatap dirinya didepan pantulan kaca. Ia dengan seragam khas berwarna putih dan hitam yang membalut tubuhnya itu begitu membuat nya senang bukan main.

Hari ini, adalah hari pertama nya bekerja di sebuah mansion besar milik keluarga ternama. Hanya bekerja sebagai maid dan babysitter dari anak pemilik mansion ini, namun gaji yang diberikan benar-benar membuat Luna begitu tergiur.

Ya, setidaknya ia tak akan menjadi gelandangan karena hidup miskin di negara maju ini.

"Luna, ayo! Tuan dan nyonya ingin menemui mu!"

"BAIK, BI! LUNA SIAP!"

Luna dengan senyum cerianya berlari kesenangan mengikuti bibi Calla. Intinya ia harus menunjukan bakat nya menjadi seorang pembantu.

"Bi, ini rumah atau istana raja? Besar sekali..." Mata nya berkeliaran menatap sekitar lorong mansion. Mansion yang menjulang tinggi dengan bangunan emas ini tak henti henti nya membuat ia terkagum.

"Orang miskin selalu berkata mansion ini cukup besar."

Luna sedikit tertohok dengan ucapan bibi Calla. Ya tidak salah sih, dirinya memang miskin, tapi mengapa harus diperjelas juga sih? rasanya ada yang aneh ketika seorang pembantu miskin menghina pembantu miskin lainnya.

Padahal sama sama miskin.

"Masuklah ke ruangan itu. Ada tuan dan nyonya yang sedang menunggu."

"Bibi tidak ikut?"

"Kau pikir aku ini bodyguard mu, huh?! Sudahlah sana masuk! Jangan buang buang waktu!"

Bibi Calla meninggalkan Luna yang berdiri di ambang pintu besar dan menjulang begitu tinggi itu. Walau ragu, tangan-nya tetap membuka pintu tersebut, menampilkan ruangan yang cukup besar bernuansa putih dengan seorang lelaki dan perempuan paruh baya serta seorang anak lelaki kecil yang begitu imut dan aktif.

Ketiga pasang mata itu menoleh ke arahnya, membuat ia semakin dibuat gugup. Luna meremas tangannya, takut kedua tuan rumah tak menyukainya.

"Mommy!Mommy! Apa dia pacalku?!" Anak kecil itu lompat lompat kegirangan dengan mata bulatnya mendapati kedatangan Luna. Pipi temben berwarna merah jambu itu membuat Luna gemas setengah mati. Bahkan kaki kecilnya hendak berlari ke arah Luna namun lelaki paruh baya itu buru-buru menggendong nya.

MARVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang