PART 5 [OBSESSION]

19.8K 888 96
                                    

PERHATIAN! ADEGAN INI DILARANG DIBACA OLEH ANAK USIA DIBAWAH UMUR! 🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PERHATIAN! ADEGAN INI DILARANG DIBACA OLEH ANAK USIA DIBAWAH UMUR! 🔞







"Athan engga tega tiap angun tidul liat mommy becih-becih kamal Athan cendilian, jadinya kalena engga tega Athan lanjut tidul lagi bial engga iyat xixi."

Mata itu melengkung bagai bulan sabit, gigi mungil nya tampak terlihat ketika senyum itu merekah dengan begitu lebar. Beberapa hari ini bocah kecil gembul ini tak menampakan dirinya dihadapan Luna. Sepertinya bukan hanya Luna yang merindukan Arthan, anak itu juga tampak sangat rindu dengan Luna.

Arthan tidak bisa hanya duduk diam dipangkuan Luna. Anak itu selalu saja menggerakkan tangan mungilnya untuk menguyel-uyel pipi tembem milik Luna.
Beberapa kali Arthan menangkup pipinya, memandang dirinya lekat-lekat dan sesekali menggigit lengannya seperti anak kucing yang sedang kelaparan. Jangan lupakan dengan perilaku Arthan yang senang sekali mengendus-endus lehernya dengan begitu agresif. Hal itu mengingatkan Luna pada Marva yang senang sekali mengendus-endus lehernya. Beda-nya, Marva melakukannya dengan begitu kasar dan memaksa, sedangkan Arthan melakukan-nya dengan begitu lembut hingga membuat Luna geli dengan tingkah Lucu Arthan.

Entahlah, tetapi seharusnya Luna yang merasa gemas dengan bocah gembul dihadapannya ini. Tetapi mengapa justru bocah gembul ini yang terlihat sangat sangat gemas dengan Luna? Apa Luna selucu itu dimata Arthan?

"Arthan, ih jangan di gigit! Sakit tauk!"

"Xixixi Nuna emes anget tayak donat Piw piw!" ujarnya menciumi leher Luna dengan kegirangan

"Maksud Arthan, Nuna gendut?!!"

Arthan menatap Luna dengan mata berkedip-kedip lucu, lalu dengan lugu Arthan menggelengkan kepalanya.

"Endak endut. Tetapi Nuna cudah becal."

Luna mengerutkan dahi-nya bingung "Besar?"

Arthan menganggukan kepalanya antusias. Mata bulat itu begitu lugu menatap Luna.

"Ipi tama bola milk Nuna becal. Punya mommy endak becal becal anget tapi Daddy biyang Daddy cuka."

HAH?! Luna benar-benar cengo dengan apa yang dikatakan Arthan. Wajahnya melongo shock menatap Arthan dengan raut muka tak karuan kagetnya. Bagaimana bisa anak sekecil ini dengan begitu lantang dan lancar mengatakan hal diluar pemikiran anak seusianya?!

SIAPAA YANG NGAJARIN WOY?!!

"Iyat, bola Milk Nuna becal anget tayak balon jumbo. Athan cuka, pasti anyak cucu nya telus tenyal-tenyal tayak jelly." ujarnya begitu lancar, menunjuk bagian payudara Luna dengan telunjuk mungilnya menunjukan kikikan kecil dengan wajah tanpa dosa

Shock. Satu kata itu berhasil mewakili diri Luna.

Reflek Luna menurunkan Arthan dari pangkuan-nya dan menutupi bagian payudara nya dengan kedua tangan menyilang. Raut nya benar-benar ngeri menatap Arthan yang kini menunjukan muka lugu tanpa dosa.

MARVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang