PART 9 [VICIOUS🔞]

16.6K 718 353
                                    

"Brengsek sialan!"  teriaknya getir penuh ketakutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Brengsek sialan!" teriaknya getir penuh ketakutan. Tubuhnya bahkan akan terjatuh pingsan jika ia tak mati-matian menahan rasa mual yang kini mengobrak-abrik isi perutnya karena tak tahan melihat banyaknya mayat penuh genangan darah yang berceceran tak tahu tempat.

Luna menoleh kebelakang, dan sialnya dibelakangnya sudah ada Marva yang berlari mengejarnya dengan tangan yang menenteng satu kepala manusia berlumur darah yang telah putus dari tubuhnya. Lelaki gila itu berteriak sangat-sangat kencang hingga gendang telinganya terasa sangat sakit dan nyeri mendengar teriakkan ancaman yang begitu menggelar itu.

Ditengah lorong panjang nan gelap gulita ini Luna terus mengerahkan sisa tenaganya untuk berlari dari Marva, tak mungkin juga ia menyerah dan membiarkan si bajingan gila itu menangkapnya dan mengurungnya lagi! Entah kenapa pula kondisi lorong yang biasanya tampak megah dan mewah kini berganti menjadi lorong yang tampak begitu suram karena tak ada sedikitpun cahaya yang menerangi setiap pijakan langkah kaki-nya.

Luna bahkan tak dapat melihat dengan jelas benda-benda mewah disekitarnya yang biasanya selalu ia lihat, ia hanya dapat melihat beberapa jajaran pintu kokoh yang menjulang tinggi di sepanjang kanan dan kiri lorong yang ia lewati. Tetapi yang jelas pintu itu bukanlah pintu keluar.

Ia harus berhasil keluar dan lepas dari iblis gila yang saat ini seperti hewan buas yang sangat kelaparan dan ingin memangsanya hidup-hidup. Ia terus berusaha memacu kakinya yang terpincang dengan tubuh yang sudah sangat sempoyongan.

Saat ini tak akan ada yang bisa membantunya. Tak ada satupun yang tersisa didalam mansion ini selain dirinya saja!! Semuanya telah mati! Dan sebentar lagi adalah giliran-nya. Ia yakin iblis gila itu juga akan melenyapkan-nya.

"KUBILANG BERHENTI NUNA!!"

Persetan dengan teriakan itu, ia tetap melangkah lari hingga tanpa sadar sikapnya membuat kesabaran Marva telah sampai di ujung batas.

Dakh!!

"AKHH!"

punggung nya dihantam dari belakang oleh sesuatu yang begitu berat dan keras hingga membuat-nya tak dapat seimbang dan terjatuh tengkurap seperti ini. Dan kalian tahu apa benda itu? Kepala. Ya, bukan benda yang menghantam-nya, melainkan kepala manusia yang saat ini berada tepat didepan matanya dan melotot lebar ke-arahnya. Benar-benar didepan matanya hingga Luna hampir mati ketakutan menatapnya. Luna takut, keringatnya mengucur deras, wajahnya memucat. Ingin sekali ia berteriak menatap pahatan wajah wanita yang telah hancur tak beraturan dan tak berbentuk juga berlumuran darah yang kini justru memelototi-nya. Namun lidahnya bahkan begitu kelu dan tak mampu berucap.

Belum selesai rasa terkejut dan shock nya menatap kepala buntung didepan matanya, kaki-nya kini sudah terseret kebelakang dengan sendirinya dan dengan kecepatan yang sangat-sangat kencang hingga membuat kulit kaki, paha dan juga tangannya sobek dan berdarah karena bergesekan keras dengan lantai hingga darah segar itu mengalir disepanjang lantai tempatnya diseret.

MARVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang