06 - Anak Kebanggaan

77 59 0
                                    

Aisra tersenyum tipis ketika melihat orang yang dia suka sedang tertawa bahagia dengan keluarganya dari kejauhan. Senyum pilu yang ia tunjukan hanya membuat masa bahagia orang itu ikutan suram.
 
Jadi ia memutuskan untuk segera pergi dari sana dan kembali kerumah.

Ditengah perjalanan tiba tiba hujan turun. Aisra yang panik hanya bisa berlari dibawah guyuran hujan deras malam itu.

Tubuhnya kedinginan, pakaian basah, buku sekolahnya basah. Jantungnya terasa sangat sakit. Apakah ini akhirnya?

Kembali merasakan sakit, buram dan penglihatan gelap. Ia tak sadarkan diri lagi didepan gerbang rumahnya.

Jam 02.31 dini hari, Yohan yang baru pulang dibuat terkejut dengan tubuh adeknya yang tergeletak tak berdaya didepan gerbang rumah mereka.

Ia langsung membawa adeknya kedalam rumah. Meninggalkan motornya begitu saja. Ia meletakan adeknya dikamarnya, mengganti pakaiannya dan mengusap rambutnya hingga kering.

Tidak ada yang peduli? Tentu saja. Yohan juga tau alasan tentang itu.

Yohan tak tidur untuk menjaga adeknya. Hingga jam 07.45 pagi, ia tak kunjung melihat adeknya membuka mata atau sekedar menggerakan tangan. Dengan perasaan panik, dia segera membawa adeknya kerumah sakit.

Sekitar jam 08.30, ia mendapat kabar tentang adeknya dari dokter yang sering didatangi oleh Aisra. Mungkin sudah jadi temannya juga.

"Seharusnya aku akan memberitahumu hari ini, tapi Ais selalu melarangku. Aku akan memberitahumu." ujar dokter tersebut.

Yohan dibawa keruangan dokter tersebut dan diberitahu semuanya oleh dokter Hedan.

"Aisra menderita leukimia sejak ia menginjak usia dua belas tahun. Apa dia tidak memberitahu keluargamu?" tanya Hedan.

Yohan hanya menggelengkan kepalanya.

"Baiklah. Leukimianya sudah memasuki stadium akhir. Waktunya tak banyak, dia juga memintaku untuk menjaganya sampai akhir waktunya. Dia mempunyai banyak keinginan." ujar Hedan sembari tersenyum kecil menatap wajah merah Yohan.

Hedan menepuk pundak Yohan lalu pergi keluar. Ia meninggalkan Yohan sendirian untuk menangis didalam sana.

Hedan tau tentang keluarga Aisra. Tidak ada yang gadis itu sembunyikan lagi kepadanya

SINGKAT TAPI SAKIT [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang