15 - Incar

16 4 0
                                    

Sekarang apa dia benar-benar berniat untuk membunuhku!?

Gustav dengan tangkas menangkis serangan lawannya. Kemudian dia menendang perut sang lawan dengan menahan diri, karena meski tengah 'kerasukan', lawannya tetap merupakan orang penting.

Sementara lelaki muda itu menerjang lagi. Gustav mempertahankan sikap defensifnya dan mencoba untuk berpikir dengan kepala dingin.

Aku tahu kalau seluruh bangsawan manusia di sini dapat terpengaruh oleh kontrol iblis kapan saja. Namun, sepertinya yang ini benar-benar khusus tertuju untuk menyerangku!

Gustav memutuskan kalau dia tidak bisa bertahan terus. Kali ini dia menendang perut sang lawan kuat-kuat dari samping sampai lunglai karena lengah.

Pria bersurai coklat emas itu lalu mengayunkan pedang dan menggores sendi lengan lawannya sesaat sebelum ia terjatuh.

"Ugh!"

Belum sempat bangkit, tangan kanannya yang memegang pedang diinjak keras oleh Gustav sampai berbunyi sehingga dia berteriak kesakitan.

Gustav kemudian menancapkan pedangnya ke tanah, ke samping leher lelaki bangsawan muda itu dengan mengancam, "Saya tidak peduli dengan jabatan Anda, tetapi ada baiknya jika Anda tidak memancing perkara yang sebenarnya tidak perlu. Apalagi dengan orang yang kemampuannya jelas berada di atas Anda."

Tentu saja ia berani berkata demikian. Gustav adalah satu dari antara banyak prajurit bayaran terbaik yang sangat kompeten. Dia adalah seorang prodigi muda. Maka sebaik-baiknya dia, dia tidak ingin kehormatannya tercela, apalagi oleh anak bangsawan yang manja.

Lawannya jadi ketakutan, matanya yang tadi merah kembali menjadi biru kusam. Gustav lalu melanjutkan kata-katanya sambil menatap lawannya dengan tajam, "Lalu jangan pikir pangkatmu akan membuat semua orang tunduk padamu. Saya mengatakan hal ini supaya Anda bisa belajar, Yang Mulia... Pangeran Claudius."

Gustav menebak namanya dengan tepat sasaran. Sang lelaki muda itu kini terdiam, dia merasa sangat malu. Entah karena dia memikirkan kata-kata Gustav atau karena dia baru saja dikalahkan oleh prajurit bayaran yang tadi diremehkannya dalam waktu singkat.

Prajurit bayaran itu kemudian mengambil kembali pedangnya yang menancap di tanah lalu mengalihkan pandangannya kepada para ksatria, terutama pandangannya terkunci kepada Atristan.

"Kalian semua sudah bekerja dengan Pangeran Claudius sejak lama, seharusnya kalian memerhatikan sikapnya dan benar-benar mendidik dia. Jangan berdasarkan ego, kalian jadi memanjakannya," kritik Gustav

Dia kembali melihat ke arah pemuda yang sedang tergeletak di tanah itu, ia mengulurkan tangannya. "Kalau Anda sadar dengan kekurangan Anda, Anda harus bisa bangkit lagi selayaknya ksatria sejati."

"...." Claudius seketika memalingkan wajahnya dan bersungut, "Aku bisa berdiri sendiri." Pemuda berambut pirang berantakan itu bangkit berdiri sambil menahan rasa sakit di tangannya yang diinjak oleh Gustav.

Dia lalu berjalan membelakangi Gustav, ia kembali ke barisan para ksatria. Agaknya karena dia sudah cukup dipermalukan, dia tidak ingin mencari masalah lagi.

Gustav memasukkan pedangnya kembali ke dalam sarung di ikat pinggangnya. Ia kemudian melihat ke arah para ksatria, ia berdiri tegap di tengah-tengah mereka.

"Saya akan ulangi lagi perkenalan diri saya."

Terdengar suara langkah kaki yang mendekat tatkala Gustav memperkenalkan dirinya.

"Nama saya Gus, saya berasal dari gilda mercenary. Saya adalah representatif gilda yang bekerja di bawah pengawasan Sir Atristan dan supervisi Pangeran Pertama Angellio."

[BL] Galathea I : Kubea [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang