....

344 47 14
                                    

Tw: mention of suicide attemp and sexual abuse❗❗






















"Kamu nggak perlu ikut jemput Awan kalo ada kelas, kak, biar Abang aja."

"Nggaklah, entar Awan ngambek kalo dia nggak liat muka ganteng gue." Jawab Jaehyuk lalu mengambil posisi di balik kemudi mobil peninggalan Ayah.

Tidak ada yang berubah dengan suasana rumah setelah junkyu memberi tahu Jaehyuk soal kepulangan Junghwan. Junkyu lebih sering pulang cepat kemudian membersihkan kamar Junghwan yang selama pemiliknya pergi sering jadi tempat titipan barang Jaehyuk dan Junkyu, dan kalaupun tidak, dia lebih banyak melamun, dan berdiam di kamar.

Antusias kepulangan Junghwan setelah hampir dua tahun tidak bertemu tidak terasa, malah membuat aura Junkyu jadi gelap.

Apa ada masalah dengan Awan? Mengingat masa kuliahnya masih dua tahun lagi, dan sekarang baru setengah jalan tapi sudah pulang.

Junkyu menatap Jaehyuk dengan tatapan yang selalu dia tampilkan akhir-akhir ini, sendu, sedih dan bingung.

"Kenapa, Bang?"

"Nggak papa, kamu keliatan seneng aja Awan pulang."

Perkataan Junkyu membuat kening Jaehyuk mengernyit, "Abang lagi kenapa sih?" tapi Junkyu lagi-lagi hanya menatapnya dengan raut wajah anehnya itu, "Ya senenglah, Bang, Awan pulang masak gue nggak seneng."

Junkyu menatap Jaehyuk semakin dalam, dan sejujurnya Jaehyuk menunggu Junkyu menjelaskan apa yang mengganggu pikirannya belakangan ini, yang membuatnya lebih banyak melamun. Tapi setelah beberapa saat berlalu Junkyu memalingkan wajahnya, tetap diam memandang jalan dengan pandangan yang lagi-lagi terlihat kosong.

Ada rasa khawatir yang makin hari tumbuh makin besar dalam batin jaehyuk. Ada apa sih? Kenapa dia merasa masalah ini nggak sepele?

Rasa khawatir itu berkecamuk semakin hebat ketika dia mendapati sosok adiknya berjalan dari pintu kedatangan internasional dengan tampilan yang begitu berbeda. Dia hampir tidak bisa mengenali Junghwan.

Cara berpakaiannya terkesan asal-asalan –hanya kaos lengan panjang hitam oblong lecek dan celana jeans, lengkap dengan sepatu yang juga diikat asal-asalan, dan yang membuat Jaehyuk makin tidak mengenalinya adalah sorot matanya –kosong, lelah, ada kantong mata hitam dibawah matanya yang jelas kentara, tubuhnya jauh lebih kurus dari yang terakhir Jaehyuk ingat. Sekilas Junghwan terlihat seperti orang yang tidak punya semangat hidup dan putus asa.

Jaehyuk semakin khawatir saat tiba-tiba Junkyu berjalan cepat dan langsung memeluk Junghwan kemudian menangis. Bukan tangis haru bahagia tapi tangis tersedu-sedu yang terdengar pilu.

Tubuh Jaehyuk yang semula ingin mendekat dan membuang semua dugaan-dugaan buruk dikepalanya langsung kaku melihat abangnya menangis kencang ditengah keramaian bandara, sedangkan Junghwan hanya terdiam tanpa emosi seperti hampir mati.

Sekarang asumsi buruk sudah tidak bisa dia tepis lagi. Sesuatu yang buruk pasti terjadi pada Awan.




















⋟﹏⋞


















Jaehyuk kira setelah kepulangan Junghwan, dia akan mendapatkan semua jawaban dari semua keanehan yang terjadi pada kedua saudaranya, tapi salah... sudah seminggu Jaehyuk menunggu, berlagak tetap diam dan menjalankan rutinitas seperti biasanya, berharap Junkyu atau Junghwan akan menjelaskan apa yang terjadi, tapi tetap tidak ada yang berubah. Situasinya malah makin buruk. Junghwan tidak pernah keluar kamar, bahkan Junkyu harus selalu mengantarkan makanan ke kamar Junghwan karena dia sama sekali tidak meninggalkan kamarnya.

SembuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang