[Normal pov] +
Suasana Dingin semakin menusuk kulit, deru nafas terasa memburu, Naruto sadar dengan itu, dia tak mungkin semakin lama berada di luar, badai tak kunjung berhenti dan proses regenerasinya begitu lemah, dari sebelumnya akhirnya dia menemukan. sebuah bangunan asing, dengan semua yang terlihat dengan semupurna.
Pahatanya, bentuknya ornamenya, Naruto hanya tercengang melupakan rasa sakitnya sesaat dengan pemandangan takjub dihadapan mata, Tangga panjang yang bentuk indah perbatasan jurang, yang besar bahkan terpasang kokoh tampa geming meski ada badai dari berbagai sisi.
'I see them happy.'
'I saw them laughing together..'
'They gather and share it with others...'Telinga Naruto berkedut ringan, samar-samar sebuah nyanyian seorang perempuan terdengar dari dalam gedung besar itu, meski samar telinga awasnya cukup yakin jika suara itu bukanlah ilusi dikepalanya.
'I saw them from my window.'
'I want to go there then blend together..
'But something prevents me from doing it ...'Naruto lalu mencoba mendekati pintu namun lantunan suara masih berlanjut membuat pria bersurai pirang nampak terdiam didepan pintu gedung untuk memasang telinganya. Suara indah itu terus bernyanyi entah kenapa ada keceriaan didalam liriknya akan tetapi disisi lain ada pulah liriknya menunjukan bahwa dia sedih juga kesepian namun memendam semuanya.
'I can't do it.'
'I have to look perfect ...'
'Without the slightest stain ... '
'Make them proud ...'
'But one day I can be free'KREEETT!!!
Suara pintu besar yang otomatis terbuka membuat Mata Naruto membulat kaget ia mematung selama beberapa detik, perlahan rasa ragu menyambangin hatiya dikarnakan ia, tak yakin masuk begitu saja kedalam sana mengingat dia bahkan belum meminta izin, untuk masuk akan tetapi suara nyanyian itu terus terdengar membuat lelaki itu penasaran.
Selangkah dua langkah Naruto memasuki ruangan gedung yang menakjubkan, dimana terlihat dua buah anak tangga indah di ujung kiri dan kanan-nya dan sebuah replika pancuran air ditengahnya, semuanya berwarna putih-kebiruan, dengan ornamen bunga salju diatas sepanjang dindingnya, yang terlihat pudar seperti cermin transparan.
(Nanyian nampak masih berlanjut)
(Nampaknya orang didalam gedung ini tak menyadari keberadaan Naruto)
(Dan Naruto menjadi pemuda yang masuk tampa ijin)Naruto kembali takjub diatasnya terdapat sebuah lampu gantung raksasa yang terbuat dari kristal disana, bagaimana bisa semua ini tercipta, Naruto merasa yakin tak yakin jika ini terbuat dari salju atau es, pemahat mana atau orang macam apa yang membuat gedung indah megah dan pahatan sempurna di gunung yang tertinggi tampa ada manusia satupun yang bermukim.
BRAAAAAKKKK!!!!
Sebuah gebrakan keras terdengar membuat Naruto cukup kaget menoleh pada pintu yang sudah tertutup dengan keras, membuat Nyanyian yang ia dengar langsung berhenti dan membuat seseorang berlari kearah ruang bawah untuk mengeceknya. +
"Hei, Siapa kau!,"Ucap seorang wanita dengan setengah panik menemukan Naruto yang entah bagaimana bisa sudah berada ditempat ini, Sementara Naruto hanya membulatkan pandanganya sesaat netra birunya nampak, cukup terkagum-kagum dengan sosok perempuan yang tadi menghandriknya, Seorang wanita dengan rambut pirang-terang, dikempang tunggal dan menyamping dengan gaun indah biru, bersamaan warna glowing putih pudar terang yang dikenakanya, Naruto tak menyangka jika perempuan itu sangatlah mempesona dimatanya.
"Aku minta maaf sudah masuk kemari Tampa I---,"Belum sempat menyampaikan maksut Naruto perempuan itu kembali menghandrik-nya.
"Dan apa yang kau lakukan disini,"
CERITA BERSAMBUNG DI BAWAH INI
"Aku terlu---,"Perempuan itu kembali memotong pembicaraan membuat Naruto menyengit.
"Aku mohon segera tinggalkan tempat ini,"Ucap perempuan itu langsung berbalik menuju ruang lain dilantai dua, ekor matanya pun masih terus memperhatikan gerak-gerik Naruto yang masih terdiam ditempat memperhatikan dirinya, Naruto tak tahu mengapa kakinya seolah tak bisa meninggalkan tempat itu, apa karna badai yang mengamuk diluar sana, juga masalah tubuhnya, mungkin benar, tapi Naruto merasa ada sesuatu yang lain entah apa itu. sebelum Perempuan itu menghilang dari pandangan suara Naruto terdengar keras membuat perempuan itu berhenti melangkah.
"Hei tunggu aku minta maaf, "Ucap Naruto reflex mengabaikan rasa sakit luka pada jantungnya dan tertatih mendekati ujung tangga kristal dibawanya pemisah dari tangga atas dimana perempuan itu berada, panggilan Naruto membuat perempuan itu memandangnya kembali dengan sempurna. "Maaf jika aku masuk tampa izin ada badai diluar sana kumohon beri aku waktu sampai besok menjelang,"
"A-apa,"Ucapnya ada nada tak terima dari perkataanya.
"Tubuhku terluka aku habis bertarung dengan seseoranh, dan aku membutuhkan waktu untuk memulihkanya, beri aku sedikit waktu sampai fajar, aku mohon padamu,"Ucap Naruto mendekap luka di dadanya dan darah mulai merembes tertinggal di ubin lantai.
"K-Kau bercanda, Apa aku bisa percaya?, pada kau seseorang tak dikenal juga asing,"Ucap Perempuan itu dengan tatapan takut membuat Naruto menyengit bingung, meski perempuan itu bertingkah berani, tapi entah kenapa ada ketakutan besar dari perempuan itu.
"Aku bisa memegang janjiku,"Sahut Naruto lalu menghelah nafas, demi apa-pun dia tak ada maksut lain, selain mendapat tempat berlindungan, duduk atau tidur di lantai sudah lebih dari cukup jika dia mendapatkan kesempatan di tempat disini.
"Aku tak percaya padamu, menjauhlah maka kau akan aman dariku,"Ucap perempuan itu tegas.
"Aku mohon tolonglah biarkan aku disini sampai fajar,"Ucap Naruto mencoba memohon untuk kesekian kalinya, mengingat tak ada pemukiman atau gua disekitar tempat ini. "Tenagaku belum cukup kuat, melihat luasnya tempat ini, semua terlihat asing untuku"Ucap Naruto dengan nada memelas.
"Asing, Jangan bilang kau bukan dari Wilayah Arendelle dan orang dari luar yang dibawa kapal?,"Tanyanya, dan itu semakin membuat Naruto merasa bingung.
DEG!!
"AHK!!!,"Belum membalas pertanyaan perempuan itu, Naruto jatuh tersungkur menghantam tubuh pada ubin keras es, lalu menutup matanya erat, bersamaan suara kesakitan yang makin tertahan dari sana.
Bersamaan sebuah langkah anak tangga terdengar.
"Aku Hei...Kau terluka! darahmu banyak sekali!'Suara perempuan itu kembali terdengar dan Naruto bisa mendengar suaranya lebih dekat dari sebelumnya, saat Naruto membuka matanya ia menemukan perempuan itu sudah tak terlalu
jauh darinya, dan memberi tatapan khawatir, ternyata dibalik sisi penghidarnya perempuan itu memiliki sisi peduli terhadap seseorang."Jangan khawatir dengan ini, aku hanya butuh isterahat,"Ucap Naruto mencoba bangkit lalu menyandarkan tubuhnya di ujung tangga, sebagai penyangga dengan posisinya setengah berbaring menatap perempuan itu dengan senyuman menenangkan. 1
"Kau..."Perempuan itu terlihat mencoba sedikit lebih dekat meski tak ingin kontak atau menyentuh, Naruto tahu jika dia peduli dengan keadaanya, akan tetapi dia takut pada sesuatu, apa menyadari ada Kurama ditubuhnya, tapi tatapan perempuan itu terlihat berbeda dari tatapan orang yang takut padanya saat mereka tahu dia seorang jinjuriki.
"Semua akan baik-baik saja, ketika mata hari mulai terang aku akan pergi"Ucap Naruto dengan pandangan tenang saat itu juga, saat ini dia membutuhkan sedikit tenaga untuk mencoba memulihkan diri, dan ketika fajar tiba di dengan sedikit tenaga akan pergi mencari tempat lain untuk memulihkan diri.
"Baiklah tapi pegang janjimu itu,"Desis Perempuan itu, dan Naruto hanya mengguk sembari tersenyum sedikit lebar.
"Kita sepakat, Dateyyo,"Ucapnya.
[BERSAMBUNG]
[Sabtu-23-February-2019]
KAMU SEDANG MEMBACA
Find A Way & I am With You (Uzumaki Naruto & Queen Elsa)
FantasiaGabungan (Find A Way dan I am With You) Dilarang meng-copy isi cerita dari fanfic dari user name (Lightning Shun) kalau wattpad ada juga diakun sebelah atas nama (LeeZianChou) Tapi project itu akan saya lanjut full disini karna pass akun saya ilang...