DIA GILA ( 1 )

169 11 0
                                    

Mata terbuka dengan enggan, bagitu sayu hingga sanggup tertutup kembali andai rasa sakit pada ulu hati bisa di ajak kompromi. Menggeliat untuk merenggangkan otot yang kaku, Naruto melirik jam bergambar kodok di nakas sebelah tempat tidurnya.
Pukul 17.30 waktu Tokyo adalah keadaan penuh dengan turis yang ingin menikmati indahnya malam di Tokyo.

Walau, begitu malam pun rawan akan orang-orang freek yang selalu menjadi penguntit menyeramkan bagi para turis.

Bangun dari tempat tidur dengan enggan Naruto menggapai handpone yang berada di sebelah jam. Berdiri dan melangkahkan kaki ke luar kamar menuju dapur nyatanya pintu kamar jarang sekali tertutup ketika tidur, alasan sederhana hanya untuk mempermudahkan dirinya saat malam ingin buang air kecil.

Menyalakan handphone yang sejak pagi dalam mode mati, layar kembali terang dan Naruto segera saja menaruh di atas meja dapur.
Berbalik ke belakang menghadap langsung dengan kulkas dua pintu. Membuka lalu mengamati isinya Naruto mengambil sepotong sosis siap santap lalu kembali menutup kulkas dan beralih pada lemari atas kulkas untuk mengambil satu cup ramen. Sambil berjalan menuju dispenser tempat air panas Naruto membuka pentupu cup ramen.

Di sela ke sibukan memasak ramen ternyata handphone yang terabaikan memiliki banyak notifikasi masuk. Salah satunya notifikasi tentang uang masuk ke rekening Naruto, serta sebuah pesan dari media sosial Naruto.

Setelah selesai memasak ramen, ia memutuskan untuk duduk di sofa ruang tengah sambil membawa handphone dan ramen yang telah bercampur sosis. Naruto mendudukan diri lalu pertama yang di lakukan oleh Naruto adalah menikmati ramen tanpa bermain handphone.

"Wuahh~ bangun tidur langsung makan ramen memang tidak ada tandingannya."ucapnya kemudian menikmati ramen kembali.

Sejujurnya Naruto ingin sekali memainkan handphone tapi, takut selera makannya hilang saat membaca pesan dari Sai atau yang lainnya. Paling memuakan pesan dari Sai, manusia sialan satu itu akan merekomendasikan Naruto beberapa manga, novel yang berbau 20+++. Belum lagi curhatan tentang betapa pria itu memuja karya sastra.

Naruto ingin sekali mengibarkan bendera putih dengan kelakuan Sai.

Menyeruput kuah terakhir dari ramen. Naruto kembali ke dapur membuang bekas cup serta mengambil sebotol besar air dingin dan kembali keruang tengah lagi. Kini waktunya bermain handphoen.
Menekan tombol di samping kanan lalu mengetik kata sandi, Naruto di buat mengerutkan kening atas pesan Iruka. Pesan yang mengatakan bahwa Kakashi mencari dirinya dan berulang kali menghubunginya. Kemudian kening makin berkerut saat ada panggilan masuk di nomor yang sangat di kenalnya. Melempar handphoen dengan kasar ke atas sofa Naruto memutuskan untuk mandi saja, serta mengabaikan panggilan masuk itu.

Memasuki kamar mandi, melepas semua pakaian, menyalakan shower Naruto membiarkan tetesan air membasahi tubuhnya. Namun, otakanya di penuhi pertanyaan.
Tentang tingkah laku Kakashi semakin terlihat mengerikan di matanya. Karena pada dasarnya Kakashi tidak seintens ini menghubunginya, bahkan dalam jangak 12 tahun belakangan mereka hanya bertukar pesan saat Iruka meminta tolong padanya atau ketika Sasuke terlibat perkelahian dengannya. Terakhir kali adalah Paman Asuma meminta tolong itu.
Selebihnya tidak ada.

Maka dari itu ia merasa aneh.

Kakashi seperti menginginkan sesuatu darinya. Tatapan terakhir kali Kakashi berikan kepada Naruto membuat sisi terdalam diri menyalakan alarm keras.

Ayolah, Naruto bukan remaja tanggung yang bodoh dan naif.

Makanya kebingung memenuhi kepala.

Kenapa Kakashi memberikan tatapan seperti itu pada Naruto?

Usai mandi ia melilitkan handuk di pinggangnya, mengekspos tubuh yang mulai terbentuk karena olahraga serta mengkonsumsi protein terkadang. Di sisi lain handuk kecil tersampir di kepala yang berfungsi mengeringkan surainya yang basah. Tetesan air dari rambut dengan berani menelusuri lekuk tubuh.
Membuka pintu kamar mandi dengan tangan kanan, tangan kiri tengah sibuk mengusak rambutnya yang basah. Kaki Naruto melangkah keluar kamar mandi di ikuti bunyi bel apartemen yang terdengar.

DRAWINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang