DIA GILA ( 2 )

166 13 17
                                    

Nafas Naruto tersengal setalah di paksa meminum cairan bening berbau menyengat itu. Kakashi sendiri kini mengelus pipi pemuda kesayangannya penuh ke hati-hatian.

Suasana hati mereka berdua saling berlawanan.

Kakashi yang begitu penuh gairah.

Naruto yang di selimuti rasa takut akan sisi lain dari Kakashi.

"Paman tolong lepaskan aku."

Naruto mencoba berkata lembut dengan sorat mata yang berubah memohon. Kakashi menatap Naruto datar berikutnya senyum mengerikan terlukis di balik masker itu.

"Akan ku lepas dengan sayarat kau harus patuh atas perintah ku."

Persekian detik sorot mata Naruto menajam kemudian membuang wajah dengan mata terpejam menahan amarah. Harga diri Naruto seakan di permainkan.

Kakashi sangat menikmati gejolak yang di alami pemudanya ini.

Melepas masker pada wajah, Kakashi berikan jilatan kecil di telinga Naruto sembari memberikan kecupan ringan dari belakang telinga hingga tulang selangka. Sebentar lagi waktu berjalan tepat lima menit.

"Baiklah."

Senyum mengerikan mengembang di bibir Kakashi. Menjauh dari tubuh Naruto dan membantu pemuda itu bangun serta duduk di sofa. Kakashi yang berjongkok di depan Naruto kini merogoh kembali saku celana untuk mengambil kucin borgol.

"Berbalik lah."

Naruto menuruti, borgol pun terlepas di ikuti rasa panas yang mulai menyesakan di dada.

"Ughh."

Naruto meremas baju bagian depan dengan nafas yang tesengal. Keringat sebiji jagung mulai mengalir dari kening Naruto.

Jemari tangan Kakashi menggapai dagu Naruto dan mengarahkan wajah yang memerah menatap padanya.

"Obatnya mulai bereaksi eoh."ejek Kakashi.

Bibir bawah itu di usap begitu sensual, nafas Naruto tersengal dengan tubuh yang mulai haus akan sentuhan. Di sisa akal sehat yang mulai terkikis Naruto melirik botol kecil polos yang mungkin itu adalah obat perangsang 

'Sial!'

"Bagaimana perasaan mu, Naru-chan?"

"Berenghahh-sek!"

Kakashi tergelak, Naruto selalu penuh kejutan di balik posisi terdesaknya.

"Kau membuat ku tambah bergairah."

Bibir ranum yang selalu di lumat dalam mimpi kini bisa di cicipi.

Memberi kecupan ringan pada bibir ranum tersebut. Kecupan ringan kini menjadi lumatan lapar dan penuh tuntutan yang di balas oleh Naruto tidak kalah laparnya.

Kakashi merasa puasa bahwa obat ini benar-benar hebat.

"Eumm-ahh."

Lumatan serta hisapan pada bibir bawah Naruto menghasilkan desahan tertatahan yang menggelitik penis Kakashi yang mengeras di balik celana jeans.

DRAWINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang