KECURANGAN KELAS SEBELAH

73 8 4
                                    

Berengsek!

Baru saja kaki berpijak di depan pagar sekolah pemandangan memuakan interaksi antara Neji bersama Hinata membuat dirinya mau muntah. Belum lagi di latar belakangi oleh Tenten yang terus menunduk tidak berani untuk mengangkat kepala ke atas.

Menyapa stpam sekolah yang menua di makan usia, Naruto mulai melangkah masuk dan  mensejajarkan langkahnya untuk bersebelahan dengan Tenten.

"Apa barang mu ada yang hilang?"

"ASTAGA!"

Naruto tidak menyangka Tenten akan terkejut dan hampir limbung andai pijakan Tenten tidak kuat.

"Aiss... Kau mengejutkan ku, Naruto." Tenten tampak kesal lalu menghela nafas lelah.

Mengangkat bahu tidak perduli, kini melangkah bersama lagi setelah sempat terhenti sejenak.

"Siapa yang akan ikut bertanding bola hari ini?" Naruto melirik ke arah lapangan sepak bola yang mulai terisi anak kelas tiga.

"Yang pasti bukan diri mu." jelas Tenten kesal.

Naruto tahu kalo kelas mereka kekurangan personil yang bisa di andalkan dalam sepak bola. Tapi, Naruto sendiri tidak suka olahraga tersebut.

"Ketua kelas jangan terlalu kesal dengan ku. Aku hanya tidak pandai menggunakan otot ku."

Itu sebuah ke bohongan.

"Terserah kamu lah." pasrah Tenten.

"Ngomong-ngomong, kau tidak cemburu dengan adegan di depan kita?" sorotan mata Naruto begitu jahil.

Kening gadis cepol dua itu berkerut sebelum sebuah tinjuan mengarah pada Naruto yang kini sudah berlari menghindari tinjuan tersebut.

"Yakkk! KAU MAU MATI YA UZUMAKI NARUTO!!"

"WEKK."

Naruto dengan sengaja mengejek Tenten. Lalu menambah sedikit kecepatan lari.

"Kejar aku cepol." teriaknya di ikuti tawa serta seruan tidak terima dari Tenten.

Mereka berdua saling kejar, bahkan melewati dua insan yang memiliki ekspresi sama satu sama lain. Ketidak sukaan.

Lorong sekolah di penuh gema langkah kaki Naruto dan Tenten yang saling mengejar. Anak tangga tidak menjadi rintangan bagi mereka berdua hingga tiba di dalam kelas dengan beberapa keringat mengalir turun.

"Bagaimana, sedikit mengurangi beban hati mu bukan?" tanya Naruto ketika mereka tiba dalam kelas dengan nafas yang tersengal.

Beberapa anak yang masih tertinggal menggelengkan kepala tidak habis pikir.

Sedangkan Tenten terdiam lalu mengerucutkan bibir dengan mata memutar jengah, menghasilkan kekehan dari Naruto.

"Kau ini... Tapi, terimakasih."

Mengacungkan jempol mereka menuju meja masing-masing dan Tenten pergi kelapang untuk menonton pertandingan olahraga. Naruto memilih diam di kelas sambil mengecak pesan di handphone karena ada beberapa notifikasi baru.

Salah satu pesan tersebut berbunyi.

BB

Subject : 💓

Picture (?)

Apa kau kenal dengan anak ini? Jika,  iya datanglah malam ini untuk melakukan uji coba kemampuannya.

Menatap datar pada foto seorang pemuda yang hampir seumuran dengannya. Naruto menompang dagu lalu menghela nafas lelah.

Mengetik balasan dengan meminta kompensasi dari melakukan tes pada pendatang baru. Si pengirim setuju dan Naruto pasti akan pergi malam ini.
Menatap keluar jendela kelas, bersyukur bahwa pemandangan kelasnya saat ini tepat ke lapangan sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DRAWINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang