"Bagaimana yang ini— tunggu, ini juga kelihatan bagus!"
Yuna yang membolak-balikkan baju yang pas untuk Chaeryeong berkencan.
"Lihat— oh ini juga!"
Chaeryeong senyum canggung sembari mengusap tengkuknya kaku. Tak seharusnya berpikir meminta bantuan dari Yuna.
Pemudi itu mengajaknya ke rumahnya untuk menemukan pakaian yang sesuai untuk berkencan.
"Kurasa ini sempurna!"
Chaeryeong terbelalak melihat pakaian cukup terbuka, menelan saliva berat sebelum menatap pakaian itu dan Yuna serentak.
"Yuna, kurasa ini keterlaluan. Padahal cuma kencan biasa—"
"Nah, hei Chaeryeong sampai kapan lagi merendahkan diri?"
Yuna menatapnya sendu seiringan tangannya menutup lemari pakaiannya.
Bahunya merosot lemah, mendadak tak menyukai sahabatnya mulai tidak percaya diri.
"Kamu itu cantik, tidak ada yang kekurangan apapun … tapi kenapa kamu selalu begini?"
Matanya berair, merasa ada tusukan dalam dadanya.
Yuna tak suka Chaeryeong selalu membandingkan antara orang-orang selalu membicarakannya.
Yuna tak suka suara serak dan lirih sendu dari Chaeryeong yang terus-menerus mengatakan dirinya banyak kekurangan.
Yuna tak suka Chaeryeong merasa tertekan karena omongan orang.
"Chaeryeong … kamu sendiri tau 'kan aku tak suka …." Yuna tundukkan kepala, bahunya bergetar.
Chaeryeong melihatnya segera memeluknya erat, menenggelamkan wajahnya di keruk leher Yuna, "maafkan aku Yuna. Aku cuma tidak ingin Yeji merasa malu karena ku."
Yuna membalasnya, mengeratkan pelukannya; "kuharap setelah ini kamu tidak mengatakan hal aneh lagi."
"…Akan aku usahakan."
Yuna memejamkan matanya, tersenyum lembut saat usapan lembut dari punggungnya.
"Aku menyayangimu," ucap Yuna pelan.
Chaeryeong mendengarnya pun terdiam sejenak.
"Aku juga."
— t r u e l o v e —
Sesosok wanita berpakaian lengkap tengah berdiri di gerbang rumah minimalis modern terbaru.
Dia tengah sibuk dengan benda pipih hingga tak terlihatnya sesosok wanita berpakaian rapi berada di hadapannya.
"Yeji."
Yeji mengangkat pandangan dan tak bergeming dari tempatnya.
Alat komunikasi itu nyaris terlepas dari genggaman akibat terlalu lama bertemu pandangan mata lawan bicaranya.
Matanya menatap Chaeryeong dari atas sampai bawah, bibirnya sedikit terbuka memandanginya sekali lagi.
"Ini— Hei, bocah kuning! Ini benar kekasihku?!"
Yuna berada di belakang Chaeryeong berdecak kesal, bersidekap dadanya sambil merotasi bola matanya kesal.
"Tentu saja ini kekasihmu, Hwang. Dan tolong berhenti memanggilku bocah kuning!"
Yeji mengernyit, "kenapa? Kau selalu membiarkan Minju memanggilmu bocah kuning."
KAMU SEDANG MEMBACA
true love • chaerji [✔️]
FanfictionChaeryeong tidak tahu rasanya dicintai karena dia memilih mencintai © zvywrte, 2O23.