O4

73 10 0
                                    

"Jadi bagaimana kencan butanya?"

Seharusnya jika dia sudah tau sejak awal tadi, dia akan menolaknya secara mentah-mentah.

Tetapi sahabatnya, Lia— mengadakan sebuah pertemuan kencan buta untuknya yang telah mandiri.

Chaeryeong mengeluh lelah, memijit pelipisnya, "menurutmu? Tentu saja aku memburukkan keadaannya."

Lia senyum paksa, dia harus bersabar menghadapi sikap Chaeryeong yang tak menginginkan seseorang di sampingnya di masa depan kelak.

"Tapi setidaknya berkencan lagi dengannya untuk dua tiga hari— jikalau kamu benar tiada rasanya … kamu bisa melepaskannya."

Chaeryeong menatapnya sejenak, menarik napas dalam-dalam lalu menghela napas berat kemudian berkata; "aku lebih suka perempuan."

Ketikan jari Lia terhenti mendengar tuturannya cukup ambiguitas.

Chaeryeong mendelik pelan, "jangan salah paham, aku ingin menjaga dirimu saja."

Akhirnya Lia cuma mengangguk lalu dia menatap semula layar teleponnya sebelum bertukar pesan.

"Sialan!"

Kedua insan itu terperanjat apabila mendengar suara nyaring di belakang mereka.

Keduanya berkerut keheranan melihat sahabat mereka yang berkerut marah sambil menggerutu geram.

"Hei, Minju ada apa dengan wajahmu?" Chaeryeong bertanya dengan terang-terangan.

Minju mendengus kesal, "sahabatmu! Tanyakan dia!"

Chaeryeong mengedik alisnya sebelum netranya tertuju ke arah leher Minju yang sedikit terpapar memperlihatkan leher halusnya.

"Minju, itu bukan bekas ciuman, 'kan?"

Minju tersedak saliva, menarik kerah bajunya menutupi kemerahan itu dengan wajah kemerahan.

"B-bukan! Ini bekas gigitan nyamuk."

"Berarti aku nyamuk seperti itu maksudmu?" Yuna bertanya dengan kesal sambil menyiku Yeji yang tergelak di sampingnya.

Minju makin memerah sebelum dia beredar, dia sempat melempar tatapan tajam kearah Yuna yang membalas tatapannya dengan mengejeknya.

Kini tinggallah Yeji dan kekasihnya beserta Yuna dan Lia tengah riang sambil membicarakan sesuatu.

Chaeryeong cuma mendiamkan dirinya, dirinya sempat mencari pasangan untuknya karena dia tahu orang tua Yeji menentang hubungan mereka.

Chaeryeong, tanpa sadar telah mengundang kebingungan Yeji saat wanita itu sedang meremas tangannya dengan raut khawatir, cemas dan gelisah bersamaan.

"Chaery, you okay?"

Yeji bertanya dengan nada khawatir.

Chaeryeong sempat sadar lekas menyungging senyum kemudian mengangguk melambat.

"…i'm okay, love."

Yeji tau, dia tak baik-baik saja.

— t r u e  l o v e —

Ketahuan. Layaknya pasangan diketahui telah menduakan cintanya terlebih lagi pasangan itu memilih orang ketiga.

Yeji menghela napas gusar; "ini apa, Ryeongchaer? Aku butuh penjelasan."

Yeji tetap senyum walaupun dirinya tau dirinya telah dikhianati oleh kekasihnya yang tampak enggan bersitatap dengannya langsung.

true love • chaerji [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang