"Sayang, bangun. Aku harus membuatkan kita sarapan pagi."
Pinggangnya dipeluk erat, wanita itu lebih menenggelamkan mukanya di dada Chaeryeong yang merasa tergelitik geli.
"Sayang."
Yeji bersenandung kecil, makin menenggelamkan wajahnya hingga kulit mereka bersentuhan.
Chaeryeong menepuk lembut pipinya dan mendaratkan kecupan singkat di pipinya; "bangun sayang, aku harus buat sarapan pagi. Nanti Yuna merengek meminta makanan."
Yeji mengeluh pasrah, mengenai Yuna— wanita itu pasti sulit untuk dibujuk olehnya jikalau dia merajuk.
Tak lama bibirnya mengembang sebuah senyuman yang mampu membingungkan Chaeryeong sedang mengikat rambutnya.
"Dengan Yuna …, aku merasakan kita sudah memiliki keluarga bahagia."
Chaeryeong tertegun sejenak kemudian pipinya memerah karena malu lekas memalingkan wajahnya.
Yeji tergelak melihat kekasihnya terburu-buru pergi meninggalkan dirinya yang tengkurap di ranjang.
Chaeryeong mengigit bibir bawahnya menahan senyum malu-malu, dia membayangkan bagaimana mereka memiliki keluarga sebenarnya.
Begitu dia masih membayangi sesuatu yang ia impikan selama ini, dia dikejutkan oleh pelukan hangat dari belakangnya.
"Aku lapar~"
Tanpa membalikkan tubuh pun Chaeryeong begitu mengenali suaranya. Suara pemilik rumah ini, Yuna.
"Kamu bisa meminta bibi memasak untukmu, 'kan?"
Yuna bersenandung kecil, meletakkan dagunya di bahu Chaeryeong.
"Masakanmu lebih enak," pujinya mendapatkan tendangan kecil dari belakangnya.
"Bocah kuning, itu kekasihku!"
Yuna mendelik, mengeratkan pelukannya, "ini sahabatku!"
Tanpa menunggu Yeji menyerangnya, Yuna mengendong Chaeryeong ke lantai bawah menyebabkan wanita itu turut menyusul mereka.
"Bocah kuning, kembalikan kekasihku semula!" Teriak Yeji menggeram gemas melihat wajah tertekannya Chaeryeong.
Yuna juga ingin menertawakannya, namun dia dan Yeji harus bekerjasama untuk mengusik kesabaran wanita itu.
"Ya, sabar saja."
Yuna menurunkan Chaeryeong, wanita itu melekat dirinya membuatkan Chaeryeong terkejut bukan main.
"Hei, Yuna—"
"Pelukan~"
Keduanya saling mendiami ruangan dapur yang hening hanya terdengar ketukan pisau dari Chaeryeong.
Kedua wanita itu duduk manis di kursi sambil memperhatikan gelagat Chaeryeong yang begitu fokus dalam memasak.
"Yuna, jikalau kamu ingin menjalin hubungan, setidaknya mirip dengan Chaeryeong. Lihatlah, kekasihku memasakkan makanan untukku."
Yuna merotasi matanya sebal, "semua wanita bisa masak dan perkara itu bukanlah wajib tapi kita harus belajar agar bisa bertahan hidup."
"Jadi, mau kekasihku itu pintar masak atau tidak, itu keputusannya karena dia hanya kekasihku bukan istriku, haha—"
Yeji meringis sambil memandang Yuna dengan kasihan apabila sebuah pukulan keras dari kepalanya.
Yuna memasang raut muka kesal dan berbisik kepada Yeji yang melirik Chaeryeong.
"Lain kali kalau aku menemukan seseorang sama persis seperti Chaeryeong— akan ku pastikan dia tidak bisa berjalan—"
Dan sekali lagi, dia mendapatkan pukulan dari Yeji.
KAMU SEDANG MEMBACA
true love • chaerji [✔️]
FanfictionChaeryeong tidak tahu rasanya dicintai karena dia memilih mencintai © zvywrte, 2O23.