O6

108 9 3
                                    

"Kita akan menikah di Rusia."

Terkelu bibirnya apabila perkataan itu dilontarkan oleh Yeji yang tidak menunjukkan tanda-tanda bersalah.

"Apakah hubungan kita direstui oleh papa dan mama kamu?"

Yeji memilih untuk tersenyum lebar, sebagai tanda jawabannya.

Dia tidak mau kehilangan sesosok telah mengisi hatinya dan tidak mau kehilangan kesempatan ini.

"Tentu."

"Kenapa harus di Rusia bukan di Korea?"

Dan pertanyaannya membungkam mulut Yeji dalam sedetik, sedetik itu Yeji hanya menatapnya dengan teduh.

"Itu pilihanku, apakah kamu tak menyukainya? Kita bisa kembali ke Korea Selatan untuk—"

Chaeryeong menggerakkan kepalanya perlahan, menggenggam erat tangan Yeji di sana.

"Bukan, aku hanya bertanya kerana aku tidak melihat keluargamu ikut sekali."

Yeji melempar tatapan hangatnya, menarik kepalanya bersandar di bahunya sebelum keduanya merasakan kehangatan satu sama lain.

"Tidak usah memikirkan hal itu, aku yakin mereka akan datang pernikahan kita."

Chaeryeong senyum sayu, mengingatkan memori yang sempat menghantuinya beberapa hari lalu.

Seolah mengatakan dirinya itu tidak sepantas itu kepada Yeji.

Mereka akan meninggalkan kota kelahiran mereka untuk menikah di luar negara.

Hal itu tidak diketahui Chaeryeong yang terus memindai seluruh pandangannya ke ruangan cukup besar dipenuhi desas-desus manusia dengan aktivitas mereka.

Pesawat mereka akan segera melakukan penerbangan ke Rusia, tapi keluarga Yeji belum memunculkan dirinya.

Chaeryeong yakin, hubungan antara Yeji dan keluarganya pasti tidak baik-baik karena dirinya.

Dirinyalah punca semua itu.

Andai saja, dia tidak menaruh perasaan yang sama dirasai oleh Yeji, pasti hubungan mereka hanya sebatas sahabat.

"Babe, let's go."

Chaeryeong tersentak saat tangan besar menggenggam tangannya menyadari dari lamunannya.

Melihat Yeji tengah sibuk dengan aktivitas mendorong koper mereka yang akan dibawa pergi juga.

"Yeji," panggil Chaeryeong lirih.

Yeji berbalas dengan bersenandung pelan, barulah menoleh ke kekasihnya.

"Kamu bohong tentang keluargamu, 'kan? Sebenarnya mereka tidak dapat datang melihat pernikahan kita karena aku, 'kan?"

Yeji diam dan terus mendorong troli yang membawa koper mereka dan tidak lupa menggenggam erat tangan kekasihnya.

"Kita bicarakan ini di dalam pesawat saja, ya."

— t r u e  l o v e —

"Aku mencintaimu, cukup itu saja kamu ketahui. Selebih tidak usah."

"Tapi—"

"Mereka tidak ingin kemari, itu urusan mereka. Asalkan aku menikahi orang yang amat kucintai seumur hidupku tanpa ganggu."

"Ya, aku tau tapi—"

"Kamu tidak ingin aku menikahi kamu? Kenapa reaksimu berbeda," ujar Yeji dengan nada kecewanya.

true love • chaerji [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang