Check In

187 1 0
                                    

‼️Chapter ini mengandung unsur 18++‼️

Gw memutuskan untuk memesan kamar di hotel itu, gw titip Vincent di bar, lalu beranjak k lobby hotel.
"Malam, mbak saya mau pesan kamar standar untuk satu malam"
"Baik pak, untuk kamarnya mau yang twin bed atau yang King bed pak ?" Tanya resepsionis
"Yang twin bed itu kasurnya pisahkan ya mbak ?"
"Iya pak, twin bed yang kasurnya dipisah"
"Ok kalau gitu saya pesan yang twin bed aja mbak"
"Baik, pak. Kamarnya mau include breakfast atau tidak pak ?"
"Tidak usah mbak"
"Baik pak, kamar standar dengan twin bed tanpa breakfast untuk malam ini saja ya pak"
"Iya mbak"
"Baik pak, total pesanan kamar bapak 1.300.000"
"Ok mbak"
"Baik pak, ini kunci kamarnya, kamar bapak di 1803 ya, sekamar beristirahat"

Setelah urusan check in hotel selesai, gw kembali ke bar dan menjemput Vincent.
"Perlu dibantu pak?" Tanya pegawai barnya .
"Oh, tidak usah mas, dia kurus kok jd enteng"
Sebenarnya gw cukup kewalahan untuk bopong Vincent

Setelah bersusah parah menuju lift dan menekan lantai 18, akhirnya gw sampai di pintu kamar gw, gw buka pintu dan menyalakan lampu sambil membopong Vincent.

Setelah kamar menyala, gw taruh Vincent di kasur dan menyalakan ac kamar.
"Hoeeekkk..."
"Ekhhh anjir vin lu jangan muntah di kasur dong" jerit gw
"Hoeekkkk..."
"Yaa lu gak muntah di kasur malah muntah di lantai"
Gw lalu membopong Vincent ke kamar mandi
Muntahlah Vincent di closet kamar mandi.
Meninggalkan Vincent yg sedang muntah, gw membersihkan bekas muntahan Vincent yang di kasur dan di lantai.
"Dah selesai lu muntahnya ?"
Tidak ada jawaban dari kamar mandi gw menengok ke kamar mandi.
Melihat Vincent yg terduduk di lantai kamar mandi dengan kepala menghadap ke closet.
"Ekh, lu ngapain jangan tidur di situ woii"
Gw lalu memperbaiki posisi Vincent, melihat ada muntahan di dekat bibir dan baju Vincent automatis gw mengambil handuk yang ada di kamar mandi, gw lap mukanya Vincent dan bibir Vincent, lalu gw buka perlahan kancing baju Vincent, gw lap perlahan dada bidang Vincent . Karena melihat baju Vincent yang sudah basah keringat dan air, gw putuskan untuk mengganti baju Vincent dengan bathrobe. Gw buka baju Vincent secara full dan sejenak gw mengagumi badan Vincent.
Setelah selesai mengganti baju Vincent dengan bathrobe, gw juga putuskan untuk melepas celana Vincent. Gw pikir karena kita tidak bawa baju ganti dan lebih nyaman jika celana jeans yang ketat di lepas untuk tidur.
Setelah melepas celana Vincent, gw menatap tonjolan besar di balik celana dalam celvin klein Vincent. Tetapi gw fokuskan kembali untuk tidak melakukan yang aneh aneh.
Setelah selesai mengganti baju Vincent, kini Vincent hanya memakai celana dalam dan bathrobe hotel, gw membopong Vincent ke ksir yang masih bersih dari muntahan.

Saat Vincent sudah terlentang di kasir dan gw hendak mengganti baju, tiba-tiba tangan Vincent meraih tangan gw, hingga gw terjatuh ke hadapan Vincent.
"Ekh, lu kenapa dah Vincent" tanya gw yang sudah duduk di samping Vincent
"Temenin gw" katany pelan
"Iya iya ini gw temenin lu"
Vincent pun bersandar di kasur, lalu dia merebahkan kepalanya di dada gw.

Crush Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang