7 (End)

8.5K 520 107
                                    

Kala tersentak dalam tidurnya ketika merasakan suhu panas di dalam pelukannya. Ternyata, tubuh kecil anaknya tengah menggigil dan panas tinggi. Jam menunjukkan pukul setengah 6 pagi, tanpa basa-basi Kala langsung membungkus tubuh Kai dengan selimut dan berlari keluar kamar kost nya untuk mencari tumpangan.

"Bertahan ya, sayang..."gumam Kala yang semakin panik saat melihat pos satpam yang kosong dan keadaan kost juga sedang sepi karena sebagian besar penghuninya pulang kampung mengingat anak kuliah yang sudah libur semester.

Kala berlari hingga ke ujung jalan dengan perasaan semakin kalut. Saat ia hendak menyeberang, tiba-tiba sebuah mobil melintas. Beruntung, mobil itu berhenti tepat sebelum menghantam tubuh Kala dan Kai, namun hal itu sukses membuat tubuh Kala bergetar ketakutan.

"Lo gi---Ala?!"

Kala mendongakkan kepalanya menatap wajah ai pemilik mobil. Matanya membulat saat melihat wajah laki-laki yang masih bertahta di hatinya itu.

"A-Ajen..."

"Ala, kamu---"

"A-Ajen... Tolongin Ala! Anak Ala sakit, tolong..."

"Ayo masuk, kita ke rumah sakit!"

Rajen melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit terdekat. Di sampingnya ada Kala yang terus menangis sambil mendekap anaknya yang terlihat pucat dan menggigil.

Sekitar 15 menit perjalanan, akhirnya Rajen menemukan sebuah rumah sakit, tanpa pikir panjang ia langsung membelokkan mobilnya ke arah rumah sakit tersebut.

Begitu mobil Rajen berhenti di depan lobby, Kala langsung berlari keluar dari mobil dengan membawa Kai dalam gendongannya sambil berteriak memanggil tim medis.

"DOKTER TOLONG ANAK SAYA!!!"

Dokter dan perawat pun dengan sigap membawa tubuh kecil Kai menuju ruang UGD untuk diberikan pertolongan.

"Maaf, Anda dilarang masuk!"ucap seorang perawat menahan Kala yang hendak ikut masuk.

"Tapi anak saya di dalam, saya---"

"Ala... It's okay, kita bisa tunggu disini, sayang."ucap Rajen sambil memeluk tubuh ringkih Kala. Lalu, ia beralih menatap perawat itu. "Lakukan yang terbaik untuk anak saya!"

"Pasti, Tuan!"

Rajen membawa Kala untuk duduk di bangku yang ada di depan ruang UGD. Kala masih menangis dengan penampilan kacau dan lusuh, bahkan Kala hanya memakai kaos tipis dan celana training, tanpa alas kaki. Rambutnya berantakan, wajahnya memerah, sembab dan basah karena tidak berhenti menangis.

"Jangan nangis terus, sayang..."bujuk Rajen sambil membuka jaket kulitnya dan memakaikannya pada Tubuh Kala.

"Ala gagal jagain anak Ala..."

Rajen menghela nafas. Kala tidak pernah berubah, selalu menyalahkan dirinya sendiri jika sedang seperti ini. "Ala, aku tau ini bukan waktu yang tepat, tapi... Apa dia anak kita? Anak yang kamu bawa lari, bahkan sebelum kamu ngasih tau aku tentang keberadaannya?"

"Ajen..."

"Iya, kan? Aku gak bodoh, Ala. Wajahnya 100% wajah aku pas kecil, dia mirip banget sama aku, kamu gak bisa ngelak lagi!"

"Maaf... Maafin Ala, Ajen..."

"It's okay, sayang. Tapi dia beneran anak kita, kan?"

Kala mengangguk dalam dekapan hangat Rajen. Hal itu tentu saja membuat Rajen merasa lega. Beban yang ia pikul selama 5 tahun itu langsung terangkat begitu saja.

"Namanya Kaivandra Archer, dia suka dipanggil Kai. Dia pinter, bahkan dia gak pernah ngeluh saat hidup serba kekurangan..."lirih Kala yang kembali meneteskan air matanya. "Maafin Ala, Ala bikin anak kita tumbuh dengan cacian orang, Ala belum bisa ngasih yang terbaik buat Kai, bahkan... Bahkan dulu Kai pernah nangis kelaparan karena Ala gak mampu beli susu buat Kai karena uangnya kepake buat bayar kost-an..."

Puzzle Piece || Nomin 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang