Jam menunjukkan pukul 11 siang. Dari jam 8 pagi tadi, Rajen sudah berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk di mejanya. Hari ini ia tidak ada jadwal kuliah, jadi ia full berada di kantor seharian ini karena memang itu peraturan yang harus ia patuhi dari sang Daddy. Ia benar-benar dipupuk untuk menjadi pengusaha yang sukses dan cerdas, walaupun kebebasannya harus direnggut paksa.
Rajen melirik jam tangan mahalnya. Ia ada janji makan siang dengan Kala, dan ia tidak boleh telat agar memberikan kesan baik pada si manis itu. Rajen tidak ingin usahanya untuk membuat Kala jatuh cinta harus gagal begitu saja.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk!"seru Rajen saat mendengar suara pintu diketuk dari luar oleh seseorang.
"Masih sibuk, Jen?"
Rajen mendongakkan kepalanya ketika suara bariton milik Juanda menyapa pendengarannya.
"Gak terlalu kok, Dad. Kenapa?"sahut Rajen yang masih fokus pada berkas di tangannya.
"Nanti ikut Daddy makan siang sama kolega bisnis kita, ya! Dia juga bawa anaknya, biar nanti dia ada temen."
Seketika, Rajen berhenti membaca berkasnya. Ia menghela nafas, lalu meletakkan berkas itu dengan sedikit kasar. Ia sangat tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Aku gak bisa, Dad. Udah ada janji sama temen."
"Batalin. Kolega Daddy sama anaknya lebih penting!"tegas Juanda yang membuat Rajen lelah. "Anaknya cantik loh, Jen. Lagi kuliah di Amerika, kebetulan lagi pulang karena libur summer."
"Dad... Aku gak suka perempuan. Aku juga minta sama Daddy, berhenti jodoh-jodohin aku sama anak rekan bisnis Daddy! Aku bisa cari jodoh sendiri, jangan bikin aku muak!"
"Siapa yang ngajarin kamu berani bantah Daddy, Rajendra?"
Rajen menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. "Maaf kalo kesannya aku gak sopan, tapi kali ini aja... Batalin rencana Daddy, aku tegaskan sekali lagi... Aku gak suka perempuan!"
"Oke. Daddy batalin, kamu lanjut kerja aja kalau gitu!"ucap Juanda yang membuat hati Rajen lega.
"Aku izin makan siang dulu di luar boleh gak, Dad? Sekalian nemuin temen aku buat bahas sesuatu."
"Penting?"
"Iya, masalah tugas."
"Ya sudah, tapi jangan lebih dari 2 jam!"tegas Juanda yang langsung keluar dari ruangan Rajen.
Setelah Juan pergi, Rajen mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Kala. Namun, ponsel si manis itu tidak aktif yang membuatnya khawatir. Lalu, ia beralih menghubungi Hafsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece || Nomin 🔞
General FictionTentang cinta beda kasta. Yang satu harus banting tulang untuk bisa bertahan hidup seorang diri, sementara yang satu lagi cukup ongkang-ongkang kaki, maka uang akan menghampirinya. Kala yang hidup mandiri dan sebatang kara, yang ia tahu hanya belaja...