Rajen menghela nafasnya lelah. Sejak pulang kuliah tadi, ia langsung ke kantor untuk membantu Ayahnya sambil belajar bisnis sedikit-sedikit karena nanti setelah lulus kuliah, ia akan langsung memegang perusahaan pusat, sebab Madhava---kakaknya---memilih jalan lain, yaitu menjadi dokter dan akan memegang rumah sakit milik kakeknya. Jadi, Rajen terpaksa menjadi pewaris 'W Corp' dan mengorbankan cita-citanya menjadi arsitek demi menggantikan Madhava. Ia tidak punya pilihan lain, karena Madhava sudah banyak mengalah saat mereka masih kecil, dan gilirannya untuk membalas kebaikan sang kakak.
Rajen menutup laptopnya, lalu membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk pulang karena sudah jam 5 sore dan ia ada deadline tugas dari UKM basket yang harus dikumpulkan besok pagi.
"Om Doni, Daddy mana ya?"tanya Rajen saat melihat sekretaris sekaligus sahabat Juanda---ayahnya---keluar dari sebuah ruangan.
"Juan udah keluar setengah jam yang lalu, katanya mau jemput Bubu kamu."jawab Doni.
"Oh, okay. Kalo gitu aku pulang dulu."
"Iya. Hati-hati, Rajen."
Rajen mengangguk, lalu berjalan menuju lift dan menekan tombol B1 menuju rooftop dimana mobilnya terparkir.
Mercy hitam itu melaju dengan kecepatan sedang. Selama 10 menit berkendara, tiba-tiba mobilnya mati dan ia langsung menepi di bahu jalan.
"Shit! Gue lupa isi bensin!"umpat Rajen saat melihat MID mobilnya. Lalu, ia merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel dan ternyata... Ponselnya juga mati karena kehabisan daya.
"Sial! Apes banget gue hari ini!"
Dengan terpaksa, Rajen turun dari mobilnya sambil menyampirkan tas hitam di bahu kirinya. Ia memencet tombol untuk mengunci mobilnya, lalu berjalan menuju halte sekitar 15 meter dari posisinya.
"Semoga ada taksi yang lewat..."
****
"Hafsa, Ala pulang dulu ya, sampai ketemu besok!"pamit Kala pada Hafsa, sahabat sekaligus bos di tempat kerjanya.
"Oke, hati-hati ya, La. Kalo ada apa-apa langsung kabarin gue sama Egan!"
Kala mengangguk, lalu keluar dari cafe dan berjalan sekitar 50 meter menuju halte dengan senyum yang terpatri di bibirnya, karena hari ini ia mendapat gaji dan ia bisa bayar kost dan membeli kebutuhan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece || Nomin 🔞
General FictionTentang cinta beda kasta. Yang satu harus banting tulang untuk bisa bertahan hidup seorang diri, sementara yang satu lagi cukup ongkang-ongkang kaki, maka uang akan menghampirinya. Kala yang hidup mandiri dan sebatang kara, yang ia tahu hanya belaja...