Bab 46. Satu Masalah Selesai

2.2K 117 1
                                    

▪︎ Happy reading
︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya

▪︎ Happy reading▪︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Alesha menunggu Mira keluar dari ruangan Bagas sambil meremas-remas jarinya. Dia makin khawatir setelah melihat ekspresi wajah dari kepala divisi keuangan saat keluar dari sana. Pasti Mira juga mengalami hal yang sama atau bahkan lebih sulit dari ketua divisi tersebut. Wanita itu benar-benar merasa bersalah, apalagi setelah mengatahui jika Edgar penyebab dari kasus penggelapan ini.

Emang dasar cowok nggak tau diri! Awas aja kalo sampek ketemu gue lagi. Abis lo, Edgar! gerutu Alesha dalam hati.

Dia segera berdiri ketika melihat pintu ruangan Bagas terbuka. Seperti dugaannya, Mira keluar dengan menunduk dan terlihat jelas kesedihan di wajah wanita itu. Alesha mendekatinya dan menawarkan diri untuk menemani selama istirahat makan siang. Dia juga sudah mengirim pesan kepada bosnya untuk meminta izin makan di luar kantor bersama Mira.

Mira menatap Alesha sendu. "Nggak apa-apa. Gue bisa sendiri, kok. Sebenernya ... gue masih malu banget buat ketemu sama lo."

"Gue ngerti. Tapi, lo nggak boleh sendiri dalam keadaan kayak gini. Anggep aja, kita lagi lepas penat bareng. Gimana?" Alesha menatap Mira dengan mata berbinar, berharap wanita itu menyetujui idenya.

"Ehm, karena ada yang mau gue omongin juga, jadi okelah. Kita bisa makan siang bareng. Abis itu gue nggak balik ke kantor." Mira menunjukkan amplop berisi surat peringatan yang diberikan Bagas dan Alesha langsung mengangguk mengerti.

Akhirnya mereka pergi ke kafe terdekat dengan berjalan kaki. Mereka mengambil tempat di pojok dekat jendela dan jauh dari jangkauan pengunjung lain. Kedua wanita itu sama-sama memesan gado-gado dan jus alpukat. Mereka mengobrol sambil menunggu pesanan datang. Alesha ingin meminta maaf karena sudah membuat Mira mendapat peringatan keras dari pimpinan mereka.

"Seharusnya gue bilang makasih sama lo. Dan gue yang harus minta maaf karena udah iri sama lo. Jujur, gue ngincer posisi sebagai sekretaris Pak Bagas sejak sekretaris terakhir itu dipecat. Tapi, sayangnya buat ngedetin Bu Dewi, tuh, susah banget. Makanya pas hari pertama lo di kantor, gue malah ngerjain lo soal kopi Pak Bagas. Gue berharap lo langsung dipecat, tapi nyatanya lo bertahan sampe sekarang."

"Sumpah, gue kira waktu meriksa laporan keuangan punya lo itu. Gue harap itu Cuma salah itung atau lupa kasih bukti nota. Mana gue tau kalo bakal serumit ini masalahnya."

"Gue bener-bener nggak nyangka lo bisa nemuin kesalahan dalam laporan gue. Padahal, gue udah buat serapi dan sebaik mungkin agar nggak ada celah. Tapi, emang ini udah saatnya gue berhenti. Gue juga udah capek nurutin semua maunya Edgar."

Mendengar Mira menyebut nama pria itu, Alesha menjadi kesal karena sudah hampir dimanfaatkan. Namun, dia jauh merasa lebih kasihan kepada Mira yang sudah ditipu habis-habisan. Wanita itu bahkan sampai berani mengambil uang perusahaan hanya untuk memenuhi keinginan pria berengsek itu.

His Secretary [TAMAT] - SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang