x

1K 89 13
                                    

Bahkan Hingga hakim mengetuk palu dan meresmikan perpisahan mereka pun Jennie akan tetap mencintainya dengan lapang dada.

Kau bisa mengatakan Jennie bodoh karena memberikan hatinya pada seseorang yang salah. Tapi ketahuilah, jika kau jatuh cinta maka kau harus bersiap akan semua fikiran bodoh yang hinggap di kepalamu.

Kau fikir Jennie ingin melakukan ini? Tentu tidak, akal sehatnya menentang keras namun apa? Hati nya yang mendominasi disini, dia tidak berdaya kala cinta membutakannya.

Kedua nya saling melemparkan tatapan sendu, Jennie menatap sosok gadis  yang berdiri dibelakang Rosé.

"Jisoo Kim,"

Gadis itu menunduk "maaf, Gara-gara saya kalian-

"Enggak." Jennie tersenyum tipis "bukan salah kamu. Aku yang harus minta maaf udah bikin kalian sama-sama sakit. Aku egois."

"Udah Jen. Aku masih ngerasa bersalah." ujar Rosé.

"Enggak Rosie. Tetep jadi sahabat aku ya? Anggap semuanya gak pernah terjadi, tapi mohon, jangan larang aku jatuh cinta sama kamu. Karena semakin dicegah perasaanku semakin dalam."

Jennie menghela nafasnya "Jisoo, jangan ngerasa bersalah lagi. Ini takdir kalian, kamu ngelakuin itu dulu adalah hal yang aku lakuin sekarang. Kita memiliki cinta yang sama bukan?"

Dia beralih menatap Rosé "aku mungkin bisa bersaing dengan orang yang cinta kamu, tapi aku gak bisa bersaing dengan orang yang kamu cinta. Jadi aku udah kalah,"

Jennie menyatukan tangan mereka "ini takdir kalian, Jaga dia buat aku ya?" Jisoo mengangguk pasti.

Jennie menepuk pundak Rosé dengan senyum masam "tapi inget Rosie, dikehidupan selanjutnya,  jadilah milik aku dalam bentuk apapun."

Untuk terakhir kalinya Rosé memeluk tubuh mungil Jennie, menumpahkan semua perasaan yang dia tanggung di pundaknya.

"Maaf udah ngasih luka ke kamu segini banyak. Ini diluar kendali, aku fikir ini yang terbaik tapi ternyata menyakiti keduanya."

<<<

Singkatnya Jisoo adalah gadis yang Rosé temui di minimarket miliknya beberapa tahun lalu. Keduanya menjadi sering bertemu karena Jisoo adalah waiters di kafetaria seberang yang sering Rosé kunjungi.

Keduanya mulai berkenalan dan tumbuh rasa cinta. Jennie tidak pernah mengenal Jisoo dan Rosé tidak mengenalkannya karena saat Jennie tahu Rosé dekat dengan seseorang dia akan marah.

Tentu Rosé tahu perasaan sahabatnya, tapi perasaannya berbeda, dia tidak bisa membalasnya. Hingga akhirnya dia memantapkan hatinya untuk melamar Jisoo, keluarga nya sangat senang karena mereka tahu Jisoo gadis yang baik dan sopan, apalagi Rosé sangat mencintainya.

Namun takdir berkata lain. Saat Rosé akan memberitahukan kabar ini, Jennie mengalami tragedi kelam itu. Dia tidak bisa mengatakannya karena dia tidak bisa melihat sahabatnya semakin hancur.

Rosé kembali pada Jisoo dan menceritakan semuanya, dan Jisoo meminta Rosé untuk menikahinya. Tentu Rosé menolak. Namun tanpa diduga, Jisoo mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawa nya.

Dalam keadaan nyaris sekarat Jisoo kembali meminta Rosé menikahi Jennie hingga akhirnya Rosé terima dengan syarat Jisoo kembali sembuh.

Akhirnya pernikahan itu terjadi meski Tuan Park menentangnya karena Jennie bukan anak baik di matanya, itu sebabnya dia tidak menyapanya di aniversari pernikahan mereka. Secara rutin Rosé menjenguk Jisoo meski dia hampir kehilangan nyawa nya karena kesalahan saat operasi.

Tapi kini semuanya sudah terungkap, Jisoo kembali sehat dan Jennie bisa berdamai dengan keadaan.

>>>

Jennie mengangguk, Hari-hari yang mengesankan saat menyadari orang yang dia cintai jadi miliknya meski hanya sebentar, tapi untuk Jennie, 24/365 adalah part terindah dalam hidupnya, bahkan jika dia akan menceritakannya kembali, dia akan butuh banyak sekali kalimat untuk menjabarkannya.








Tamat~3~



Pesan moral?

dahlah males ngetik, mikir ndiri

24/365Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang