v

719 127 12
                                    

"Kenapa harus gue sih Rene. Lo kek temen lo cuma gue doang."

"Emang cuma lo doang kok. Ayolah, barang yang gue butuhin cuma ada di minimarket itu."

Kedua gadis itu memasuki sebuah tempat belanja, gadis pendek itu berdecak kagum karena tempat ini sungguh lengkap.

"Yuk, sini lo jangan disini aja."

Pintu kembali terbuka oleh seseorang berambut pirang "pastiin semua persediaan gak kosong ya? Rajin rajin cek, sebagai toko baru kita harus beri pelayanan terbaik."

"Rene! Dompet gue ketinggalan!"

"Serius lo? Gak lucu ah"

Gadis itu meraba seluruh saku di hoodie dan rok nya "emang ketinggalan! Rene, pinjem punya lo dulu."

"Heh gue juga pas pasan kali."

Mendengar percakapan itu, dua orang tadi saling berpandangan.

"Mba, gak jadi deh, dompet saya ketinggalan."

"Maaf kak, tidak bisa. Silahkan lunasi disini ya kak."

"Gimana?"

"Berapa mba?"

Kasir itu menatap sang gadis blonde "50.000,00 Non."

Dia mengangguk, mengeluarkan dompetnya dan langsung membayar "ini ya."

"Loh? Kok... Gak usah, biar kita pulang dulu nanti." tolak gadis itu.

"Gapapa. Santai aja, rajin rajin ya belanja kesini lagi."

"Tapi kan-"

"Udah ambil aja. Kakaknya juga?" tanya si blonde pada teman gadis yang ia bantu.

"Enggak. Udah dibayar kok."

Dia mengangguk "terima kasih sudah belanja di toko kami."

"Tapi ini kan!"

"Hihh dibilangin gapapa juga. Udah ambil aja." si blonde mengacak rambut hitamnya gemas "udah ya, lanjut kerja semuanya!"

"Saya pamit."

Gadis itu membuka mulut tak percaya "udah ayo pulang etdah dikasih rezeki jangan ditolak!"

>>>>

Suara gemericik air memicu terbukanya sepasang mata kucing yang tengah terlelap. Dia menyadari tempat disampingnya kosong, melihat kearah jam masih pukul setengah 5 pagi.

Tak lama Rosé keluar dengan rambut basahnya. "Kamu udah bangun." ujarnya lalu mrlangkahkan kaki menuju lemari.

Jennie mengucek mata "pagi-pagi kamu udah mandi. Mau kemana?"

"Aku ada urusan sebentar. Janji sebentar doang kok." dia berjongkok didepannya. "Nanti kamu jangan capek -capek. Awas ya bandel lagi, aku udah minta Bi Yanti kesini buat beresin rumah. Kamu udah 8 bulan, aku takut kamu kenapa-napa."

Jennie hanya menanggapinya dengan anggukan karena tangannya sibuk mengeringkan rambut pirang Rosé.

"Heh,,, denger kannnn?" tanya Rosé gemas dengan cubitan dipipinya.

"Iyaaa, aku faham Hubby."

"Yaudah aku pergi ya. Boleh kan?"

Jennie mengernyitkan keningnya "sekarang banget? Masih pagi loh ini."

"Ya kan aku ada urusannya sekarang Wifey. Boleh gak?"

Jennie tak kunjung menjawab "kalo gak boleh juga gapapa. Aku-

"Boleh kok."

"Hm? Beneran?"

"Iya,"

"Serius?"

"Iya.."

"Benarkah?"

"Iya Hubby..."

"Affh iyh?"

":)"

"Yaudah. Aku pamit ya istri, mau nitip apa?"

"Nitip seblak sama pop ice rasa choco cheese, tapi aku gak mau dikasih topping keju, mau dikasih seres aja yang banyak. Terus nanti seblaknya gak pake kol ya, kerupuknya banyakin."

"Aku aja yang bikinin gimana?"

"Mau mau!"

"Yaudah, pulang nanti aku bikinin kamu seblak."

"Pop Ice nya?"

"Aku beliin."

"Makasih Hubby."


<<<<


Seorang gadis duduk dengan tidak tenang didepan sebuah minimarket. Berharap bertemu dengan seseorang yang dia temui kemarin.

"Permisi,"

Merasa terpanggil, dia memalingkan wajahnya pada sosok gadis berbibir hati yang sedang duduk di bangku yang tersedia disana.

"Duluan aja. Nanti saya nyusul." ujarnya pada sang rekan.

Setelah hanya tinggal mereka berdua dia berbalik "iya saya? Kenapa ya?"

"Aku yang kemarin. Yang kamu bayarin belanjaannya."

Dia mengangguk ingat dengan kejadian itu "oh iya, ada apa?"

"Aku... Mau balikin uang kamu." gadis itu memberikan sejumlah uang padanya.

Dia memandang uang itu penuh tanda tanya "balikin?"

"Iya. Kemaren, segini kan?"

Dia menggeleng dan mendorong tangannya kembali "gak usah. Saya iklas kok."

"Tapi aku gak enak. Eum..."

"Gak masalah, cuma segitu. Kamu simpen aja ya? Saya masuk dulu."

Belum dua langkah dia pergi gadis itu kembali memanggilnya "hey,"

"Seenggaknya ambil roti ini." dia meletakkan satu potong roti yang dia buat ditangannya. "Ya?"

Dia menghela nafas "okay... Saya ambil." dia tersenyum "terima kasih Jisoo."

"Eh? Kamu tau nama aku?"

Dia mengangguk "tanda pengenal kamu jelas sekali. Selamat siang."












Kebayang gk si lagi demam terus mimpiin Jisoo lupa bawa dompet:)

24/365Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang