viii

538 69 3
                                    

Hari ini senyuman Jennie tak luntur dari bibirnya, hari ini tepat menginjak satu tahun pernikahan dia dan Roseanne. Dia tidak tahu apakah Rosé ingat atau tidak, soalnya tadi pagi dia tidak ada bersikap special atau aneh. Jadwalnya juga biasa, tidak terlalu lama atau dipersingkat.

Jadi mungkin Rosé lupa.

Suara mobil terdengar, itu mobil orang tua Rosé, Papi Park keluar bersama istrinya, Mami Park.

Mereka disambut dengan hangat, Jennie sengaja mengundang mereka karena akan mengadakan acara pesta kecil-kecilan.

"Ahh Menantu Mami. Apa kabar sayang?" tanya Mami Park saat memeluk Jennie. "Baik Mih,"

Lalu Mama Kim datang dengan Ronni digendongannya "Yaampun cucu Opa udah gede aja." Papi Park melangkah pada cucunya "mau gendong Ronni Pak Park?"

"Iya Bu, sebentar aja, kangen udah lama gak ketemu." Mami Park yang sedang merangkul menantunya "Oh ya Jennie, Rosé udah tau?" tanyanya.

Jennie menggeleng "belum Mi. Biar jadi kejutan gitu."

"Oh ya sekarang pada lagi ngapain?" tanya Papi Park.

"Kita cuma lagi masak-masak aja. Abis Rosie pulang nanti kita buat kejutan kecil terus makan-makan bareng. Kalo gak salah Rosie pulang sekitar pukul 8 jadi gak terlalu malem gitu."

"Ide bagus. Rosie sibuk banget sampe gak ada waktu buat kumpul kumpul ya kita." timpal Mami Park.

"Nah makanya. Aku juga cuma malem sama pagi doang bisa ketemu Rosie. Itupun kalo aku gak ketiduran atau kesiangan."

"Yaudah yuk Mami bantuin sayang."

"Aku mau lanjut dekor kue nya."

"Bu Kim lanjut aja. Biar Ronni saya yang asuh." ujar Papi Park.

"Gapapa nih?"

"Iya, Roron juga kangen Opa kan?" bayi itu tersenyum dengan giginya yang belum pada tumbuh.

Dia menghela nafasnya. "Jennie..."

o0o

Tepat pukul 8 Rosé pulang. Wajahnya terlihat lelah, tapi dia ingat anaknya sudah bisa tersenyum dan tertawa, dia jadi kembali tegak.

Pintu terbuka, keadaan gelap.

"Kok gelap?"

Kayak jokes si ikan.

"Surprise!"

Mata Rosé berbinar saat melihat keluarganya lengkap ada disini, "apa ini?"

"Udah aku duga kamu lupa. Ini Anyversary pernikahan kita Hubby."

"Oh ya?"

"Nah kan pikun.  Kakak Udah jauh jauh dari Aussie balik ke Korea bukan buat liat ke pikunan kamu ya dek."

"Kak Elis kapan balik!?"

"Ngomong sekali lagi sepatu gue nyium muka lo dek."

Rosé tertawa kecil lalu melepaskan tas nya. Dia memeluk Jennie sebentar lalu mencium keningnya, dia juga menggendong Baby R juga menciumi pipi gembulnya.

"Tiup lilin dulu." Alice memegangi kue yang Jennie buat tadi.

"Aduh kakak, gelar aja sarjana hukum. Ini tuh yang ditiupnya Api nya bukan lilin nya!"

"Whatever."

"Ayo Hubby,"

Mereka menutup mata dan meniup lilin- maksudnya api di lilin itu hingga padam.

"Yeayy..."

Jennie memeluk dua orang yang paling dia sayangi didunia seraya tak henti-hentinya mengucap syukur.

"Kita makan-makan yuk!" ajak Alice lalu berlalu pergi ke meja makan.

"Hubby mau makan apa? Aku udah masakin ini buat Hubby."

Rosé duduk di tempatnya. "Siapa yang masak nih?"

"Aku! Awas aja jadi Chef Juna dadakan."

"Dih, enggak dong." Jennie tersenyum lega dan meletakkan beberapa makanan didalam piring Rosé.

"Orang aku sukanya Chef Renata."

"Tau ah, kalo komen macem-macem aku ngambek nih."

"Iya iya ah, anti kritik banget kamu. Kalo gak mau di kritik kapan berkembangnya?"

"Kritik itu membangun ya, kamu sukanya bikin down."

"Ehhh baru aja ngerayain setahunan udah pada ribut lagi,"

"Rosie tuh."

"Dih, ngambekan banget." Rosé tertawa bersama Ronni yang gak tau apa-apa.

Mereka makan dengan khidmat hingga selesai, Namun mereka tak langsung meninggalkan meja makan. Setelah semua piring dan perabotan disisihkan, Jennie membuka suaranya.

"Makasih udah nyempetin waktu buat datang ke acara kecil-kecilan aku. Papi, Mami, Kak Alice. Karena selain mau ngerayain hari special ini, aku juga mau memerjelas hubungan aku sama Rosie."

Rosé mengernyitkan keningnya "memperjelas gimana? Kamu mau lamar aku? Sayang kita udah setahun nikah."

"Aku tau. Tapi masih ada yang belum jelas Rosie."

"Apa?"

"Ya... Pernikahan kita."

"Maksud kamu apa sih hmm? Gak ngerti aku sumpah."

Alice berinisiatif mengambil Ronni dari gendongan Rosé "Aku tau Rosie."

"Hmm? Tau? Tau apa?"

"Aku tau kamu. Perasaan kamu, aku gak mau minta pisah sama kamu, tapi kalo itu yang kamu mau aku gak nolak."

"Jen, yang jelas kenapa? Kamu tau aku? Perasaan aku tuh maksudnya gimana sayang."

"Rosie! Demi Tuhan. Didepan keluarga kita berdua, selagi masih disini, masih sampai sini. Aku minta kejelasan sama kamu, aku tau itu, hubungan kalian? Perempuan itu? Aku tau!"

"Rosé! Maksudnya apa!?" tanya Mama Kim Shock.

"Aku juga gak tau Ma, Jennie, kamu kenapa sayang? Kalo ngeprank gak lucu loh."

"Aku serius kok. Kamu fikir aku gak tau Kim Jisoo siapa?"

Kini Rosé bungkam. Tak hanya dia, Papi Park, Mami Park bahkan Alice sama diamnya.

"Kamu tau dia kan? Kenal dong masa enggak." Jennie mengeluarkan beberapa foto yang dia lihat tempo hari.

"Jennie Maaf..."









Ini gw ngetiknya marathon. Stres aing kebanyakan ide tapi gaada yang gw tuangin di wattpad tuh!

24/365Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang