4. Penambah luka (flashback)

14 0 0
                                    

Ceklek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek

Ashyel tidak bisa membendung air matanya lagi, kembali dia menangis di balik bilik toilet, diatas closet duduk menahan mulutnya yang mengeluarkan suara isakan.

Ashyel sampai sesenggukan, jemari cewek itu gemetar memperbaiki seragamnya yang berantakan.

Badannya sakit karena didorong berkali kali oleh Ylona, rambutnya dijambak, lalu ditampar begitu keras.
Terlebih teman teman Ylona yang juga teman sekelasnya, berencana membuka bajunya untuk direkam sebagai ancaman, tapi beruntung opsi terakhir tidak terjadi karena anak-anak lain rusuh ingin masuk kelas.

Ylona tentu saja kesal, dia sewot dengan anak-anak cowok, yang akhirnya mereka saling memaki.
Ashyel saat itu mengambil kesempatan untuk kabur, dan kini sudah berakhir di toilet.

Ashyel mengambil ponselnya, dia membuka aplikasi WhatsApp dan mencari satu nama.

Ashyel mengambil ponselnya, dia membuka aplikasi WhatsApp dan mencari satu nama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ashyel memandangi cukup lama layar percakapan itu, air matanya kembali luruh.
Meskipun dia tau bundanya tidak akan pernah mau membalas, Ashyel tidak pernah berhenti mengirimi pesan. Cewek itu kembali menggulir pesan pesan yang tidak pernah terbalaskan padahal sering kali bundanya dalam status online, Ashyel tersenyum miris rasa sakit itu semakin bertambah Kala melihat foto profil bundanya adalah Xafega dan Ylona.

***

Ashyel baru beranjak dari toilet setelah mendengar bunyi bel, selalu seperti ini setiap kali dia diganggu, bersembunyi adalah satu satunya pilihan.

"Permisi Bu" ucap Ashyel pelan, bukan Kali pertama lagi dia masuk terlambat, dia bahkan sudah mendapat peringatan sebelumnya.

"Lagi!" Bu lesha menatap malas.
"Ashyel saya sudah berusaha menghargai kamu, tapi kenapa sulit sekali kamu menaati aturan, selalu telat begini, kalau ada masalah tolong disampaikan pada ibu"

"Maaf Bu" Ashyel menunduk takut.

"Duduk!"

Ashyel berjalan kearah kursinya, dia tidak berani mengangkat kepala, semua seisi kelas menatap tak suka padanya.

ALIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang