Someone Like You

245 6 0
                                    

"Terima kasih telah berbelanja di supermarket kami" ucap seorang kasir berparas menawan bernama... (ku lirik name tag yang terpasang rapi di baju seragamnya) Ten Lee? hmm.. nama yang cukup unik.
"Maaf Sir, silahkan maju antrian masih panjang" lamunanku buyar seketika saat kasir cantik ah ralat Ten memanggilku untuk segera maju dan membayar belanjaan ku, dengan sedikit malu aku mulai berjalan maju dan berharap bahwa Ia tidak tahu jika sedang ku perhatikan dari tadi.

Ku amati paras manisnya ketika sedang menata barang belanjaan ku ke dalam kantong plastik, hidung mancung dan warna mata biru cerah menambah nilai cantik di mataku.

"total semuanya 50 dollar Sir" untuk yang kedua kalinya lamunanku buyar karena dirinya. "ah ya, ini" ucapku seraya memberikan sejumlah uang yang totalnya 50 dollar.
Aku segera menerima kantong plastik yang Ia sodorkan kepadaku dan berbalik pergi dengan diiringi "Terima Kasih telah berbelanja di supermarket kami", sungguh suaranya terdengar sangat lembut di telingaku. Oh God! Aku bisa gila jika terlalu lama memandang wajahnya, aku harus kembali kesini besok. Ya, harus!

The Next Morning

Pagi nya aku benar-benar datang kembali ke supermarket tempat si manis Ten bekerja, entahlah aku hanya ingin melihat wajah cantik Ten yang sudah membuat ku terpesona sejak pertama kali aku melihatnya. Kali ini aku hanya membeli satu kaleng minuman soda.
Aku tidak ingin membeli apapun sebenarnya karena kemarin aku sudah belanja banyak. Saat di kasir aku memberanikan diri untuk mengajaknya berbicara.

"Hi Ten" ia terlihat agak sedikit kaget ketika ku sapa. "ya Sir, ada yang bisa saya bantu?" damn! Aku sangat menyukai suaranya, tak berniat basa-basi aku langsung saja "bisakah kita berbicara sebentar? Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat"
Ku lihat pipi nya merona aish.. manisnya.. ia dengan sedikit gugup berkata "maaf, tapi saya sedang bekerja". 
"bagaimana jika saat jam istirahatmu saja?" aku masih terus mencoba mencari cara "baiklah, pukul 1 siang"

"aku akan datang lagi nanti" setelah mengatakan itu aku langsung pergi keluar dari supermarket, aku tidak bisa menahan rasa bahagia. Senyumku mengembang begitu saja, di perjalanan pulang pun aku merasa jantung ku berdegup sangat kencang. Damn it! Dia sangat berpengaruh untuk kesehatan jantung ku!

Pukul satu kurang 15 menit aku sudah sampai di supermarket. Aku tidak masuk ke dalam karena aku sedang tidak ingin membeli sesuatu, jadi ku putuskan untuk menunggunya di kursi tunggu yag tersedia. Aku mengambil posisi kursi yang menghadap pintu masuk supermarket. Tidak lama kulihat Ten keluar dari supermarket, ia terlihat bingung mencariku. Ku lambaikan tanganku untuk memberi tahu posisi ku, ia mengampiriku dengan sedikit tergesa.

"Maaf, apakah kau sudah menunggu lama?" tanya nya. "tidak, silahkan duduk" jawab ku sambil berusaha menetralkan nafasku. Beberapa menit berlalu namun hanya ada keheningan di antara kami berdua. Aku yang tidak tahan akhirnya memulai pembicaraan "ehm... Aku Johnny Seo, kau bisa memanggilku Johnny" seraya mengulurkan tangan berharap ia membalasnya.

Dapat ku dengar nada suara ku sedikit gemetar. "aku Ten, kau sudah mengetahui nama ku bukan?" ia membalas uluran tanganku di sertai dengan senyum manisnya yang ku rasa dapat mengalahkan rasa manis dari gula. Okay, aku memang berlebihan.

Semenjak itu aku dan Ten menjadi sangat akrab bahkan bisa dibilang sangat dekat. Kami mulai bertukar pesan lewat telepon dan terkadang aku akan menjemputnya pulang dari toko lalu mengantarkannya dengan selamat hingga sampai dirumah nya. Kami juga sering pergi keluar bersama. Entah itu ke tempat-tempat wisata atau hanya sekedar mengelilingi kota sambil tertawa bersama.

2 bulan waktu yang ku butuhkan untuk meyakinkan diriku sendiri. Lalu, di malam saat hari ulang tahunnya aku memberanikan diriku untuk menyatakan perasaan ku.

Di bawah langit malam berhiaskan bintang, aku bersimpuh dan menggenggam sebelah tangannya. Ku berikan cincin dengan ukiran
'Ten Seo' di dalamnya.

"Aku memang belum mengenalmu lama, aku juga bukan Pria sempurna seperti yang ada di cerita dongeng. Tapi aku tulus mencintaimu dan ingin bersamamu selamanya. Aku ingin melihat mu menggendong puteri kecil kita dan melihat wajah kesal mu karena ulah jagoan kecil kita, aku ingin kamu sebagai orang pertama yang aku lihat saat aku membuka mata. Jadi... mau kah kau menikah denganku, menghadapi kerasnya dunia bersamaku, dan menjadi seseorang yang selalu bersamaku hingga aku tua bahkan hingga aku tiada?"

Kulihat ia mengernyitkan dahi nya, namun setelah itu air mata turun membasahi pipinya. Ia menerjangku dan berteriak se kencang-kencang nya "Aku mau... aku bersedia menjadi pendamping hidup mu Tuan Seo, ya.. aku mau.." dengan posisi aku duduk sembari membawanya kedalam pangkuanku, aku tertawa lepas. Ku dengar ia juga tertawa namun ada sedikit isak tangis bahagia disana. "Terima kasih... Aku mencintaimu Sayang"

"When I saw you, I fell in love
And you smiled, because you knew." – William Shakespare

END

All About Us [JOHNTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang