Sejujurnya, Harry tidak tau harus pergi kemana. Dia berjalan dengan lemas karena tidak punya lebih banyak tenaga untuk berlari. Dia berharap dia punya kekuatan super...
Harry mengusap-usap tangannya sendiri. Mencari kehangatan diudara yang membeku seperti ini. Harry nyaris hiportemia tentu saja. Tapi dia berusaha untuk tetap hidup, hingga sebuah mobil melaju cepat disampingnya, membuatnya terkejut nyaris terjun ke jurang.
Harry jatuh tersuruk dipinggir jalan, tas dan setengah tangannya tertanam di salju. Ia meringis dan berusaha bangkit. Mobil yang tadi ugal-ugalan berhenti 2 meter didepannya. Harry ketakutan. Bagaimana kalau itu orang jahat? Dia masih 12 tahun. Dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Orang itu berjalan keluar dari mobilnya. Berpakaian serba hitam dengan simbol aneh dijaketnya. Harry mundur satu langkah disetiap lima langkah pria itu maju. Harry ketakutan setengah mati melihat pria botak itu.
"Kumohon, jangan lari." kata pria itu.
Harry diam. Menunggu dan mendengarkan. Pria itu tersenyum dan membetulkan jaketnya. "Sedang apa kau disini?"
Harry menunduk dan mengeluarkan kertas dari dalam jaketnya. Kertas inilah yang jadi pedoman hidupnya. Kertas ini yang membawanya kemari.
Harry mengoper kertas itu. Tidak takut kertas itu akan hilang diterjang angin, karena, Harry sudah hafal betul semua kata-kata dalam kertas itu. Bagaimana tidak? Dia selalu membacanya sebelum tidur.
Pria itu membaca kertas yang diberikan Harry dengan tatapan terpukau yang tidak bisa Harry tebak.
"Ada urusan apa kau kesana?"
"Tidak, Sir. Ibu panti asuhan saya berkata kalau mereka mencari saya. Saya mungkin memang seharusnya berada disana."
Hening.
Pria itu meremukkan kertas Harry dan jantung Harry melompat dan bergemuru. Telapak tangannya semakin dingin saja. Dia mungkin sedikit lagi akan membeku.Pria kurang ajar itu melempar kertas Harry dan menelusupkan tangan kedalam jaketnya. Remang-remang malam menyembunyikan wajah coklat si Pria. Tangan pria itu keluar berdampingan dengan pistol mini yang selalu jadi mimpi buruk Harry.
"Tidak. Mutan sepertimu seharusnya berada di neraka."
BUM.
-continue.