08|Menyesal Sekarang?

156 17 0
                                    

"Kok hati gue sakit sih, harusnya gue biasa aja, dia itu udah jahat sama tubuh ini. Tapi kenapa gue malah nyesek dan ngerasa kasihan sih" Gumam Alice menatap pantulan wajahnya pada cermin kamar mandi.

Setelah membasuh wajahnya, dan memperbaiki penampilannya. Alice pun berjalan menuju rooftop, tempat dimana para sahabatnya berada.

Sedangkan disisi lain, dua pria dengan paras serupa sedang berbincang di taman sekolah mereka. Taman dari Viola High School memang ada dua, satunya di belakang dan satunya di samping.

Taman samping sekolah jarang di kunjungi sebab kesannya yang sedikit angker serta rumor buruk yang beredar tentang taman itu. Namun bagi kedua bersaudara itu, taman itu bukanlah tempat se menyeramkan itu.

"Kita kayaknya beneran kehilangan dia? Hati gue sakit denger dia ngomong kalau kita gak pernah anggap dia Adek. Padahal dulu kita yang paling semangat pas tau kehadiran dia di perut Mamah" Ujar Aldean pada kembarannya.

"Mau gimana lagi Dean, kita mau bersikap baik ke dia pun udah terlanjur terlambat. Gunanya bersikap gitu sekarang apa? Berubah sekarang cuma bakal buat tanda tanya ke dia dan orang-orang, lagi pula kenapa lo tiba-tiba pengen berubah gini? Padahal dulu lo paling benci sama Alice?" Tanya Aidan pada kembarannya.

Aldean menghela napas pelan. "Tapi biar gimana pun dia saudari kita. Gue sadar, selama ini gue udah kelewatan sama dia, gue hina dia di depan orang-orang, gue biarin dia di kucilin sama sepupu kita. Tapi gue pengen berubah"

"Alasannya gue pun bingung, tapi semalam gue dapet mimpi Dan, disana gue liat Alice pergi dari kita, dia pergi ke tempat yang jauh banget dan gak bisa kita gapai. Gue liat Mamah Papah nangisin Alice, bahkan lo dan gue pun sama sedihnya"

"Abis itu, kehidupan kita berubah, semakin dingin dan kejam. Kakek dan Nenek pun gak pernah kembali lagi dan para keluarga kita yang lain keliatan penuh penyesalan. Hati gue paling sakit pas gue liat Alice pergi tanpa bisa gue gapai balik Dan. Rasanya sesak" Tutur Aldean.

Sungguh, semalam Aldean bermimpi, mimpi yang terasa begitu nyata. Namun Aldean serasa melihat setiap kepingan itu, seakan menonton sebuah film yang diperankan oleh keluarganya.

Aidan diam mendengar cerita kembarannya, sebenarnya Aidan tak begitu membenci Alice, bahkan kata benci pun tak cocok untuk dirinya pada Alice. Aidan hanya tidak bisa mendekatkan dirinya pada sang adik.

Aidan tak tau cara mendekati Alice, sebab Alice sendiri tinggal di apartemen, kelas mereka berbeda, di sekolah Alice selalu berusaha mendekati dirinya namun Aidan risih dengan cara Alice. Karna itu dirinya hanya dapat diam dan terus diam meski melihat adiknya disakiti.

Aidan tau, dia bukan pria bodoh yang tak tau bahwa adiknya merasakan rasa sakit selama ini. Dipaksa untuk menjadi yang terbaik, ditekan oleh orang-orang disekitarnya dan di rendahkan oleh orang yang di cintainya. Apa ada orang lain yang mampu bertahan di posisi itu?

"Lo sendiri apa masih mau bersikap dingin ke Alice? Sedangkan kalau di cermati baik-baik, dia gak pernah jahat atau gangguin kita gimana" Ujar Aldean.

"Hahaha lo pada ngomong apa sih? Gak salah denger nih guys? Kalian pengen deketin diri kalian sama Alice, hey dude dia itu perempuan gak baik yang cuma bisa buat malu" Ujar seorang pria yang tak lain adalah teman dari twins A.

√√√√√√√

527 kata
24 Oktober 2022

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rizka Atau Alice??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang