ALGORITMA 17

127K 10.7K 359
                                    

Bibir Raisa kelu, laki-laki yang tengah memeluknya adalah laki-laki yang bahkan baru ia kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bibir Raisa kelu, laki-laki yang tengah memeluknya adalah laki-laki yang bahkan baru ia kenal. Rasa hangat menjalari tubuh Raisa, ia tak lagi menangis. Beberapa menit Saga masih dalam posisinya itu, tanpa mau melepaskan Raisa.

"Berdiri," ucap Raisa dengan suara serak, Saga lalu mendongak menatap Raisa diatas sana. Laki-laki itu kemudian berdiri, dan kembali menghapus air mata Raisa.

"Udah jangan nangis lagi ya," ujar Saga, ia menatap gemas pada Raisa, hidung gadis itu memerah.

"Gue bakalan nemuin orang tua lo selesai acara pertandingan," putus Saga.

"Nggak boleh," sergah Raisa, itu bukan ide yang bagus.

Laki-laki itu mengenyitkan dahinya, memangnya kenapa jika ia bertemu dengan orang tuanya, padahal untuk bertanggung jawab dan meminta restu.

"Gue bakalan tetap nemuin orang tua lo," kekeuh Saga.

Raisa memijat pelipisnya. "Nggak semudah itu lo nemuin orang tua gue," ujar Raisa, jika hal itu terjadi akan di pastikan Saga akan mati hari itu juga. Papanya akan memukul Saga habis-habisan itu sudah pasti.

"Itu bukan ide yang bagus," lanjut Raisa. Saga mengatupkan bibirnya, ia menatap Raisa dengan pandangan tak terbaca.

"Apapun konsekuensinya gue bakalan tetap nemuin orang tua lo, dan minta restu, kagak direstuin tinggal gue bawa kabur Lo," Raisa dibuat terkejut oleh perkataan laki-laki itu yang menurutnya cukup gila.

"Gila," gumam Raisa.

"Yes! that's me, dan Lo udah tau kan siapa gue? Kalo lo lupa gue ingetin lagi, gue Sagaragas Altair Galaksa, ganteng, calon suami sekaligus calon ayah dari kecebong Lo," tutur Saga dengan bangganya, Raisa mendengus kesal laki-laki ini membuat moodnya yang buruk bertambah buruk.

Saga menggenggam tangan Raisa. "Jadi, gue harap lo nggak bertindak bodoh sebelum Lo menyesal untuk selama-lamanya, dan mending lo tidur di apartemen gue," lanjut Saga.

"Lo jangan gila, gue nggak mau," Raisa berusaha menarik tangannya, namun genggaman Saga terlalu erat.

"Gue nggak nerima penolakan, gue nggak mau lo nekad kayak tadi," ujar Saga dengan serius.

"Gue nggak mau, bisa lepasin tangan gue nggak," bentak Raisa.

"Shuttt," jari telunjuk Saga menyentuh bibir Raisa, agar dia berhenti berbicara keras.

"Bumil nggak boleh teriak nanti kecebong gue kaget," celetuk Saga. Raisa kembali memberontak ingin melepaskan genggaman Saga, namun tiba-tiba perutnya berbunyi.

𝗔𝗟𝗚𝗢𝗥𝗜𝗧𝗠𝗔 (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang