"Papa lagi nggak bercanda kan?"
Seorang gadis dengan rambut ikal itu menatap tak percaya,berharap ini semua hanya lelucon belaka.
Pria paruh baya yang duduk disampingnya itu memegang bahu anak tunggalnya itu pelan,
"Buat apa papa bercanda"
"Pa aku nggak mau kalo harus satu kampus sama dia,kost deketan atau apalah itu aku nggak mau!" Fara menolak tidak terima.
"Loh kenapa? Dafa kan anak baik-baik,papa yakin dia bisa jagaian kamu disana"
Fara mengusap wajahnya kasar," Pa,dia kan cuma cucu angkat kakek,ga jelas asal usulnya darimana. Kenapa dia harus dikuliahin juga? Gimana kalo selama ini dia cuma manfaatin keluarga kita? "
"Fara jaga kata-kata kamu ya,Dafa sudah dianggap seperti anggota keluarga kita. Dia bersama kita sejak dia masih kecil nak...papa kenal baik dan tau pasti dengan karakter Dafa,dia anak yang baik-baik" Ujar papa Fara membela.
"Bener apa kata papa kamu,lagian kalian sudah saling kenal satu sama lain juga kan. Bahkan kalian sudah berada di 1 sekolah yang sama dari TK hingga SMA" Mamanya ikut menimpali.
Fara menghela napas kasar," Mending aku gausah kuliah aja kalo gitu"
"Fara!" Bentak papanya nyaring,sungguh dia tidak habis pikir dengan putri semata wayangnya ini.
"Aku gamau kalo harus sama Dafa! Lagian aku bisa jaga diri aku sendiri disana,aku ga butuh dijagain sama dia. Aku dah gede pa,aku bisa urus diri aku sendiri"
Fara mencoba meyakinkan kedua orangtuanya itu,tapi tetap saja itu tak digubris. Papanya tetap bersikeras menyuruhnya untuk kuliah. Dan tentu saja,dengan Dafa yang turut serta akan ikut bersamanya kesana.
Fara pun pergi meninggalkan ruang keluarga dengan air mata yang sedari tadi dia tahan,dan setiba di kamarnya dia menangis sejadi-jadinya sambil meninju bantal yang ada dihadapannya. Sosok wajah Dafa muncul dipikirannya,gara-gara cowok itu semuanya jadi seperti ini.
Kalau dipikir-pikir dari dulu sebenarnya Dafa selalu mendapat nilai plus di hadapan keluarganya. Mulai dari kakek neneknya yang sangat menyayanginya dibanding cucu kandungnya yang lain,lalu kemudian paman dan tantenya yang selalu memanjakan cowok itu,bahkan cowok itu sampai turut serta ikut papanya ke kantor untuk membantu kerjaan disana.
Pada intinya semua anggota keluarga Fara menyukai cowok tersebut,entah tekhnik apa yang digunakan anak itu hingga menarik hati semua orang. Dafa seakan menjadi seseorang yang merebut segalanya yang ada pada Fara,termasuk dalam hal kasih sayang orang tuanya. Kadang selintas pernah terpikir di benaknya bahwa Dafa lah anak kandung mereka,bukan Fara.
"Bisa gila gue kalo kek gini caranya!" Teriak Fara dengan meninju bantal sekuat tenaga.
Lalu kemudian dia meraih ponsel diatas nakas,dan menelpon 1 nomor disana. Dan tak butuh waktu lama,telepon itu langsung tersambung dengan suara seseorang yang mengucapkan kata "Halo" dari seberang sana.
"Cukup ya Daf,lu kenapa sih selalu cari muka dihadapan ortu gue?!"
Tak ada sahutan darinya,mungkin dia bingung apa maksud Fara.
"Gausah pura-pura gatau gitu"
"Maksud lu?"
"Gue minta sama lo,bilang sama papa gue kalo lo gamau kuliah bareng gue"
"Kenapa?"
Fara berdecih mendengarnya," Gue males kalo harus sama lo, lo kesialan bagi gue. Paham?"
"Terserah lu,tapi papa lu sampe mohon-mohon sama gue. Kalo udah gitu,lu pikir gue bisa nolak?"
"Lo sadar ga sih kalo selama ini gue benci sama lo? Selama ada lo gue tersiksa tau ga!"
"..."
"Gue ga mau liat lo lagi,kenapa lo nggak pergi aja dari keluarga gue ?! Oh iya gue lupa,lu kan ga punya rumah, gapunya keluarga,bisanya Cuma jadi parasite buat orang lain aja ckck"
"..."
"Andai lu ga masuk dalam keluarga gue,gue pasti bahagia banget" Fara tersenyum miris.
"..."
"Lu bisa ga sih pergi jauh-jauh dari kehidupan gue?"
" Kalo gue bilang ga bisa gimana?"
Fara menoleh ke arah jendela kamarnya yang terbuka,dan tampak jelas di balkon sebrang sana,seorang Abimanyu dafa ranendra menatapnya dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan.
"Semakin lo ngebenci gue,gue bakal selalu muncul di hadapan lo"
Hai hai! Jangan lupa tinggalkan jejak ya!♡ - with love,Aurysthela
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟖 𝐥𝐞𝐭𝐭𝐭𝐞𝐫𝐬 [𝐎𝐧 𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠] ✅
Fanfiction"Lu bisa nggak sih pergi jauh-jauh dari hidup gua?" "Kalo gue bilang nggak bisa,gimana?"